Rekayasa Jaringan Tiga untuk Regenerasi Penyakit Pulpa Menggunakan Kombinasi SHED, PRF, dan Chitosan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Sumber: Unud

Dalam mengembalikan vitalitas gigi, material yang memiliki kemampuan regenerasi pulpa dibutuhkan. Rekayasa jaringan merupakan suatu teknologi yang menciptakan jaringan tiga dimensi dengan mengombinasikan sel, molekul bioaktif, dan scaffold. Rekayasa jaringan diyakini sebagai inovasi terbaru dalam menangani penyakit pulpa dikarenakan dapat membentuk jaringan baru dengan struktur kompleks sehingga dapat membantu regenerasi pulpa gigi.

Human exfoliated deciduous teeth stem cells (SHED) memiliki kemampuan dengan membentuk sel yang spesifik untuk membantu membangun dan memperbaiki pulpa. SHED berasal dari gigi sulung yang telah dieksfoliasi, yang dapat mengekspresikan berbagai macam marker seperti CD19, CD29, CD31, CD34, CD90, CD146, CD105, CD73, CD44, dan CD10. SHED mampu merangsang diferensiasi odontoblast, salah satu sel utama dalam regenerasi pulpa, dengan meningkatkan faktor yang berhubungan dengan diferensiasi seperti dentin matrix protein-1 (DMP-1) dan dentin sialophosphoprotein (DSPP). Kedua faktor ini merupakan kunci untuk pembentukan jaringan pulpa. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa SHED dapat berdiferensiasi menjadi odontoblast fungsional secara in-vitro, dengan hasil berupa jaringan pulpa yang dapat dibandingkan dengan jaringan pulpa alami secara struktural dan seluler.

SHED ini dikombinasikan dengan growth factor dalam bentuk platelet rich fibrin (PRF) untuk mengarahkan pertumbuhan dan diferensiasi dari SHED. PRF sendiri memiliki struktur fleksibel yang dapat menopang migrasi seluler. Secara bertahap, PRF dapat melepaskan growth factor seperti transforming growth factor beta (TGF-b), insulin growth factor (IGF), platelet derived growth factor (PDGF), epidermal growth factor (EGF), vascular endothelial growth factor (VEGF), dan fibroblast growth factor (FGF) ke dalam jaringan. TGF-b memiliki fungsi sebagai mediator untuk refenerasi jaringan melalui pembentukan fibroblas dan meregulasi diferensiasi odontoblast. PDGF merupakan regulator utama untuk migrasi dan proliferasi sel punca. EGF memiliki kemampuan untuk merangsang mitosis sel punca. IGF dan FGF meningkatkan diferensiasi odontogenik melalui aktivasi jalur persinyalan MEK/ERK dan deposisi matriks ekstraseluler pada sel yang sedang berdiferensiasi. VEGF bertugas untuk meningkatkan pembentukan pembuluh darah baru, membawa nutrisi, dan meningkatkan laju darah menuju area regenerasi. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa PRF mampu meningkatkan pembentukan jembatan kalsium pada servikal gigi, penebala dinding dentin, dan penutupan akar gigi. Dalam penelitian tersebut, saluran akar gigi juga tertutupi oleh pembentukan jaringan pulp-like yang tersusun atas pembuluh darah dan sel fibroblast-like.

Kemudian, kombinasi tersebut ditanamkan dalam scaffold kitosan untuk memfasilitasi struktur jaringan pulpa. Scaffold kitosan dalam bentuk hydrogel memiliki kekentalan yang rendah, sehingga lebih mudah diaplikasikan ke dalam prosedur yang membutuhkan material yang dapat mengalir untuk mempermudah injeksi yang mudah menuju area target. Dengan porositas yang tinggi dan sifatnya yang hidrofilik, scaffold kitosan mampu memfasilitas serta meningkatkan sel kolonisasi dan proliferasi dengan baik melalui rangsangan secara signifikan terhadap ekspresi COL-1, ALP, DSPP, dan DMP-1, menghasilkan lima kali lebih banyak deposisi matriks termineralisasi. Kondisi ini mampu menginduksi penutupan dan pertumbuhan akar gigi dengan cara meningkatkan ketebalan, yang dibutuhkan dalam regenerasi jaringan gigi.

Kombinasi SHED, PRF, dan scaffold kitosan menjanjikan sebagai perawatan baru untuk sistem regenerasi jaringan pulpa dan akar yang kompleks. Kombinasi ini menyokong satu sama lain untuk membentuk jaringan baru. Kitosan sebagai wadah utama untuk SHED dan PRF dipercaya dapat membawa sel dan growth factor untuk mencapai dan mengisi seluruh saluran akar hingga mencapai foramen apikal, dimana foramen apikal sendiri merupakan sumber utama untuk vaskularitas dan inervasi sebuah gigi. Ide dari kombinasi ini diharapkan dapat diimplementasikan dan dapat diteliti, baik secara in-vitro maupun in-vivo.

Penulis: Meircurius Dwi Condro Surboyo

Artikel lengkapnya dapat dilihat pada link berikut inihttps://www.dentalhypotheses.com/article.asp?issn=2155-8213;year=2021;volume=12;issue=1;spage=43;epage=46;aulast=Anggrarista;type=0

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp