Ultrasonografi dalam Penegakan Diagnosis Penyakit di Regio Oral dan Maksilofasial

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Sumber: Medium

Utrasonografi (USG) adalah alat diagnostik yang bersifaat non invasif, relatif murah dan mudah ditemukan serta prosedur diagnostik yang dapat diulang dengan aman. Alat ini sudah digunakan secara luas dalam berbagai bidang medis sejak tahun 1940  tetapi pada bidang Bedaah Mulut dan Maksilofasial merupakan prosedur diagnostik yang relatif baru. Utrasonografi menggunakan pantulan gelombang suara pada berbagai permukaan organ yang menghasilkan gambaran, gelombang ultrasonik pada alat USG medis dalam rentang 2-20 MHz. Pantulan gelombang ultrasonik ini dapat diperoleh informasi anatomis seperti lokasi, bentuk dan struktur internal jaringan normal dan proses patologis. Interval waktu antara emisi gelombang ultrasonik dari transduser dengan pantulan yang terekam dapat memberikan ukuran jarak antara kulit dengan organ atau lokasi kelainan patologis.

Gambaran yang tampak dari hasil pemeriksaan USG dideskripsikan sebagai hypoechoic timbul dari pantulan lemah gelombang suarayang menunjukkan gambaran hitam, isoechoic pada pantulan sedang gelombang suarayang menunjukkan gambaran abu heterogen, dan hyperechoic pada pantulan kuat gelombang suarayang menunjukkan gambaran putih.

Ultrasonografi pada Bidang Bedah Mulut dan Maksilofasial dapat digunakan dalam prosedur diagnostik proses inffeksi, penyakit pada jaringan lunak seperti penyakit pada kelenjar liur, pembesaran kelenjar limfe, kista, dan tumor. Kelainan pembuluh darah dapat didiagnosis dengan menggunakan USG Doppler. Prosedur pemeriksaan USG semakin populer digunakan dalam diagnosis penyakit pada daerah dentomaksilofasial karena kekuatiran mengenai dosis radiasi yang semakin meningkat dan juga pertimbangan ekonomi.

Pada kesempatan ini dilaporkan penggunaan USG dalam mendiagnosis dan sebagai panduan dalam melakukan perawatan pada 4 kelainan dan penyakit di daerah rongga mulut dan maksilofasial yaitu abses submaseterik setelah pencabutan gigi geraham bawah kanan, kista nasolabialis  yang menyebabkan pembengkakan dibawah hiddung kanan pasien, kista dermoid pada dasar mulut yang menyebabkan lidaah pasien terangkat sehingga mengganggu pernafasan dan sulit menenlan, dan abses subkutan yang disebabkan oleh benda asing duri ikan pada mukosa pipi.

Pada semua kasus tersebut USG menunjukkan akurasi 100% dalam diagnosis pembesaran jaringan lunak pada daerah oral dan maksilofasial serta membantu dalam menentukan pendekatan bedah. Awalnya USG digunakan untuk melakukan pemeriksaan jaringan lunak abdomen (rongga perut) dan pelvis, sehingga perannya dalam bidang Oral dan maksilofasial lebih kurang diketahui.Beberapa penelitian menunjukkan hasil realibilitas dalam mendiagnosis pleomorphic adenoma sebesar 80%, pada adenocarcinoma dan hemangioma  100%. Spesifisitass USG dalam mendiagnosis monomorphic adenoma dan hemangioman mencapai 100%. Penelitian lain juga menunjukkan ketepeatan diagnosis pembesaran pada daerah kepla dan leher dengan pemeriksaan USG mencapai 98,5%.

Pada keempat kasus tersebut menunjukkan konfirmasi diagnosis klinis dengan hasil pemeriksaan USG dan juga pemeriksan histopatologis yang dilakukan pada kasus kista. Pada terapi kasus abses, USG dapat memberikan informasi tentang lokasi, perluasan pembentukan abses, dan juga mampu mengukur jarak abses dengan permukaan kulit dan mukosa, menunjukkan gambaran 3 dimensi rongga abses, dan menghitung volume nanah melalui pola anechoic yang tampak dan dapat juga menunjukkan zona jaringan yang mengalami keradangan. Ultrasonografi juga dapat digunakan intraoperatif untuk membantu aspirasi, tindakan insisi dan darinase nanah. Pada kedua kasus abses tersebut dapat ditentukan lokasi insisi yaitu dari mukosa intra oral dan dapat ditemukan juga gambaran duri ikan yang menyebabkan abses subkutan.

Kesimpulan pada laporan kasus ini adalah USG merupakan prosedur diagnostik yang menjanjikan dan berharga dalam proses penergakan diagnosis dan membantu terapi penyakit dan kelainan jaringan lunak di daerah oral dan maksilofasial.

Penulis: Ni Putu Mira Sumarta

Artikel lengkapnya dapat dilihat pada link berikut ini,

https://medicopublication.com/index.php/ijfmt/article/view/13680

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp