Vitamin D3 dan Kanker Serviks

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh SehatQ

Kanker serviks adalah kanker terbanyak ke-4 pada perempuan di dunia dan paling banyak terjadi di negara berkembang seperti Indonesia. Sebagian besar kanker serviks di Indonesia terdiagnosis pada stadium lanjut dimana tingkat kesembuhan pada stadium lanjut lebih buruk. Kondisi ini diperparah dengan keterbatasan fasilitas radiasi di Indonesia, padahal pengobatan kanker serviks stadium lanjut adalah radiasi, bukan operasi atau kemoterapi. Kanker serviks adalah kanker yang paling bisa dicegah karena perjalanan alamiah kanker serviks dari normal sampai menjadi kanker telah jelas diketahui dan berlangsung dalam waktu yang lama. Perubahan dari serviks normal menjadi kanker serviks membutuhkan waktu 10-15 tahun sehingga ada kesempatan untuk mendeteksi secara dini. Deteksi dini kanker serviks dilakukan dengan cara yang sederhana dan murah yaitu melalui pemeriksaan rutin. Pap smear, lender serviks diambil dan diperiksa untuk mendeteksi sel abnormal. Penyebab kanker serviks adalah infeksi virus human papilloma virus (HPV) risiko tinggi, dimana saat ini juga terdapat vaksin HPV untuk membantu menurunkan risiko kanker serviks.

Penelitian kedokteran terus berkembang, salah satunya adalah mengenai vitamin D dan kanker. Kekurangan vitamin D dikaitkan dengan risiko terjadinya kanker payudara, kanker usus, kanker indung telur, kanker rahim dan salah satunya juga dengan kanker serviks. Penelitian di Surabaya di rumah sakit umum daerah Dr. Soetomo dan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, menunjukkan perempuan yang kekurangan vitamin D mempunyai risiko terjadinya kanker serviks lebih besar 2,7 kali lipat. Kadar vitamin D pada perempuan dengan kanker serviks lebih rendah dibanding dengan kadar vitamin D pada perempuan normal tanpa kanker serviks. Penderita kanker serviks mempunyai kadar vitamin D sekitar 209 pg/mL sedangkan perempuan tanpa kanker serviks mempunya kadar vitamin D sekitar  339 pg/mL.  Hal ini menggambarkan peran penting vitamin D dalam mencegah kanker serviks.

Sebagaimana telah banyak diketahui, penyebab utama kanker serviks adalah virus HPV. Bila seorang perempuan terinfeksi virus HPV maka berisiko berkembang menjadi kanker serviks di kemudian hari. Virus HPV yang menginfeksi serviks sebagian besar bisa tereliminasi namun bila infeksi ini menetap maka bisa mengubah serviks normal menjadi kanker serviks dalam waktu 10-15 tahun. Penelitian menunjukkan perempuan dengan lesi pra kanker serviks yang diberikan vitamin D dosis tinggi  selama 6 bulan mengeliminasi infeksi HPV keboh baik dibanding perempuan yang tidak diberikan vitamin D dosis tinggi. Penelitian juga menunjukkan bahwa  perempuan dengan kadar vitamin D yang lebih tinggi mempunyai risiko terinfeksi virus HPV lebih kecil dibanding dengan perempuan dengan kadar vitamin D yang rendah. Sebagaimana kita ketahui bahwa virus HPV merupakan penyebab utama kanker serviks. 

Menjaga kadar vitamin D dalam keadaan normal penting untuk dilakukan. Untuk mengetahui kadar vitamin D dapat dilakukan dengan pemeriksaan darah. Vitamin D bukan saja bermanfaat dalam metabolism tulang namun juga bermanfaat dalam pencegahan beberapa jenis kanker termasuk di dalamnya adalah mencegah kanker serviks. Dengan demikian ke depan diharapakan tidak ada lagi kejadian kanker serviks oleh karena kanker serviks bisa dicegah dengan vaksin HPV, bisa dideteksi lebih dini dengan pemeriksaan pap smear dan saat ini ini juga bisa dicegah dengan menjaga jangan sampai kekurangan vitamin D.

Penulis: Brahmana Askandar Tjokroprawiro

Jurnal bisa diunduh di link dibawah ini:

https://indonesianjournalofcancer.or.id/e-journal/index.php/ijoc/article/view/719

Berita Terkait

Achmad Chasina Aula

Achmad Chasina Aula

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi