Ikan Koi dan Potensinya di Indonesia

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Sumber: Dictio Community

Indonesia merupakan negara tropis yang menyimpan banyak keanekaragaman hayati, termasuk ikan hias. Ikan hias merupakan salah satu komoditas perikanan yang banyak diminati oleh berbagai lapisan masyarakat baik, dalam negeri maupun luar negeri. Sejak 2011, ekspor ikan hias Indonesia menduduki peringkat ke-5 dunia dengan total ekspor mencapai US $ 5,24 juta. Salah satu jenis ikan hias air tawar yang disukai masyarakat adalah koi (Cyprinus carpio). Ikan koi memiliki kelebihan, seperti bentuknya yang bagus, warna yang cerah, harga yang mahal, dan mudah beradaptasi dengan lingkungan sehingga banyak orang membudidayakannya.

Salah satu kegiatan dalam budidaya ikan koi adalah pembenihan. Pembenihan merupakan suatu kegiatan dalam budidaya yang sangat menentukan tahapan dan kegiatan selanjutnya. Hal ini dikarenakan kegiatan pembenihan bertujuan untuk menghasilkan benih yang menjadi komponen untuk kegiatan pembesaran. Sayangnya, permintaan benih ikan koi belum dapat memenuhi kebutuhan karena produksinya yang masih terbatas. Oleh karena itu perlu adanya teknologi pembenihan yang murah dan mudah diaplikasikan oleh pembudidaya ikan sehingga dapat mendorong produksi benih yang berkualitas dan terjamin kontinuitas pasokannya. Salah satu tempat yang melaksanakan aktivitas pembenihan ikan koi adalah Balai Benih Ikan (BBI) Boyolali.

BBI Boyolali adalah salah satunya sentra yang telah berhasil melakukan pembenihan ikan koi dengan kualitas yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknik pembenihan ikan koi yang ada di BBI Boyolali dan melihat performanya. Performanya dilihat dari fekunditas, daya tetas telur, dan tingkat kelulushidupan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi tentang pembenihan ikan koi.

Metode dan Hasil

Kegiatan pembenihan koi di Balai Perbenihan Ikan Tlatar menghasilkan fekunditas sebesar 420.000 telur. Nilai ini lebih besar dari penelitian sebelumnya yang hanya mampu menghasilkan maksimal 300.000 telur. Perhitungan daya tetas telur ikan koi menunjukkan nilai 85,71%. Nilai ini lebih baik dari penelitian sebelumnya yang hanya 29,33% -34,33%. Tingginya nilai fekunditas dan daya tetas telur di balai tersebut disebabkan oleh penggunaan perbandingan indukan jantan-betina yang tepat, yaitu 3:2. Sementara penelitian sebelumnya menggunakan perbandingan 1: 1, 1: 2, dan 1: 3. Rasio jantan-betina harus tepat agar sperma dari jantan cukup untuk membuahi betina. Selain itu, kegiatan pembenihan di BBI Boyolali menggunakan substrat Hydrilla sp. untuk menempelkan telur koi. Substrat tersebut dapat meningkatkan nilai fekunditas dan daya tetas telur pada ikan koi.

Nilai kelulushidupan menunjukkan nilai 75%. Tingkat kelangsungan hidup lebih rendah dibandingkan penelitian lain yang mencapai 100%. Rendahnya kelangsungan hidup di BBI Boyolali disebabkan kurangnya asupan nutrisi bagi larva. Asupan nutrisi yang cukup akan meningkatkan tingkat kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan. Di BBI Boyolali, larva setelah berumur 2 hari diberi pakan Daphnia sp. dan pelet. Seharusnya untuk meningkatkan tingkat kelulushidupan hidup perlu untuk memperkaya nutrisi pakan atau memberi hormon pada ikan.

Penulis: Muhammad Browijoyo Santanumurti

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/679/1/012018/pdf

Laksono, M. G., Sugianta, and Santanumurti, M. B. (2021, March). Koi (Cyprinus carpio) Hatchery techniques: its performance in BBI Boyolali. In IOP Conference Series: Earth and Environmental Science (Vol. 679, p. 012018). IOP Publishing. IOP Publishing.; https://doi.org/10.1088/1755-1315/679/1/012018  

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp