Deteksi Cepat Akurat Jebakan Saraf Dipergelangan Tangan dengan Tes Sembah dan Tes Phalen

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Sumber: Eprints UMM

Sindroma terowongan karpal (STK) adalah serangkaian gejala yang terjadi ketika saraf median mengalami tekanan akibat jebakan pada pergelangan tangan.  Kesemutan pada telapak tangan, ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah,  serta separo dari jari manis adalah gejala yang sering menjadi keluhan orang yang mengalaminya. Hal inisangat mengganggu, bahkan sering menyebabkan mereka terbangun ketika tidur di malam hari. STK adalah  kasus yang paling sering terjadi dari antara  beberapa penyakit saraf tepi, dan kerapkali  dijumpai pada orang yang banyak menggunakan tangannya untuk aktifitas berulang. Ibu rumah tangga dan pekerja pabrik sering mengalami keluhan kesemutan pada telapak tangan ini.

Data di RS Dr. Soetomo menunjukkan STK pada bulan Oktober 2011 sampai September 2012 sebanyak  173 kasus, diantaranya 55% (95 kasus) datang untuk terapi di Unit Rehabilitasi Medik. 70% kasus STK di RS. Dr. Soetomo ditemukan pada wanita yang berusia 40-60 tahun. STK biasanya mengenai kedua tangan, namun lebih parah pada tangan sisi dominan. Peningkatan tekanan STK dapat menyebabkan kerusakan saraf dan gangguan aliran darah. Tanpa terapi yang memadai, penekanan saraf yang berkepanjangan dapat menyebabkan kerusakan saraf median yang permanen.  Sebagai akibatnya terjadi gangguan fungsi tangan dan aktifitas dalam kehidupan sehari-hari.

Pemeriksaan elektrodiagnostik  yang dikenal sebagai Elektromiografi (EMG) dianggap baku  emas untuk menegakkan diagnosis STK. Ada beberapa metode diagnosis STK dengan teknik pemeriksaan elektrodiagnostik antara lain  metode Combined Sensory Index (CSI) yang membandingkan konduksi saraf sensorik median, ulnar dan radial. Metode CSI ini memiliki tingkat sensitifitas dan spesifitas yang tinggi jika dibandingkan dengan metode  diagnostik lainnya. Namun kebanyakan rumah sakit di Indonesia belum dapat melakukan metode pemeriksaan tersebut karena tidak tersedianya alat EMG. Agar dapat menegakkan diagnosis STK diperlukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang teliti, serta  tes provokasi  STK. Tes provokasi STK  yang biasa digunakan di unit rehabilitasi Medik RS Dr Soetomo Surabaya antara lain tes Phalen tes sembah, dan tanda dari Tinel.

AS Widodo, F.Rochman, RD Haryadi, dan Patricia MK melakukan penelitian yang  bertujuan untuk mengungkap akurasi diagnostik dari tes Phalendan tes sembah dalam menegakkan diagnosis STK. Penelitian yang telah mendapat persetujuan dari komisi etik dan penelitian RSUD Dr Soetomo ini menggunakan metode observasional analitik potong lintang. Sampel penelitian ini adalah 19 orang  pasien yang memenuhi kriteria bergejala STK, berusia antara 20 – 60 tahun, tidak ada keterbatasan gerak pada tubuh, dan memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan penghantaran saraf. Setelah pasien memberikan persetujuan, dilakukan tes Phalen, tes sembah dan pemeriksaan konduksi  saraf pada hari yang sama. Pemeriksaan konduksi saraf dilakukan dengan peralatan EMG merk Cadwell di Instalasi Rehabilitasi Medik  RS Dr Soetomo.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam mendiagnosis STK tes Phalen memiliki sensitifitas 82% dan spesifisitas  100%, tes sembah menunjukkan sensitifitas 88% dan spesifisitas 100%, sedangkan kombinasi tes Phalen dan tes sembah sensitifitas 94,1%. Pada umumnya sensitifitas dan spesifisitas diatas 90% dinyatakan  baik.

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah bahwa kombinasi  tes sembah dan tes Phalen memberikan nilai sensitifitas yang tinggi dalam mendiagnosis STK, dari pada tes Phalen atau tes sembah yang dilakukan secara terpisah. Saran berdasarkan penelitian ini adalah bahwa Kombinasi tes sembah dan tes Phalen dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis Sindroma Terowongan Karpal pada pasien yang dari pemeriksaan klinis menunjukkan gejala Sindroma Terowongan Karpal. Bagi orang yang memiliki keluhan  kesemutan di telapak tangan dianjurkan untuk segera memeriksakan diri ke dokter.

Penulis: Ratna Darjanti Haryadi

Artikel lengkapnya dapat dilihat pada link berikut ini,

https://medicopublication.com/index.php/ijfmt/article/view/3224#:~:text=Result%20of%20the%20Study%3A%20The,negative%20predictive%20value%20was%2066.7%25.

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp