Studi Interaksi Obat terhadap Cangkang Kapsul

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Sumber: https://fin.co.id/

Kelompok studi Drug Delivery System dari Fakultas Sains dan Teknologi dan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga telah berhasil mendapatkan interaksi yang signifikan antara  cangkang kapsul keras dan bahan aktifnya yaitu salisilamid (SCA).

Penelitian ini merupakan kelanjutan dari pengembangan cangkang kapsul nabati berbasis rumput laut yang diharapkan mampu menjadi alternatif pengganti kapsul berbasis gelatin. Matriks obat, yang juga dikenal sebagai sistem pengiriman obat (DDS), dapat diproduksi dengan berbagai bentuk dan dari bahan yang berbeda.  Salah satu dari matriks yang banyak digunakan adalah bentuk kapsul. Waktu yang digunakan untuk penelitian ini cukup lama sebab sangat sedikit informasi yang tersedia mengenai efek antara interaksi obat terhadap sediaannya. Dalam hal ini adalah interaksi antara cangkang kapsul keras yang berasal dari rumput laut dan salisilamid (SCA) sebagai obatnya. Matriks kapsul cangkang keras dibuat dari κ-carrageenan (CRG), diikat silang dengan maltodekstrin (MD), dan plasticized oleh sorbitol (SOR). Sebagai pembanding digunakan  parasetamol (PCT). Seperti kita ketahui suatu obat akan memberikan efek kalau sudah terlepas dari pembawanya. Pada penelitian ini bahan obat dimasukkan dalam cangkang kapsul keras. Tahap selanjutnya membandingkan sifat fisika kimia antara kedua bahan tersebut dengan menggunakan  analisis komputasi untuk membantu menggambarkan interaksi matriks (kapsul) dan obatnya. Interaksi obat-matriks adalah salah satu yang paling sering  mempengaruhi mekanisme profil pelepasan obat.

Pengujian pelepasan atau disolusi dilakukan pada berbagai pH karena penghataran obat dalam sediaan kapsul digunakan melalui oral. Pada penghantaran sediaan dalam bentuk kapsul peroral maka kemungkinannya pelepasan interaksi antara matriks dan obat terjadi di lambung atau usus halus. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pelepasan obat dari kapsul karena molekul obat dapat langsung berinteraksi dengan matriks molekul, sehingga akan menurunkan kelarutan bahan aktif dan / atau memperlambat pelepasan dari matriks. Uji secara in vitro sebagai media pelepasan atau disolusinya digunakan cairan pH 1,2dan pH 4,5 di untuk lambung, dan usus halus pH 6,8. 

Tahapan penelitian pertama disiapkan kurva standar untuk menentukan konsentrasi SCA di setiap hasil.  Larutan standar primer dari masing-masing media disiapkan dengan mengencerkan 10,0 mg SCA dalam 100 mL media sampai menghasilkan larutan 100 ppm. Setelah itu, SCA 100 ppm diencerkan kembali sehingga diperoleh 1, 10, 20, 40, dan 50 ppm solusi. Kurva standar SCA pada pH 1.2, 4.5, dan 6.8 media dibuat dengan memplot absorbansi SCA larutan pada 236,6 nm vs konsentrasi. Pengujian disolusi dilakukan sesuai rekomendasi USP 37 (2014). Enam buah CRG-MD / SOR kapsul   mengandung SCA itu ditempatkan di 900 mL. Suhu  medium disolusi di 37 ± 0,5 ° C. Sejumlah 10 mL sampel diambil dari  larutan masing-masing labu disolusi pada interval waktu yang telah dan diganti dengan 10 mL larutan  media untuk menjaga kondisi sink. Konsentrasi SCA dari semua sampel yang dikumpulkan dan diukur menggunakan UV-Vis Spektrofotometer pada panjang gelombang (l ) maksimumnya yaitu 236,6 nm. Selanjutnya dibuat profil disolusi dengan  mem plot kan antara akumulasi konsentrasi terhadap waktu.

Dari hasil uji diketahui bahwa dalam pH media yang berbeda, laju disolusi obat salisilamida dari kapsul rumput laut berbeda signifikan secara statistik dengan laju disolusi dari parasetamol dari kapsul yang sama. Sebagai contoh, faktor similaritas dari perbandingan profil disolusi parasetamol dan salisilamida adalah sebesar 39,40 pada pH 1,2.

Dengan didapatnya hasil penelitian ini, studi ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap pengembangan produksi sediaan obat alternatif yang dapat menjadi pilihan lain selain menggunakan gelatin sebagai bahan dasar sediaan obat tersebut.

Penulis: Esti Hendradi

Artikel lengkapnya dapat dilihat pada link berikut ini,

https://journal.ugm.ac.id/ijc/article/view/55047/29599

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp