Perbedaan Ukuran Induk pada Ikan Gabus, Apakah Mempengaruhi Jumlah Telur?

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Sumber: Health Kompas

Ikan gabus (Channa striata) merupakan salah satu ikan endemik di perairan Indonesia yang populer di beberapa daerah, dinamakan ikan haruan (Banjarmasin), ikan kocolan (betawi), dan di pulau jawa dengan nama ikan bogo, bayong. ikan, atau Kuthuk. Tingkat konsumsi ikan gabus terus meningkat, dimana pada tahun 2016 pemanfaatan ikan gabus dunia dari tambak budidaya sebesar 21.721 ton, dan dari hasil tangkapan alam sebesar 70.802 ton.

Konsumsi ikan ini di Indonesia cukup tinggi, terutama di Sumatera Selatan sebagai makanan khas daerah. Di bidang kesehatan, ikan ini digunakan untuk mempercepat penyembuhan luka operasi dan luka bakar karena kandungan albuminnya. Ikan Gabus mengandung protein dan albumin sebesar 17,28-18,12%; serta mengandung Cu, Ca, Fe, dan Zn. Selama ini kegiatan penangkapan ikan menjadi penyumbang terbesar untuk memenuhi kebutuhan konsumsi tersebut. Namun demikian, beberapa kegiatan pembesaran telah dilakukan, baik mengandalkan benih dari hasil alam maupun bibit.

Di sisi lain, pembudidayaan ikan gabus telah banyak dilakukan untuk dijadikan calon indukan. Namun informasi mengenai kriteria induk ideal untuk produktivitas benih masih terbatas. Produktivitas pemijahan dapat dilihat dari jumlah total telur matang yang dihasilkan. Salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah telur yang dihasilkan adalah Gonad Somatic Index (GSI) yang berhubungan dengan ukuran atau berat induk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah telur yang dihasilkan dari berbagai ukuran induk pada pemijahan ikan gabus alami.

Penelitian aspek biologi reproduksi seperti perbandingan bobot induk (betina) dengan jumlah telur yang dihasilkan dilakukan secara deskriptif pada bulan Desember hingga Januari 2020. Penelitian ini menggunakan tiga kategori ukuran induk induk dengan bobot berbeda yaitu (P1): 155-350 gram, (P2): 400-700 gram, dan (P3): 700-1200 gram.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah telur yang dihasilkan secara berurutan yaitu P1= 1.106 butir telur, P2= 628 butir telur, dan P3= 2.307 butir telur. Penelitian ini menyimpulkan bahwa jumlah telur yang dihasilkan meningkat dengan semakin besarnya ukuran induk yang digunakan.

Namun, dapat ditentukan bahwa ukuran induk ikan gabus yang optimal untuk pemijahan adalah sekitar 400-700 gram.

Sehingga dapat disimpulkan, bahwa fekunditas ikan gabus dipengaruhi oleh bobot induk yang digunakan dan jenis pakan yang diberikan. Selain itu, beberapa hal yang mempengaruhi antara lain jenis pakan yang digunakan, cuaca, dan musim.

Penulis : Suciyono

Informasi lebih lengkap dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di: https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/718/1/012046

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp