Perilaku Seksual Remaja Kita

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi remaja. (Sumber: EduCenter)

Remaja adalah masa dimana manusia memasuki dunia kedewasaan, masa ini merupakan sebuah masa persiapan bagi manusia untuk menapaki kehidupan dan meneruskan keturunan. Remaja saat ini dihadapkan pada masa yang sangat sulit, gempuran informasi yang semakin deras membuat mereka harus berhadapan langsung dengan semua itu tanpa persiapan yang matang untuk memilih dan memilah mana yang bermanfaat untuk mereka.

Remaja sudah siap untuk secara biologis untuk menurunkan keturunan, akan tetapi secara ekonomi, social dan banyak hal masih belum siap. Hal ini menjadi masalah pelik karena remaja terkadang tidak dibekali oleh pengetahuan dan ketrampilan dalam menjaga mereka untuk tetap sehat dan tidak berperilaku yang beresiko secara seksual. Kehamilan tidak diinginkan, penyakit menular seksual dan juga pernikahan dini, seakan menjadi momok yang tiba-tiba keluar menyapa remaja kita.

Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi yang rendahnya dan kontrol dari orangtua dapat membuat remaja berperilaku seksual berisiko. Dua hal ini menjadi hal utama meskipun banyak hal yang bisa membuat remaja berada pada keadaan beresiko. Remaja pada kota besar mempunyai akses terhadap informasi yang tinggi, tanpa dibarengi dua hal ini tentunya remaja menjadi sebuah makhluk yang berperialku beresiko tanpa mengetahui lebih dulu ancaman yang dihadapi. Remaja saat ini dengan semua aksesnya semakin cerdas dan memiliki kesempatan dan pencapaian yang semakin tinggi, namun pada saat bersamaan pula mengalami situasi yang tidak menguntungkan. Beberapa hasil survey menunjukkan bahwa pengetahuan atau literasi kesehatan mereka tidak semakin baik padahal akses terhadap informasi sangat tinggi. Banyak cara untuk membuat mereka mendapatkan informasi dengan benar untuk masa depan mereka. Pendidikan baik yang ada di dalam kurikulum maupun ekstra-kurikuler, menjadi alternatif bagi remaja dan merupakan salah satu strategi terkuat bagi pemerintah dan berbagai pihak untuk mengintervensi masalah mendasar Kesehatan reproduksi remaja.

Ada sebuah hasil yang cukup membanggakan bagi kita dari sebuah survei cepat dilakukan untuk menilai perilaku abstinensi (puasa seks) dan kebutuhan pendidikan seks remaja di Jakarta dan kota-kota sekitarnya. Ternyata remaja yang diwawancara di sekolah atau komunitasnya menyatakan bahwa mereka tidak melakukan aktivitas seksual dan lebih dari separo mengamini kondisi ini.  Tetapi remaja juga menyatakan bahwa mereka membutuhkan hadirnya orang lain yang lebih paham untuk memberikan pendidikan seks, dengan cara tatap muka. Melihat hal ini kita bisa menyatakan bahwa pendidikan seks di Indonesia sejatinya merupakan kebutuhan mendesak. Media diharapkan mampu menjadi Pelepas dahaga akan Pendidikan seks integratif dan komprehensif yang sesuai dengan tahapan perkembangan remaja (dan pra remaja), tanpa meninggalkan nilai budaya dan agama yang dianut serta tetap memperhatikan dampaknya terhadap kesehatan reproduksi remaja.

Generasi muda dewasa ini perlu mengetahui masalah seks sejak dini. Semua pihak, seperti orang tua, guru, tokoh agama dan masyarakat perlu memahami masalah seks. Harapannya, yang pertama memberikan keterangan tentang seks adalah orang tua. Orang tua bisa menjelaskan kepada anak-anaknya. Ini penting untuk menghindari terjadi prilaku seks di luar kewajaran, seperti kehamilan di luar nikah dan seks bebas. Tentu tindakan seperti itu tidak sesuai dengan norma-norma adat dan norma-norma agama.

Banyak filsuf yang menyatakan bahwa manusia itu binatang bernalar, punya pikiran. Remaja hidup di dalam dunia coba-coba, keinginan besar untuk mengetahui apa saja, juga terutama masalah seks. Di sekolah maupun di lingkungan masyarakat pada umumnya pengenalan reproduksi masih dirasa tabu dan tidak penting. Tabu dan tidak penting menyeret remaja pada sebuah keadaan mencari informasi dalam aliran deras internet tanpa sadar terkadang ada arus yang menyeret mereka masuk lebih beresiko. Padahal bagi remaja dan temannya perbincangan mengenai hubungan seks bukan hal yang tabu, sudah menjadi hal yang biasa. Sekarang dianggap benar dan normal atau paling sedikit di perbolehkan. Bahkan hubungan seks di luar nikah dianggap benar apabila orang-orang yang terlibat saling mencintai dan saling terkait. Senggama yang disertai kasih sayang lebih diterima dari pada bercumbu sekedar melepas nafsu.

Kengerian itu seakan tanpa kita sadari sudah muncul di depan pintu rumah kita, atau bahkan sudah masuk ke dalam kamar remaja kita saat ini. Menguatkan peran orang tua, memilih media serta mampu menguatkan remaja untuk memilah berita tentunya akan menjadi sebuah kebutuhan yang wajib kita kembangkan saat ini. Memilah media tentunya akna menempatkan media sebagai alat yang bermanfaat dalam menguatkan masa depan generasi selanjutnya. Jangan tabu untuk membahas masalah Kesehatan reproduksi Bersama remaja kita, karena mereka menunggu kita terbuka, jangan sampai mereka mencari ke tempat sampah dan menemukan semuanya tanpa tahu mana yang berbahaya. Dampingi mereka Ketika mereka membutuhkan hadirnya kita, rangkul dan kenalkan media baru yang berguna sehingga mereka yakin mereka akan menapak masa depan mereka yang lebih baik. Tentunya kita hanya bisa mewariskan sebuah kebajikan melalui semua perilaku kita saat ini.

Penulis: Pulung Siswantara

Artikel lengkapnya dapat dilihat pada link berikut ini,

http://medicopublication.com/index.php/ijfmt/article/view/10784/10101

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp