HIMA D3 Keperawatan Gelar Workshop Penulisan KTI Bagi Mahasiswa

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Suasana workshop KTI oleh HIMA D3 Keperawatan pada Minggu (25/4/2021). (Foto: Doc. Pribadi)

UNAIR NEWS – Himpunan Mahasisa (HIMA) Program Studi D3 Keperawatan Fakultas Vokasi Universitas Airlangga menggelar workshop virtual penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) pada Minggu (25/4/2021). Workshop tersebut dilaksanakan secara daring dengan mengundang dua narasumber yakni Fanni Okviasanti, S.Kep., Ns., M.Kep dan Abd. Nasir, S.Kep., Ns., M.Kep. Kedua narasumber tersebut merupakan staff pengajar D3 Keperawatan yang telah lama malang melintang di dunia kepenulisan KTI.

Dalam pemaparannya, Fanni mengatakan bahwa menulis KTI adalah cara yang bisa dilakukan oleh mahasiswa untuk menuangkan idenya melalui tulisan agar ide yang muncul tidak sia-sia. “Kalau kita punya ide tapi hanya berhenti pada pemikiran kita maka tidak akan ada yang tahu bahwa ide kita ini ternyata punya kontribusi untuk orang lain,” katanya.

Menulis KTI tidak hanya sebagai sarana untuk menuangkan ide-ide cemerlang untuk memberikan solusi dari suatu permasalahan. Namun dengan menulis KTI sama halnya dengan menciptakan rekam jejak yang baik dalam kehidupan mahasiswa. “Dengan menulis KTI ini kita bisa meninggalkan jejak kehidupan kita bagi generasi selanjutnya. Selain itu bisa sebagai amal jariyah kita,” papar Fanni.

Menulis memang bukan sesuatu yang mudah. Butuh banyak latihan agar menghasilkan tulisan yang baik dan menarik. Tak hanya itu saja kebingungan terkadang turut menghampiri dan menjadi hambatan bagi seseorang untuk memulai menulis. Kendati demikian, Fanni memiliki tips untuk memulai menulis yaitu menulis dimulai dari sosial media yang dimiliki. “Mulailah menulis itu dari hal-hal kecil seperti menulis di media sosial. Media sosial bisa digunakan untuk menyampaikan semua pemikiran dan ide-ide yang bermanfaat. Sehingga akun media sosial Anda bisa bermanfaat, pengikut Anda di media sosial bisa terinspirasi dan bertambah ilmu pengetahuannya,” ujarnya.

Rasa malas yang muncul juga menjadi hambatan lain yang dapat menjadikan mahasiswa tertunda dalam menyelesaikan tulisannya. “Jadikan sarana menulis ini sebagai jalan untuk mendapat ridha Allah maka tidak akan stuck dalam menulis dan tidak akan ada kata berhenti untuk menulis. Tidak ada kata malas dalam menulis karena menulis itu menjadi bagian dari ibadah,” tutupnya.

Sebagai Universitas terbaik di Indonesia, UNAIR mendukung SDM yang dimiliki untuk mengembangkan diri agar dapat berkontribusi untuk masyarakat.

Penulis : Icha Nur Imami Puspita

Editor : Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp