Mahasiswa FPK UNAIR Raih Runner Up 2 Duta Lingkungan Jatim

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Nantasa Eka, mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) UNAIR berhasil meraih Runner Up 2 Duta Lingkungan Jawa Timur (Jatim) 2021. (Dok. Pribadi)

UNAIR NEWS – Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh Ksatria Airlangga. Kali ini prestasi itu datang dari Nantasa Eka, mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) UNAIR angkatan 2019. Ia berhasil meraih Runner Up 2 Duta Lingkungan Jawa Timur (Jatim) 2021.

Nantasa merupakan perwakilan dari Kabupaten Sidoarjo yang berhasil meraih Juara III Duta Lingkungan atau setara dengan Runner Up 2. Sebelumnya, Nanta memang telah aktif dalam ajang pageant lainnya. Dalam ajang kali ini, Malam Puncak dan Grand Final diselenggarakan di Jember Town Square (Jetos), pada Minggu (11/4/2021).

“Sebelum saya bergerak di Duta Lingkungan Jatim. Saya sejak 2020 juga aktif dalam kompetisi peagent. Alhamdulillah saya diamanahi Juara II Duta  Pemuda Peduli Lingkungan Asri dan Bersih (Pepelingasih) Sidoarjo 2020,” ungkap Nanta.

Menurut Nanta, kunci pertama sebelum mengikuti ajang kompetisi apapun yaitu meluruskan niat. Sebab, menurutnya bakat dan minat adalah nomor sekian. Ia juga menyampaikan menjadi seorang Duta Lingkungan Jawa Timur harus mempersiapkan wawasan yang luas mengenai lingkungan.

“Kunci awal mengikuti kompetisi apapun, itu niat. Kalau kita gaada niat keberanian ya, tidak akan tercapai. Tidak lupa restu orang tua sehingga variabel lainnya akan mengikuti,” tuturnya.

Nanta yang dipercaya membawa nama Kabupaten Sidoarjo itu mengatakan bahwa ia memerlukan waktu satu bulan untuk mempersiapkan diri. Ia juga melatih manajemen waktu dengan baik antara kegiatan organisasi, tugas kuliah, dan belajar hal-hal yang menyangkut lingkungan.

Saat Malam Grand Final, ia masuk dalam jajaran tiga besar karena kelihaiannya dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh juri. Pertanyaan itu seputar isu lingkungan di Indonesia.

“Pertanyaan yang diberikan tidak lagi skala daerah tapi nasional karena kami juga disiapkan untuk ajang nasional,” jelas mahasiswa FPK itu.

Adapun Program Kerja (proker) yang ia narasikan diantaranya Desa Revolusi dan Wajah Baru Perairan. Lebih lanjut, Nanta menjelaskan filosofi jawa Memayu Hayuning Bawana artinya memperindah keindahan dunia. Desa Revolusi artinya desa yang bisa menjadi percontohan dari segi lingkungan, baik daratan maupun lautan. Revolusinya tertuju pada perekonomian desa, berupa memberdayakan dan mengedukasi pengolahan sampah.

“Kebetulan saya juga kuliah perairan, jadi proker wajah baru perairan artinya  memperbaiki kualitas air, membuat lahan budidaya ikan air tawar, dan lain sebagainya,” imbuh Nanta.

Banyak momen berkesan selama mengikuti ajang Duta Lingkungan Jatim. Nanta menyebutkan, kekompakan dan kerja sama diuji saat karantina, terlebih saat terjadinya gempa pada Sabtu (10/4/2021). Posisi dari lantai lima harus turun ke lantai dasar gedung dengan kondisi memakai sepatu high heels.

Selain itu, tercatat dari data indeks kualitas lingkungan hidup Indonesia sebesar 70,27. Hal itulah yang menggerakkan dirinya menjadi promotor kesehatan lingkungan di Indonesia. (*)

Penulis: Viradyah Lulut Santosa

Editor : Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp