Penerapan Systems Thinking oleh Bisnis Terkemuka di Tengah Pandemi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Sirclo

Pada 31 Desember 2019, China melaporkan kasus pneumonia misterius dengan penyebab yang tidak diketahui. Dalam 3 hari, jumlah warga yang terinfeksi berjumlah 44 pasien dan terus berkembang hingga sekarang ada ribuan kasus. Awalnya data epidemiologi menunjukkan 66% pasien terkait atau terpapar makanan laut pasar di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. 2 Pisahkan sampel dari pasien yang diteliti dengan hasil yang menunjukkan bahwa ada infeksi virus corona, jenis baru betacoronavirus, bernama 2019 novel Coronavirus (2019-nCoV) .2 Aktif 11 Februari 2020, Organisasi Kesehatan Dunia bernama virus baru Sindrom pernapasan akut parah coronavirus-2 (SARS) -CoV-2) dan nama penyakitnya sebagai penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19). Saat ini, 29 negara telah mengkonfirmasi kasus COVID-19. Di Indonesia sendiri pada 3 Desember 2020, 549.508 kasus COVID-19 tercatat, dengan 17.119 kematian di seluruh dunia. 

Dampak wabah virus Corona (Covid-19) tidak hanya merugikan dari sisi kesehatan tetapi juga memiliki berdampak pada perekonomian. Ekonomi global pasti akan melakukannya memperlambat, mengikuti keputusan dari WHO yang menyebutkan wabah Corona sebagai epidemi yang mempengaruhi dunia bisnis. Di Indonesia, pemerintah sedang berusaha melakukan berbagai upaya untuk mengurangi dampak Corona virus di industri. Beberapa rangsangan ekonomi muncul diluncurkan, bahkan Presiden Joko Widodo meminta semua pihak untuk melakukannya melakukan jarak sosial termasuk Bekerja dari Rumah (WFH) dan beberapa Kepala Daerah memutuskan memberhentikan kegiatan belajar mengajar. Berikut ini adalah dampak pandemi Covid-19 terhadap perekonomian dan kebijakan pemerintah Indonesia, salah satunya adalah dipengaruhi oleh perusahaan manufaktur otomotif, yang berada di bawah tekanan besar karena ketergantungan mereka pada rantai pasokan global, sehingga menghambat produksi proses. Industri garmen yang melaksanakan sistem mengurangi kepadatan karyawan dengan cara dua bekerja minggu dan dua minggu libur untuk mengurangi penyebaran virus korona, tentunya hal ini berdampak pada penurunan produksi sehingga perusahaan bisa mengalami kerugian yang berujung pada PHK.

Sektor pariwisata dan penerbangan kosong dari penumpang karena kebijakan jarak sosial, serta ritel non-makanan yang pengunjungnya lebih sedikit. Dengan sistem sosial, ekonomi dan kesehatan hampir runtuh mustahil untuk mengetahui seperti apa dunia baru itu, tapi bentuknya akan tergantung pada keputusan yang dibuat oleh arus pemimpin (Khalil, 2020). Di tengah pandemi ini, itu benar sangat sulit untuk memperkirakan efek jangka panjangnya. Itu sulit untuk memprediksi ekonomi, perilaku atau sosial jangka panjang konsekuensi, karena aspek-aspek ini belum pernah terjadi sebelumnya. Dari permasalahan diatas, maka perlu dilakukan pemikiran system dalam upaya mengatasi masalah tersebut. Pemikiran Sistem atau Berpikir Sistematis adalah pendekatan holistik untuk melihat masalah secara keseluruhan di mana elemen-elemen di dalamnya berinteraksi satu sama lain (Dearey, 2002). Karakteristik utama dari pemikiran sistematis adalah pendekatan holistik yang diperlukan menghadapi kompleksitas. Pemahaman holistik tentang yang ada hubungan, dinamika dan perilaku, serta peran yang dimiliki organisasi dalam bidang sosial dan ekonominya lingkungan, dapat menginformasikan keberhasilan keputusan pemimpin pembuatan.

Artikel ini akan memberikan gambaran tentang sistem berpikir yang diterapkan untuk penanganan Pandemi Covid-19, terutama bagi para pemimpin di dunia bisnis. Sistem ini berpikir digambarkan sebagai pendekatan interdisipliner untuk mengelola kompleksitas dalam masalah yang kompleks, dalam hal ini pandemi Covid 19. Pemikiran sistem adalah satu pendekatan yang dibutuhkan agar manusia dapat melihat masalah dunia ini lebih teliti dan dengan demikian pengambilan keputusan, dan pilihan tindakan dapat dibuat lebih banyak difokuskan pada sumber masalah yang akan mengubah sistem secara efektif. Berpikir sistem berusaha menemukan cara untuk menangani kompleksitas dengan cara yang menghasilkan dalam tindakan kreatif dan berwawasan. Dalam konteks pandemi Covid-19, yang tidak hanya berdampak pada kesehatan manusia tetapi berdampak pada sosial, politik dan ekonomi dampaknya, dalam mengambil pendekatan pemecahan masalah perlu menggunakan pendekatan yang matang dan berpikir sistem terarah sehingga menghasilkan tindakan yang tepat dalam pengambilan keputusan.

Dari penelitian ini dapat diambil pemikiran sistematis yang harus melibatkan tiga kritik konsep: perbaikan; kesadaran kritis; dan pluralisme metodologis. Pluralisme metodologis artinya menggunakan berbagai intervensi secara konstruktif cara. Pemikiran sistem merupakan salah satu pendekatan yang dibutuhkan agar manusia bisa lebih melihat masalah dunia ini secara menyeluruh dan dengan demikian pengambilan keputusan dan pilihan tindakan bisa dibuat lebih fokus pada sumber masalah itu akan mengubah sistem secara efektif. Pemikiran sistem bisa digunakan dalam pendekatan ini sebagai metode untuk menangani COVID- 19 pandemi dan telah dibuktikan oleh negara-negara tertentu bahwa pendekatan sistem telah berhasil mengatasi pandemi covid 19.

Penulis : Anis Eliyana

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di :

https://www.sysrevpharm.org/articles/leading-business-amidst-the-pandemic-the-application-of-systems-thinking.pdf

(Leading Business Amidst the Pandemic: The Application of Systems Thinking)

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp