BEM UNAIR Ajak Siswa di Surabaya-Sidoarjo Pahami Kesehatan Reproduksi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
PEMAPARAN materi oleh Priskila Windy Cahyaningtyas dari SeBAYA PKBI Jawa Timur dalam kegiatan Health for All (HFA) Vol 1 melalui virtual zoom meeting. (Dok pribadi)
PEMAPARAN materi oleh Priskila Windy Cahyaningtyas dari SeBAYA PKBI Jawa Timur dalam kegiatan Health for All (HFA) Vol 1 melalui virtual zoom meeting. (Dok pribadi)

UNAIR NEWS – Perhatian terhadap maraknya problem remaja di masyarakat, terutama pemahaman terhadap kesehatan reproduksi, dilakukan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Airlangga. Kementerian Sosial Masyarakat (Sosma) bekerja sama dengan SeBAYA PKBI Jawa Timur menggelar Health for All (HFA) Vol 1 pada Sabtu (3/4/2021) melalui ZOOM Meeting. Mengangkat tema “Edukasi Kesehatan Reproduksi Remaja”, kegiatan tersebut menyasar 250 siswa SMP di Kota Surabaya dan Sidoarjo.

“HFA menjadi gerakan Sosma BEM UNAIR untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Terutama HFA Vol 1 sebagai langkah untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja yang sesuai dan memahami kesehatan reproduksi mereka,” ujar Sajid Ramadhan selaku ketua HFA Sosma BEM UNAIR.

Pelaksanaan HFA Vol 1 terbagi menjadi tiga sesi. Sesi pertama, pemberian materi dari SeBAYA oleh Priskila Windy Cahyaningtyas. Sesi kedua dilanjutkan dengan breakout room berupa diskusi langsung antara SeBAYA, BEM UNAIR, dan peserta per kelompok. Serta, sesi ketiga adalah rewarding

Mengawali dengan brainstorming terkait remaja dan masa pubertas, Priskila selaku pemateri dari SeBAYA membuat suasana room menjadi sangat interaktif. Priskila menyampaikan, bahwa masa remaja identik dengan masa pubertas, yang ditandai dengan remaja lebih sering bersikap labil, mudah marah, dan mudah menangis. Selain itu  mulai mengalami perasaan jatuh cinta. 

“Rasa tertarik dengan lawan jenis ini merupakan salah satu wujud perubahan emosional,” ungkapnya. 

Menjaga kesehatan organ reproduksi bisa dilakukan mulai mandi teratur, makan-makanan bergizi, tidur yang cukup, dan berolahraga dengan rutin. Selain itu harus menghindari rokok karena dapat mempengaruhi organ reproduksi dan paru-paru. 

Bukan hanya itu, pornografi juga tidak baik untuk organ reproduksi karena beberapa hal. Misalnya, kecanduan; merusak otak, karena memproduksi hormon bahagia yang berlebihan; keinginan untuk mencoba; dan mulai melakukan tindakan seksual yang berisiko tinggi menularkan penyakit seksual. Kemudian disampaikan oleh Priskila terkait pelecehan seksual. Bahwa beberapa hal yang dapat dilakukan jika mengalami pelecehan seksual, yakni menyampaikan ke orang lain, menjaga fashion dengan berpakaian yang sopan, dan belajar mengenai kesehatan reproduksi.

“Selain itu, remaja juga harus mengerti bagian-bagian tubuh mereka yang tidak boleh dipegang orang lain tanpa izin. Di antaranya alat kelamin, pantat, dada, dan paha,” katanya. 

“Apabila mengalaminya, diperbolehkan untuk marah dan berteriak,” tambahnya. 

Tidak lepas dari situ, Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) penting bagi remaja. Hal tersebut bertujuan menyiapkan organ reproduksi dan seksualnya secara tepat dan nyaman; mengerti bahwa HKSR dilindungi oleh negara; menghapus stigma tabu pada HKSR; menghargai tubuh sendiri dan orang lain; dan persiapan kondisi fisik, psikis, dan sosial menuju masa dewasa dan merencanakan perkawinan. 

“Dampaknya jika tidak mengetahui HKSR seperti pemerkosaan, kekerasan, masalah persalinan dan kehamilan, kanker leher rahim, dan lain-lain,” pungkasnya. (*)

Penulis: Ulfah Mu’amarotul Hikmah 

Editor: Feri Fenoria

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp