Pakar Imunologi UNAIR: Strain B117 Gejala Mirip dan Penyebaran Sangat Cepat

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Sumber: Publik Health Insider

UNAIR NEWS – Kasusbaru bergejala atau tanpa gejala yang sebelumnya muncul pada Covid-19 kemungkinan akan kembali terjadi pada Strain B117. Dugaan itu dilontarkan oleh Dosen Fakultas Kedokteran (FK) sekaligus Pakar Imunologi Universitas Airlangga (UNAIR) Dr. Agung Dwi Wahyu Widodo dr., M.Si, M.Ked.Klin, SpMK.

Dalam wawancara pada Kamis (18/03/2021), Agung -sapaan akrabnya- mengatakan antibodi tertentu pada tubuh dikhawatirkan tidak dapat mendeteksi virus Strain B117. Bukan tanpa sebab, ia menjelaskan bahwa terdapat sejumlah mutasi berupa delesi atau hilangnya gen pada virus pada Strain B117.

Akibatnya, virus itu mampu mengikat reseptor pada sel tubuh dengan kuat dan dapat menghindar dari antibodi. “Kemungkinan adanya infeksi hampir sama dengan virus sebelumnya. Jadi penyebarannya cepat, tapi gejalanya ndak berat bahkan bisa jadi tetap sama dengan Covid-19 selama ini,” ujarnya.

Sementara itu, Agung mengatakan bahwa beberapa penelitian yang dilakukan di Eropa dan Amerika menunjukkan penurunan angka netralisasi antibodi terhadap Strain B117.

“Netralisasi ini artinya adalah kemampuan antibodi untuk menangkap serta menghilangkan virus ini. Pada beberapa penelitian menggunakan serum pasien, angka tersebut ternyata turun, ini berbahaya,” ungkap Agung.

Perlu diketahui, Strain B117 adalah salah satu Strain Varian Corona Virus SARS-CoV-2. Virus ini pertama kali ditemukan di Inggris. Belakangan diketahui, Strain B117 telah muncul sejak September 2020.

Agung mengatakan, angka kesakitan Strain B117 tergolong tinggi dikarenakan karena penyebarannya sangat cepat. Bahkan di Inggris virus ini juga berhubungan dengan kematian.

Jika diamati, jelas Agung, gejala klinis yang muncul akibat Strain B117 mirip dengan SARS-CoV-2 pada umumnya. Sebagian besar di antaranya adalah flu.

Selain itu, pada beberapa kasus, penderita juga kehilangan indera penciuman dan perasa. Gejala-gejala lain seperti pusing, sakit kepala, hingga sesak juga diklaim ikut menyertai.

“Gejalanya sama, tidak lebih berat atau lebih ringan. Cuma ada perbedaan persentase saja, jadi flunya yang menonjol adalah batuknya dibandingkan Covid sebelumnya,” terang Agung.

Meski begitu, menurut Agung, Strain B117 berbeda dengan Virus Corona yang beredar di Inggris saat itu. Sebab, Strain B117 adalah hasil mutasi.

“Virus ini mengalami delapan mutasi pada bagian tonjolan (Spike). Yaitu enam mutasi pada gen Spike dan mengalami dua delesi, yang mana ada gen yang hilang,” pungkasnya. (*)

Penulis: Erika Eight Novanty

Editor: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp