Kepemimpinan Transformasional, Keterlibatan Kerja, dan Karyawan Perilaku Bersuara di Lapas Rutan Jawa Barat

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Ditjenpas

Bekerja di Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) adalah pekerjaan itu terkait dengan narapidana sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Manajemen penjara adalah bagian dari upaya memperketat keamanan dan ketertiban di masyarakat. Namun, pekerjaan sebagai pegawai lapas lebih sedikit populer di kalangan masyarakat. Pekerja di penjara adalah masih sangat minim, dimana rasio karyawan dan juga orang dalam sel sangat jauh, jadi itu perlu dilakukan lebih banyak rekrutmen. Pegawai penjara memiliki tugas umum, yaitu, membina dan mendidik orang di dalam sel, menjaga ketertiban dan keamanan di lingkungan penjara. Di mana staf penjara bertanggung jawab untuk membina orang yang berada di sel untuk kembali ke karakter yang baik dan dapat diterima kembali oleh komunitas setelah keluar dari sel.

Pekerjaan sebagai pegawai Lapas merupakan pekerjaan yang memiliki nilai besar tanggung jawab. Untuk mendidik orang-orang di sel, yang memiliki latar belakang yang beragam dan cenderung tangguh, maka mereka harus menjaga keamanan dan ketertiban sementara staf di dalamnya cenderung lebih sedikit. Sehingga pegawai lapas perlu terbuka dan menyuarakan ide yang terkait dengan pengembangan dan pemeliharaan tatanan ini, seperti menyediakan konstruktif input, memberikan laporan rutin, memberikan laporan hasil kerja, karena dimaksudkan untuk membantu keterbukaan informasi, kontrol masyarakat di penjara, dan tujuan mengedukasi masyarakat di dalamnya agar efektif dan dapat dicapai. Selain itu, karena bekerja di Lapas memiliki peran vital dalam lingkungan masyarakat, pada akhirnya sebagian besar orang-orang di dalam sel akan kembali ke komunitas yang sebenarnya lingkungan Hidup.

Selain itu, pegawai lapas membutuhkan lebih banyak pekerjaan keterlibatan dalam pekerjaan mereka. Seperti dikutip dari liputan6.com, karyawan perlu menyelami lebih dalam, dalam pekerjaan ini, karena mereka berurusan dengan orang-orang yang telah melakukan pelanggaran hukum yang membutuhkan pembinaan yang baik disertai dengan menjaga ketertiban yang harus selalu diperhatikan untuk tidak menyebutkan dalam pekerjaan ini cenderung terjadi kekurangan karyawan. Jadi, suka atau tidak, Anda harus memiliki mentalitas yang kuat dan lebih terlibat dengan pekerjaan yang ada. Namun, dalam hal ini Dalam hal peran pemimpin juga menentukan keterlibatan karyawan dalam pekerjaan mereka dan kemauan karyawan menyuarakan apa masalah dan kebutuhannya tindakan korektif (Bui et al., 2017; Wang et al., 2018). Itu Gaya kepemimpinan memiliki pengaruh dalam konteks ini. Berdasarkan (Bui et al., 2017; Svendsen & Joensson, 2016), Kepemimpinan Transformasional memiliki dimensi yang mampu untuk mempengaruhi karyawan agar lebih terlibat dalam pekerjaan mereka dan lebih cenderung menyuarakan apa yang menjadi masalah di benak mereka tentang pekerjaan mereka.

Untuk memajukan pemahaman tentang Perilaku Bersuara, penelitian ini menyelidiki efek dari Kepemimpinan Transformasional (TL) pada Employee Voice Behavior (EVB) dengan Pekerjaan Keterlibatan (JE) sebagai variabel mediasi. Organisasi yang terkait dengan keamanan dan Ketertiban dalam lingkungan masyarakat seperti lapas di Jawa Barat menjadi objeknya penelitian ini. Penelitian ini mengukur Kepemimpinan Transformasional, Suara Karyawan Perilaku, dan Job Engagement dari 215 responden di Lapas / Rutan Jawa Barat. Itu Hasil penelitian ini menemukan hubungan yang signifikan antara Transformasional Kepemimpinan dan Perilaku Suara Karyawan serta menemukan hasil yang tidak signifikan pada Kepemimpinan Transformasional untuk Keterlibatan Kerja, Keterlibatan Kerja pada Karyawan Perilaku Suara, dan peran mediasi Job Engagement pada hubungan tersebut antara Kepemimpinan Transformasional dan Perilaku Suara Karyawan. Hasil dapat menjadi pertimbangan atau menambah pemahaman tentang manajemen penjara itu memaksimalkan peran Kepemimpinan Transformasional dapat mempengaruhi Suara Karyawan Tingkah laku.

Dari penelitian yang dilakukan dapat diperoleh beberapa saran dibuat untuk meningkatkan Perilaku Suara Karyawan. Beberapa Sarannya adalah Lapas / Rutan perlu membuat kebijakan dengan a fokus pada Kepemimpinan Transformasional yang dapat mempengaruhi Perilaku Suara Karyawan dengan karakteristik Kepemimpinan Transformasional. Serta pentingnya fokus pada Job Engagement bagi karyawan di lapangan, Kepemimpinan Transformasional perlu fokus pada peningkatan perannya dalam Job Engagement. Melalui motivasi, dukungan, perhatian khusus yang terkait dengan setiap karyawan sehingga mereka lebih terikat pada pekerjaan mereka. Karena berdasarkan sebelumnya penelitian, Job Engagement juga mempengaruhi Suara Karyawan Tingkah laku. Kemudian untuk penelitian lebih lanjut tentang organisasi dan manusia sumber daya, disarankan untuk memeriksa dimensi Kepemimpinan Transformasional untuk menentukan lebih banyak pengaruh dominan langsung terhadap Perilaku Suara Karyawan dan Perilaku Suara Karyawan melalui Job Engagement. Yang akan memberi peringkat Kepemimpinan Transformasional dimensi dan membantu organisasi menentukan prioritas untuk meningkatkan Perilaku Suara dan Pekerjaan Karyawan Keterikatan. Penelitian juga bisa dilakukan dengan merujuk ke organisasi selain penjara dan meningkatkan jumlah responden. Dengan begitu akan mengembangkan variabel dengan berbagai macam responden. Sehingga studi lebih lanjut dapat digunakan untuk memperdalam penelitian terkait Kepemimpinan Transformasional, Keterlibatan Kerja, dan Perilaku Suara Karyawan dalam pengelolaan sumber daya manusia dan penelitian organisasi.

Penulis : Anis Eliyana

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di :

https://www.ejmanager.com/mnstemps/196/196-1610989818.pdf?t=1610995512 (Transformational Leadership, Job Engagement, and Employee Voice Behavior in West Java’ Prison)

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp