Pahami Lebih Jauh Mengenai Kesehatan Mental dan Cara Penanganannya!

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Istilah kesehatan mental atau mental health kini tidak asing terdengar di masyarakat. Sering kali media massa mengangkat isu-isu mengenai kesehatan mental dan bagaimana cara untuk menanggulanginya. Namun, apa yang dimaksud dengan kesehatan mental itu?

Untuk lebih meningkatkan pemahaman masyarakat luas terkait kesehatan mental, Kementerian Advokasi dan Kesejahteraan Mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (BEM FISIP) Universitas Airlangga (UNAIR) mengadakan webinar bertajuk “Mental Health 101: Dialog Mental dan Awareness di Lingkungan Kampus” pada Sabtu (24/04/2021). Webinar diadakan atas kerja sama BEM FISIP dengan Help Center UNAIR itu menghadirkan Dr. Ike Herdiana, M.Psi., Psikolog sebagai pemateri.

“Kesehatan mental ini sebenarnya mengacu kepada kesejahteraan kognitif, perilaku, dan emosional. Kalau salah satu terganggu, pasti akan terganggu semuanya dan berdampak pada semuanya,” ungkap Ike.

Ike mencontohkan, meskipun secara kognitif dan perilaku seseorang tampak baik-baik saja, namun ketika emosi sedang negatif, akan berpengaruh terhadap kognisi dan perilaku seseorang.

Ike menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat mengganggu kesehatan mental. Beberapa di antaranya adalah faktor sosial, ekonomi, pendidikan, usia, serta faktor biologis seperti genetik. “Faktor biologis ini tidak bisa kita prediksi akan muncul pada usia kapan,” tambahnya.

Ike juga memaparkan bahwa kesehatan mental dipengaruhi oleh peristiwa di dalam kehidupan yang meninggalkan dampak besar pada kepribadian dan perilaku seseorang. Sehingga, setiap peristiwa yang dialami seseorang sedikit banyak akan memberikan dampak kepada perilaku dan corak kepribadiannya.

Anggota Help Center UNAIR itu juga mengungkapkan perihal pentingnya berkonsultasi dengan profesional terkait dengan problem kesehatan mental. “Boleh-boleh saja baca di internet untuk mengenali gejala. Jika Anda sudah mengenai gejala, maka harus segera menemui profesional karena masalah mental ini tidak mudah dipahami oleh diri sendiri,” tegasnya.

Ike mengungkapkan bahwa dengan konsultasi dengan profesional akan mendapatkan diagnosa. Diagnosa ini bisa dilakukan dengan beberapa pemeriksaan seperti pemeriksaan kesehatan, laboratorium jika diperlukan, atau tes psikologi baik dengan wawancara maupun tes dengan instrumen self-report lainnya.

“Yang berhak melakukan diagnosa adalah profesional. Jangan sampai Anda menentukan sendiri masalah kesehatan mental seperti merasa bahwa kita mengalami bipolar dari diagnosa sendiri. Intinya, semakin cepat Anda mengenali gejala lalu mendapatkan pertolongan profesional untuk diagnosa, Anda akan mendapatkan treatment yang sesuai dengan diagnosa,” pungkas Ike pada akhir sesi webinar. (*)

Penulis: Agnes Ikandani

Editor: Binti Quryatul

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp