Evaluasi Program Posyandu Lansia

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Kampung Panca Mulya

Dalam upaya mengatasi permasalahan lansia di Indonesia, pemerintah telah mengembangkan platform yang dapat melayani kebutuhan lansia. Dalam platform yang dibangun ini, para lansia diberikan layanan dan bimbingan yang dapat membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan perawatan kesehatannya. Program ini disebut dengan Pos Pelayanan Kesehatan Terpadu Lansia (Posyandu Lansia). 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, proyeksi jumlah populasi lansia berusia 60 tahun ke atas di Indonesia akan meningkat dari 27,1 juta pada tahun 2020 menjadi 33,7 juta pada tahun 2025, dan pada tahun 2035 akan mencapai 48,2 juta. Tercatat ada lima provinsi di Tanah Air yang memiliki jumlah penduduk lansia terpadat yaitu DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan Sulawesi Utara. 

Lansia di Jawa Timur menempati urutan ketiga terbesar. Angka proyeksi Sensus mencatat jumlah penduduk lanjut usia di Jawa Timur pada tahun 2019 telah mencapai 13,06% sedangkan untuk Kabupaten Sidoarjo angkanya mencapai 7,89%. Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, jumlah penduduk lanjut usia> 60 tahun yang mendapat pelayanan kesehatan terus mengalami penurunan sejak tahun 2016.  Dari total 26 puskesmas di Kabupaten Sidoarjo, 13 puskesmas telah melaksanakan kegiatan posyandu lansia. Tingkat kemandirian yang tercatat dalam kegiatan Posyandu Lansia sudah cukup baik, namun pengelolaan posyandu lansia masih membutuhkan peningkatan dukungan yang kuat dari berbagai pihak yang terlibat. Beberapa faktor yang mempengaruhi tidak terlaksananya Posyandu Lansia diantaranya pengetahuan, jarak ke lokasi posyandu, dukungan keluarga, sikap dan perilaku lansia, pendapatan ekonomi, dukungan tenaga kesehatan, sarana dan prasarana untuk mendukung terselenggaranya Pos Pelayanan Kesehatan Terpadu

Posyandu lansia dilaksanakan satu kali dalam satu bulan. Kegiatan yang dilaksanakan dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu sebelum hari H, pada saat hari H, dan sesudah hari H. Sebelum hari H, beberapa kegiatan yang dilakukan meliputi  pembuatan berita acara, menyusun daftar hadir, pada H-1 kegiatan posyandu dilaksanakan pertemuan kader untuk PMT, menyampaikan pemberitahuan kepada lansia melalui pengurus masjid, menyiapkan materi penyuluhan, menyiapkan senam lansia, dan menyiapkan kebutuhan yang digunakan di Posyandu Lansia. Pada hari pelaksanaan dilakukan penyiapan peralatan Posyandu Lansia dan selanjutnya dilakukan kegiatan pelayanan lansia seperti pendaftaran, pengukuran berat badan, pengukuran tekanan darah, dan pemeriksaan lainnya. Semua ini dilakukan pada hari yang sama dengan acara utama kegiatan program lansia. Keesokan harinya kader melakukan kunjungan rumah lansia. 

Meskipun pelaksanaan posyandu lansia di Puskesmas telah berjalan dengan baik, namun masih terdapat kendala seperti kurangnya sarana prasarana, kesulitan transportasi, kurangnya tenaga dan kader kesehatan serta dana yang tidak memadai. Sementara itu dari faktor lansianya sendiri masih ditemukan masalah rendahnya kehadiran lansia, kesadaran dan pengetahuan tentang posyandu lansia yang kurang, aksessibilitas yang rendah. Beberapa hal yang menyebabkan kehadiran lansia rendah adalah jadwal posyandu yang tidak sesuai dengan jadwal lansia dan kurangnya dukungan dari keluarga. 


Penulis: Ratna Dwi Wulandari

Ulasan selengkapnya dapat diakses di https://jummec.um.edu.my/article/view/25846

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).