Kelebihan Informasi dan Komunikasi terhadap Social Media Exhaustion dan Prestasi Kerja

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Bukalapak

Kemajuan teknologi berubah lebih cepat, terutama dengan perkembangan perangkat seluler. Aksesibilitas yang mudah ini, saat digunakan di tempat kerja, dapat berdampak positif dan negatif. Sebagaimana kita ketahui tempat kerja merupakan suasana dimana seseorang melaksanakan suatu pekerjaan sesuai dengan bidangnya. Lebih lanjut Yu et al., (2018) menyatakan bahwa tidak semua tempat kerja memberikan kemudahan bagi seorang karyawan untuk menggunakan telepon genggam saat bekerja. Hal ini dikarenakan pengelola atau pemilik perusahaan tidak ingin kemudahan akses internet menghambat kinerja karyawan.Pada dasarnya, orang dengan pekerjaan yang sama mungkin memiliki tingkat keberhasilan yang berbeda saat menjalankan tugas (Wisniewski & Dutton, 2011), membuat peran mereka di tempat kerja seringkali berbeda. Selain itu, seperti disebutkan sebelumnya, penggunaan media sosial dalam dunia kerja menjadi faktor lain yang memengaruhi efisiensi tenaga kerja. Akibat pemborosan waktu dan pengalihan, praktik ini dapat menyebabkan penurunan kinerja karyawan di tempat kerja (Sherman, 2009; Zhang et al., 2015).

Yang kita dapatkan saat mengakses media sosial adalah informasi. Sayangnya kemudahan akses internet tidak didukung oleh kemampuan mengolah sehingga informasi selalu terjadi overload. Kelebihan informasi terjadi ketika informasi yang diperoleh melebihi kemampuan pemrosesan informasi (Eppler & Mengis, 2004). Informasi yang melimpah ini dapat menyebabkan seseorang mengalami kelelahan media sosial. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Lee (2016) yang mencatat bahwa ketika seseorang menerima informasi yang melebihi kemampuannya, ia mungkin merasa lepas kendali dan mengalami kelelahan di media sosial.Habisnya media sosial tidak hanya dipengaruhi oleh informasi yang berlebihan, tetapi juga oleh komunikasi yang berlebihan (Zhang et al., 2016). Studi tersebut menunjukkan bahwa akan ada apa yang dianggap tidak perlu kontak ketika seseorang berinteraksi dan berbicara terus-menerus, atau dalam terminologi, gagasan itu disebut komunikasi yang berlebihan. Zhang et al. (2016) temuan tersebut didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Karr-Wisniewski dan Lu (2010) yang menyatakan bahwa komunikasi yang berlebihan terjadi ketika pihak ketiga meminta karyawan untuk memperhatikan informasi melalui sarana seperti email, pesan instan, atau perangkat seluler yang mungkin mengalihkan perhatian mereka dari pekerjaan utama mereka.

Bukalapak adalah salah satu perusahaan e-commerce terbesar di Indonesia, dan nyatanya merupakan salah satu dari empat unicorn yang berbasis di Indonesia. Istilah unicorn sendiri merujuk pada perusahaan start-up dengan nilai lebih dari $ 1 miliar. Sebagai pasar online yang berdiri pada tahun 2010, Bukalapak semakin berkembang pesat. Bisnisnya yang sebagian besar dilakukan secara online telah membawa konsekuensi bagi para karyawannya untuk secara aktif dan intens terkoneksi dengan internet. Fakta ini bahkan lebih menuntut bagi divisi pemasaran. Padahal strategi pemasaran dapat dilakukan baik secara offline maupun online, namun strategi online membutuhkan perhatian yang lebih besar. Padahal, untuk mempercepat kemajuannya, Bukalapak telah menerapkan strategi pemasaran yang masif dengan lebih banyak mempromosikan iklan untuk mengajak lebih banyak orang membuka Lapak (toko online) dan menjadi pembeli (www.deerham.com). Oleh karena itu, karyawan memiliki potensi yang lebih besar untuk mengalami Kelelahan Media Sosial.

Hasil tersebut membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif overload informasi terhadap kelelahan media sosial. Banyaknya informasi yang diperoleh oleh karyawan pemasaran meningkatkan kelelahan media sosial. Kelebihan informasi dapat menyebabkan konsekuensi disfungsional seperti stres dan mengalihkan pengguna dari aktivitas penting lainnya dalam kehidupan sehari-hari (Eppler & Mengis, 2004). Potensi habisnya media sosial juga dapat meningkat karena kecepatan produksi dan informasi berkembang pesat seiring dengan perkembangan Teknologi dan Informasi (Lee et al., 2016). Apalagi, laju penyebaran informasi di Media Sosial semakin pesat ketika jumlah pengguna Media Sosial meningkat secara eksponensial. Terlalu banyak informasi dapat dengan cepat mendorong batas kognitif pengguna Media Sosial untuk memproses informasi dan membuat mereka merasa kewalahan (Wisniewski & Lu, 2010).

Selanjutnya hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat pengaruh negatif komunikasi overload terhadap prestasi kerja. Penurunan kinerja karyawan disebabkan oleh komunikasi yang berlebihan oleh karyawan. Kelebihan komunikasi yang diterima karyawan membuat karyawan merasa kurang terhubung dengan lingkungan sosialnya dan merasa tidak produktif karena karyawan hanya berkomunikasi dengan orang lain di dunia maya, hal ini membuat penurunan kinerja. Komunikasi online yang berlebihan membuat karyawan sering mengalami error yang membuat konsumen Bukalapak merasa bingung dan harus menjelaskan kembali apa yang diinginkannya. Komunikasi yang berlebihan membuat karyawan cenderung hanya mendengarkan bagian tertentu dari informasi yang diterima dan mengabaikan informasi lainnya.Dari temuan terkait overload informasi dan overload komunikasi, penelitian ini bahwa perlunya Bukalapak memberikan pelatihan kepada karyawan, serta memberikan arahan bagaimana mengatur waktu secara tepat agar karyawan lebih fokus pada uraian tugasnya di tempat kerja. Selain itu, penelitian ini juga memberikan beberapa saran terkait dengan prestasi kerja karyawan Bukalapak. Bagi para pimpinan Bukalapak disarankan untuk memperhatikan tugas-tugas yang harus diselesaikan karyawan dengan melakukan penilaian kinerja. Untuk itu dalam kurun waktu tertentu pimpinan harus mereview hasil pekerjaan karyawan bagian pemasaran agar kesalahan dalam menyelesaikan pekerjaan dapat diminimalisir. Selanjutnya Bukalapak perlu memberikan kesempatan kepada karyawan untuk bersosialisasi dengan lingkungannya, artinya karyawan tidak hanya menyelesaikan pekerjaan melalui web atau media sosial tetapi memungkinkan karyawan menyelesaikan pekerjaan dengan cara bertemu dengan konsumen secara offline.

Penulis : Prof. Dr. Anis Eliyana, S.E., M.Si.

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di :

http://www.sysrevpharm.org/index.php?fulltxt=136336&fulltxtj=196&fulltxtp=196-1600515542.pdf

(Information Overload and Communication Overload on Social Media Exhaustion and Job Performance)

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).