Eksplorasi Ragam Herbal Indonesia Sebagai Antiviral Covid-19, Mahasiswa FKH UNAIR Juara LKTI Nasional

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Poster Pemenang Lomba Festival Ilmiah Mahasiswa di Universitas Sebelas Maret

UNAIR NEWS – Mahasiswa Fakultas Kedokteran hewan (FKH) Universitas Airlangga (UNAIR) yang terdiri atas Suwaibatul Annisa, Rindi Ani Laksita dan Aldin Akbar Rahmatullah berhasil meraih juara kedua dalam Festival Ilmiah Mahasiswa, kategori karya tulis ilmiah yang dilaksanakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Penelitian Universitas Sebelas Maret (30/03/2021).

Dari 135 kelompok yang mengirimkan karya, terpilihlah 10 finalis yang berasal dari UGM, UNDIP, UNS, UNM, Univ. Singaperbangsa karawang, UNNES dan tim UNAIR. Dalam kegiatan tersebut, tim UNAIR mengangkat karya dengan judul “Digital Skrining Senyawa Bioaktif Tumbuhan Indonesia Sebagai Kandidat Antiviral dan Antiinflamasi Pada Covid-19”.

Kepada UNAIR NEWS, Suwaibatul Annisa (FKH 2017) menyampaikan bahwa semenjak diterapkannya COVID-19 menjadi Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk menghentikan merebaknya virus tersebut. 

“Penelitian ini bertujuan untuk melakukan screening secara in silico komponen bioaktif dari tanaman mint (Mentha piperita), teh hijau (Camellia sinensis), bawang dayak (Eleutherine bulbosa), lengkuas (Alpinia galanga L), secang (Caesalpinia sappan), dan Anuma (Artemisia annua),” ujar mahasiswi yang akrab disapa Ica.

Metode yang digunakan pada penelitian ini, sambungnya,  adalah studi literatur. kemudian dilanjutkan dengan screening secara in silico meliputi kalkulasi Absorption, Distribution, Metabolism, Excretion and Toxicity (ADMET), simulasi molecular docking, dan perhitungan Potential activity.

Mint (Mentha piperita)

Daun mint merupakan tanaman herbal berakar rizoma serta berbatang halus yang tumbuh mencapai tinggi antara 30-90 cm. Daunnya memiliki panjang antara 4-9 cm dan lebar 1,5-4 cm, berwarna hijau gelap dengan pembuluh daun kemerah-merahan, ujungnya tajam dan tepi kasar seperti gigi. Minyak Mentha piperita menunjukkan aktivitas antibakteri secara in vitro. Preparasi yang berbeda pada percobaan menghasilkan aktivitas yang berbeda pula. 

Kandungan minyak dan mentol dari Mentha piperita memiliki efek antibakteri terhadap bakteri gram positif dan gram negatif. Kandungan Mentha piperita juga ditemukan memiliki kegunaan sebagai antiviral dan aktivitas fungisidal. Ekstrak aqueous pada daun menunjukkan aktivitas antiviral yang sangat signifikan terhadap virus Influenza A, Newcastle disease, Herpes simplex, Vaccinia, Semliki Forest dan West Nile virus pada media perbenihan telur dan kultur sel. Mentha piperita juga dapat mengurangi insiden dan perbanyakan induksi benzo[a]pyrene pada kasus karsinogenik dan mutagenik paru-paru.

Teh Hijau (Camellia sinensis)

Teh hijau (Camellia sinensis) merupakan jenis teh yang tidak mengalami proses fermentasi tetapi mengalami proses pengeringan dan penguapan daun. Daun teh yang dijadikan teh hijau biasanya langsung diproses setelah dipetik.

Teh hijau mengandung tannic acid, gallic acid, quercetin, theine, xanthine, adenine, saponin, theophylline, catechin, epicatechin, epicatechin gallate and epigallocatechin gallate. selain itu teh hijau juga memiliki kandungan flavonoid antara lain flavonoid, flavones, flavonem, isoflavon, antosianin, dan katekin. Kandungan – kandungan dalam teh hijau biasanya digunakan untuk mengobati asma, angina pektoris, kanker dan infeksi bakteri dan berfungsi sebagai imunomodulator.

Bawang Dayak (Eleutherine bulbosa)

Bawang dayak (Eleutherine palmifolia) merupakan obat tradisional yang sering digunakan oleh masyarakat daerah Kalimantan Tengah. Manfaat bawang dayak sebagai tanaman obat tidak terlepas dari kandungan fitokimia yang terkandung, seperti: senyawa flavonoid, polifenol, alkaloid, kuinon, tanin, steroid, monoterpenoid, dan seskuiterpenoid. Umbi bawang dayak mengandung senyawa bioaktif, seperti fenol, flavonoid, dan turunannya yang berperan dalam mencegah berbagai jenis penyakit.

Lengkuas (Alpinia galanga L)

Lengkuas (Alpinia galanga L ) adalah ramuan yang bisa tumbuh hingga 3,5 sentimeter, dengan rimpang bawah tanah dan minor akar adventif. Rimpang berwarna merah kecoklatan di permukaan, sedangkan bagian dalam rimpang berwarna coklat, jeruk.

Tanaman lengkuas menghasilkan fenil propanoid yang disintesis dari metabolisme shikimate. Senyawa ini adalah hasil metabolit dari metabolisme sekunder. Berdasarkan komposisi dan jumlah atom karbon, fenolik senyawa diklasifikasikan menjadi empat kelompok: flavonoid, asam fenolik, stilbena, dan lignin. Flavonoid adalah diklasifikasikan sebagai isoflavonoid, flavonoid, flavon, flavan-3-ols, proanthocyanidins, antosianin, dan kental tanin, sedangkan asam fenolik diklasifikasikan sebagai turunan dari asam hidroksi benzoat dan hidroksinamat asam.

Secang (Caesalpinia sappan)

Tumbuhan secang (Caesalpinia sappan L.) merupakan salah satu hasil hutan non kayu yang banyak dimanfaatkan batang/kayunya dalam pengobatan tradisional dan pewarna alami. Kayu secang diketahui mengandung flavonoid dan kandungan kimia berupa asam galat, tanin, resin, resorsin, brasilin, brasilien, d-α-phellandrene, ocimene, minyak atsiri. Secara farmakologi kandungan flavonoid dan senyawa brazilin berperan sebagai antioksidan.

Anuma (Artemisia annua)

Artemisia annua adalah tanaman herba tahunan famili Asteraceae berasal dari Asia dan Eropa Timur. ekstrak Artemisia annua secara signifikan dapat menghambat sitopati yang disebabkan oleh SARS-CoV strain BJ 00125 dan menunjukkan aktivitas melawan SARS-CoV-2 dalam sitopatik berbasis sel Vero-E6 melalui skrining.

Penulis: Muhammad Suryadiningrat

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp