Departemen Politik Unggulkan Konsentrasi Ilmu Politik Kepemiluan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Departemen Politik UNAIR saat menyelenggarakan konferensi internasional ICoEaD 2017. (Foto: istimewa)

UNAIR NEWS – Departemen Politik adalah salah satu dari tujuh departemen yang dinaungi oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (UNAIR). Membawahi prodi S1 Ilmu Politik dan S2 Ilmu Politik, departemen ini ternyata memiliki ciri khas dan keunggulan yang ternyata berbeda dari departemen politik lain.

Ketua Departemen Politik Dr. Dwi Windyastuti Budi Hendrarti, Dra., M.A. menjelaskan bahwa dari beberapa konsentrasi peminatan yang ada, ranah ilmu kepemiluan menjadi andalan dari Departemen Politik UNAIR. Departemen ini sendiri sejatinya membawahi dua program studi, yakni S1 Ilmu Politik dan S2 Ilmu Politik.

Dalam prodi S2 Ilmu Politik sendiri, terdapat tiga koonsentrasi peminatan yang ditawarkan, yakni Analisis Politik, Manajemen Pemerintahan dan Politik Lokal, serta Tata Kelola Pemilu. “Orientasi pengajaran kita menggabungkan antara aspek yuridis formal, teori, serta studi fenomena-fenomena politik. Hal tersebut yang membuat konsentrasi ilmu Departemen Politik terbentuk seperti sekarang,” ungkap Ketua Departemen Politik yang baru dilantik awal Desember 2020 lalu.

Dr. Dwi menuturkan bahwa konsentrasi kepemiluan departemennya berangkat dari respon atas fenomena reformasi serta sistem pemilihan langsung yang menjadi titik tekan keilmuan Departemen Politik. Apalagi Departemen Politik sendiri memiliki tenaga pengajar yang begitu mumpuni, di mana salah satunya adalah Prof. Ramlan Surbakti yang dikenal luas sebagai akademisi dan praktisi pemilihan umum.

Hal tersebut yang kemudian membuat Departemen Politik banyak bekerja sama dengan berbagai lembaga pemerintah, khususnya Komisi Pemilihan Umum (KPU) maupun Komisi Pemberantasan Korupsii (KPK).

Selain aspek akademis, Departemen Politik juga memiliki agenda tahunan yang siap untuk meningkatkan akselerasi mengikuti program SMART University yang dicanangkan Rektor UNAIR. Pertama dalam aspek akademis, Dr. Dwi menargetkan peningkatan kerja sama internasional dengan merancang adanya adjunct professor serta kolaborasi akademik.

“Kerja sama ini meliputi penulisan artikel jurnal, kuliah tamu, hingga outbound bagi mahasiswa maupun tenaga pendidik. Meski memang kini tengah pandemi, namun rencana ini masih terus berjalan baik diusahakan dalam bentuk daring maupun offline untuk di masa mendatang,” imbuhnya.

Sementara itu implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) akan siap dijalankan melalui konversi kegiatan luar kampus ke dalam satuan kredit semester (SKS) mata kuliah. Dr. Dwi pun mencatat bahwa kegiatan-kegiatan seperti magang, lomba, pimnas, maupun bentuk aktivitas bernilai akademis lain.

“Kami juga tidak segan-segan mengonversi kegiatan merdeka belajar menjadi enam atau delapan SKS. Salah satunya dapat dilihat pada mahasiswa kami yang mendapat program Bangun Kualitas Manusia Indoensia (Bangkit) dari Ditjen Dikti untuk mengikuti pelatihan terkait digitalisasi,” terang Dr. Dwi.

Langkah tersebut pun berhasil mendorong Departemen Politik mengirimkan banyak mahasiswanya untuk magang di berbagai instansi seperti DPR Pusat, DPRD, kementerian, maupun perusahaan swasta. Tidak mengherankan jika kemudian lulusan Departemen Politik UNAIR banyak bersaing dan sukses menjalani karir di bidangnya.

Beberapa alumni bereputasi Departemen Politik tercermin pada sosok Gubernur Jawa Timur dan mantan Menteri Sosial Indonesia Khofifah Indar Parawansa, akademisi politik dan mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum periode 2004-2007 Prof. Ramlan Surbakti, Staf Khusus Kementerian Pertahanan RI Widjajanto, maupun berbagai tokoh lain yang bergerak di bidang politik, media, akademis, ekonomi, dan lain sebagainya.

Maka melalui berbagai progress dan capaian tersebut, Dr. Dwi sendiri meyakinkan bahwa ke depannya redesain kurikulum yang juga tengah digarap Departemen Politik akan semakin beradaptasi pada dinamika sosial politik dan tuntutan zaman.

“Apalagi dengan adanya pandemi, tim pengajar kini terus berusaha melakukan inovasi dalam proses pembelajaran dengan meningkatkan diskusi dan kelas interaktif. Kami percaya bahwa situasi pandemi maupun redesain kurikulum yang tengah dirancang mampu meningkatkan kualitas Departemen Politik ke depannya,” pungkas Dr. Dwi.

Penulis: Intang Arifia

Editor: Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp