Hubungan antara Umur, Masa Kerja, dan Tingkat Pendidikan dengan Kecelakaan Kerja di Industri Batubara Kalimantan Selatan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Ekonomi Okezone

Karakteristik para pekerja di industri batubara Kalimantan Selatandikelompokan menjadi tiga. Kategori usia, kategori lama masa kerja, tingkat pendidikan.Tidak terdapat hubungan yang spesifik antara variabel umur, masa kerja, tingkat pendidikan dengan kecelakaan kerja pada industri batubara di Kalimantan Selatan. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu upaya untuk terciptanya suasana kerja yang aman, nyaman, dan tujuan akhirnya adalah menciptakan produktivitas yang tinggi. K3 sangatlah penting dilakukan dalam setiap jenis pekerjaan tanpa pengecualian. Penerapan K3 sendiri juga dapat mengurangi kecelakaan kerja, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.Kalimantan dikenal sebagai salah satu pulau yang memiliki sumber daya alam melimpah, salah satu sumber daya tersebut adalah batubara. Kekayaan alam batu bara banyak dimanfaatkan orang sebagai sumber energi alternatif yang diyakini menguntungkan karena melihat dari harga yang relatif murah.

Tingkat produksi yang lebih tinggi pada industri batubara akan sejalan dengan bahaya dan resiko kecelakaan kerja pada industri batubara. Kecelakaan kerja merupakan masalah dari keberlangsungan usaha dari semua sektor industriKerugian yang didapatkan tidak hanya berupa kerugian materi yang cukup besar saja, lebih dari itu kerugian terbesar ialah adanya korban jiwa yang tidak sedikit pula jumlahnya. Kehilangan sumber daya manusia ini sangat besar karena manusia adalah satu-satunya sumber daya yang tidak dapat digantikan oleh teknologi apa pun. Kecelakaan tidak hanya terjadi begitu saja, namun, pasti memiliki alasan mengapa hal tersebut dapat terjadi. Kecelakaan tersebut juga pasti memiliki penyebab, maka penyebab kecelakaan harus dapat diteliti dan ditemukan masalahnya, sehingga untuk selanjutnya tindakan korektif akan  ditujukan dengan upaya pencegahan lebih lanjut, sehingga kecelakaan dapat dicegah, dan kecelakaan serupa tidak terulang kembali.

HW Heinrich menjelaskan bahwa, terjadinya kecelakaan kerja dipengaruhi oleh 2 (dua) faktor penyebab langsung, yaitu unsafe action (tindakan tidak aman) dan kondisi berbahaya (hazard condition).. Tindakan berbahaya merupakan tindakan yang tidak memenuhi keselamatan, sehingga berisiko menimbulkan kecelakaan kerja. Kondisi tidak aman adalah, dimana kondisi lingkungan yang tidak dapat dikatakan aman serta memiliki resiko untuk menimbulkan kecelakaan kerja. Tempat dari penelitian yang telah dilakukan ini adalah perusahaan pertambangan batubara yang berada di wilayah Kalimantan Selatan yang merupakan salah satu perusahaan yang telah menerapkan sistem K3 dengan sangat baik sesuai ketentuan yang berlaku dan didukung oleh komitmen manajemen puncak terhadap sistem penerapan K3 di perusahaan. Dalam menjalankan proses produksinya, industri batubara juga Kalimantan Selatan juga dikategorikan memiliki resiko kecelakaan kerja yang tinggi.

Tidak terdapat adanya hubungan yang signifikan antara usia dengan kecelakaan kerja pada industri batubara Kalimantan Selatan. Pekerja lanjut usia cenderung rentan terhadap bencana namun masih memiliki kinerja keselamatan yang sangat baik. Pekerja yang lebih muda tidak mudah cedera, tetapi kinerja keselamatan tidak optimal. Usia dan pengalaman pekerja itu sendiri berjalan seiring dalam menentukan kondisi dan status keselamatan. Perusahaan juga harus berhati-hati dalam mengelola sumber daya manusianya.

Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara masa kerja dengan kecelakaan kerja pada industri batubara Kalimantan Selatan. Masa kerja berkaitan langsung dengan pengalaman kerja, semakin lama masa kerja seseorang maka semakin tinggi pula pengalaman dan jam terbang para pekerja, sehingga para pekerja akan lebih memahami bagaimana bekerja dengan aman agar tidak terjadi adanya kecelakaan kerja. Pekerja baru umumnya belum mengetahui seluk beluk pekerjaan secara mendalam. Sebaliknya dengan bertambahnya masa kerja suatu angkatan kerja maka pengetahuan dan keterampilan pekerja serta aspek keselamatan kerja akan semakin meningkat

Tidak adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan kecelakaan kerja pada industri batubara Kalimantan Selatan.Secara teori menjelaskan bahwa, tingkat pendidikan seharusnya mempengaruhi kecerdasan atau pengetahuan seorang pekerja. Namun pekerja dengan latar belakang pendidikan apapun bukan berarti kurang memiliki pengetahuan dan pengalaman. Tingginya kejadian kecelakaan kerja yang menimpa para pekerja baik pekerja dengan pendidikan SD, SMP, maupun SMA dapat disebabkan karena sebagian besar pekerja berstatus pekerja non organik (kontrak) atau tidak tetap dan belum mendapatkan pelatihan tentang bagaimana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Kurangnya pengetahuan pekerja (lack of knowledge and skills) merupakan salah satu faktor manusia atau (unsafe actions) yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dalambekerja. Namun, juga masih banyak (dangerous actions) yang mungkin terjadi dan tidak diteliti oleh peneliti seperti ketidakmampuan bekerja secara khas yaitu kapasitas dari diri yang kurang memadahi(inadequate capacity), tidak berfungsinya tubuh akibat cacat, sikap dan perilaku tidak aman (unsafe attitude and habits), kelelahan dan kejenuhan, kebingungan dan dapat menimbulkan stress akibat prosedur kerja yang belum dipahami, penurunan konsentrasi (difficulty in concentrating) tenaga kerja saat melakukan pekerjaan, ketidakpedulian (ignorance) dari tenaga, kurangnya semangat motivasi kerja (improper motivation), dan kurangnya kepuasan kerja (low job satisfaction)Selain itu, masih terdapat (unsafe conditions) yang dapat menjadi penyebab terjadinya kecelakaan kerja, seperti lingkungan tempat para pekerja bekerja, proses dalam bekerja, sifat pekerjaan, sistem kerja, dan organisasi kerja yang tidak memperhatikan aspek pekerjaan dan keamanan.

Penulis: Prof. Tri Martiana, Arahnca, Zikri

Sumber : Indian Journal of Forensic and Toxicology

Relationship of Age, Work Periode, and Education Level With Occupational Accident in the South Borneo Coal Industry

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp