Korelasi Antara Jumlah Limfosit T CD4 terhadap Jumlah Spesies Candida pada Pasien Kandidiasis Oral dengan HIV/AIDS

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Sumber: FK UNAIR

Rongga  mulut manusia terdapat berbagai jenis mikroorganisme yang aktivitas metabolisme dan patogenitasnya dipengaruhi oleh oleh faktor eksternal dan internal. Di antaranya jamur, ragi genus Candida dianggap sebagai bagian terbesar dari spesies jamur yang ada di rongga mulut.Spesies Candida adalah penyabab utama infeksi mukokutan yang biasanya diklasifikasikan sebagai KO,  kandida esophagus dan kandida vulvovaginal (Gezie LD 2016)

Subjek penelitian ini adalah pasien HIV/AIDS di RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Indonesia. Kriteria inklusi subjek penelitian yaitu pasien yang terdiagnosa dengan HIV/AIDS menggunakan 3 metode rapid test, terdiagnosa dengan KO sudah dikonfirmasi dari anamnesis, manifestasi klinis pemeriksaan KOH 10-20%, serta pasien berusia diatas 18 tahun. Kriteria ekslusi dari subjek penelitian ini adalah pasien yang mengkonsumsi obat antijamur dalam waktu 2 minggu sebelumnya dan tidak ditemukan pertumbuhan koloni pada pemeriksaan kultur. Subjek yang bersedia ikut dalam penelitian ini diberikan penjelasan tentang penelitian dan menandatangani inform consent.

Penelitian ini dilakukan secara analitik crossectional yang berlangsung dari bulan Mei hingga Oktober 2019. Tempat pernelitian  RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Indonesia.

Identifikasi spesies dari 114 pasien ditemukan 149 isolat Candida sp. yang terdiri dari Candida albicans dengan jumlah 96 (64,4%) isolatdan Candida non-albicans sebanyak 53 (35,6%) isolat. Spesies Candida non-albicans terbanyak adalah Candida krusei,Candida glabrata dan Candida tropicalis yaitu sebanyak 26 (16,5%), 13 (0,8%), dan 7(0,4%).

Pada penelitian ini juga didapatkan isolat Candida yang jarang yaitu Candida parapsilosis, Candida dubliniensis, dan Candida lypolitica.Hasil uji statisik Spearman didapatkan hubungan yang bermakna antara jumlah sel limfosit T CD4 dengan jumlah spesies dengan nilai p<0,001 serta hubungan yang bermakna antara jumlah spesies dengan luas lesi nilai p<0,05 namun hubungan tidak bermakna antara jumlah spesies dengan lama sakit HIV p>0,05. Hasil uji statistik Fisher Exact menunjukkan hubungan yang bermakna antara jumlah sel limfosit T CD4 dengan bentuk klinis dengan nilai p=0,016 serta hubungan yang tidak bermakna antara jumlah spesies dan bentuk klinis dengan nilai p=0,284.

Pada pasien HIV/AIDS dengan KO semakin rendah kadar limfosit T CD4  nya maka jumlah spesies  yang tumbuh  di rongga mulut semakin beragam , dan lesi  di rongga mulut semakin luas  dan semakin parah.

Penulis : Dwi Murtiastutik

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://medicopublication.com/index.php/ijfmt/article/view/13548

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp