HMKH PSDKU UNAIR Banyuwangi Gelar Webinar Nasional Kelas Konservasi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Potret kegiatan Webinar Nasional Kelas Konservasi secara daring. (Foto: SS Zoom)

UNAIR NEWS – Indonesia merupakan negara yang menduduki peringkat ke-6 dengan kepunahan biodiversitas tertinggi yang disebabkan oleh perburuan liar dan penangkapan hewan untuk perdagangan ilegal. Krisis ancaman dari kepunahan pada satwa liar di Indonesia ini membuat pemerintah tidak tinggal diam bahkan uluran tangan dari berbagai penjuru disalurkan. Tindakan dan solusi satu-satunya ialah gerakan penyelamatan, perlindungan, dan pelestarian satwa liar itu sendiri.

Dalam rangka untuk edukasi mengenai konservasi satwa liar, Himpunan Mahasiswa Kedokteran Hewan (HMKH) PSDKU Universitas Airlangga di Banyuwangi tepatnya oleh Divisi World and Domestic Animal Care (WDAC) melaksanakan Webinar Nasional Kelas Konservasi. Mengusung tajuk “Mengenal Lebih Dekat Sepak Terjang Konservasi Orang Utan, Harimau, dan Gajah di Indonesia”, webinar itu memiliki tema “Peran Dokter Hewan dalam Usaha Konservasi Lembaga Pemerintah dan Non-Pemerintah” pada Sabtu (24/4).

Hadir dalam acara tersebut pembicara yang sangat ahli di bidangnya yaitu drh. Erni Suyanti M selaku Dokter Hewan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bengkulu dan drh. Yayan Oki I. Dokter Hewan Taman Safari Prigen. Dalam materinya, drh. Yayan menjelaskan bahwa orang utan sebenarnya tidak membutuhkan peran dari manusia, melainkan sebaliknya.

“Sebenarnya orang utan itu tidak butuh kita, melainkan kita yang butuh mereka. Mengapa? karena bagaimanapun merekalah yang membantu ekosistem, dan dengan adanya keseimbangan ekosistem tersebut, kita sebagai manusia bisa hidup dengan tenang,” jelasnya.

Sementara itu, drh. Erni menyampaikan bahwa sangat minim dan jarang sekali terdapat dokter hewan di kawasan konservasi, dikarenakan banyaknya pertimbangan resiko dan kemungkinan buruk yang akan terjadi. Wanita dengan profesi dokter hewan tersebut menyebutkan, seorang dokter hewan di lembaga konservasi sama langkanya dengan hewan yang berada di dalamnya.

“Sebagai seorang dokter, sudah seharusnya kita menunjukkan keseriusan untuk berkontribusi dalam bidang yang kita tekuni dan melakukan hal terbaik apapun yang kita bisa. Karena, kedua hal tersebut bisa menjadi jembatan relasi untuk tetap produktif dan melangkah lebih luas lagi,” ungkapnya.

Saat dihubungi Tim UNAIR NEWS, Anindyta Kirana Putri Ayuningtyas sebagai ketua pelaksana kegiatan menyampaikan terkait antusias peserta webinar yang bahkan terdiri dari beberapa orang yang telah memiliki gelar doktor. Hal itu, tandasnya, karena melihat pentingnya isi webinar sebagai bentuk kepedulian terhadap satwa liar.

“Tujuannya dari kegiatan ini sendiri untuk meningkatkan pengetahuan peserta, khususnya mahasiswa FKH terhadap dunia konservasi satwa liar. Kegiatan ini memberikan wawasan akan pentingnya perlindungan hewan, khususnya pada jenis-jenis konservasi satwa liar yang dikategorikan sebagai hewan yang dilindungi,” pungkas mahasiswa yang kerap disapa Anin tersebut.

Penulis: Azka Fauziya

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp