Latar Belakang
Penyakit Coronavirus 19 (COVID-19) adalah pandemi baru di seluruh dunia yang dapat menyebar dengan cepat ke seluruh dunia. COVID-19 disebabkan oleh jenis coronavirus (SARS-CoV-2), memliki sindrom pernapasan akut yang parah dan menargetkan enzim angiotensin manusia 2 (ACE2). SARS-CoV-2 pertama kali ditemukan 2019 di Cina, yang menyebar secara global, dan telah menjadi pandemi seperti yang dideklarasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Dalam studi 2020 baru-baru ini, pasien didiagnosis dengan COVID-19 ditemukan manifestasi rongga mulut dan menunjukkan eritematosa mukosa, gingiva edematosa dan papila interdental nekrotik di rahang atas serta mandibula. Perdarahan terlihat dari gingiva sulkus, dan juga tidak ada kehilangan perlekatan yang terdeteksi. Di sini, kami meninjau manifestasi SARS-CoV-2 infeksi dan patomekanismenya terutama pada periodontal mekanisme kesehatan dan kemungkinan penyakit.
Diskusi
Peningkatan sistemik dalam respon inflamasi mengungkapkan kesamaan dengan adanya cytokine storm di pasien COVID-19. Kondisi ini mengungkapkan respon imun bisa menyebabkan jaringan gingiva meradang dan kemudian bisa berkembang menjadi sirkulasi sistemik yang mengakibatkan sistemik peradangan. Ditemukan bahwa peningkatan respon inflamasi sebagai dampak SARS-CoV-2 infeksi mungkin bisa memicu periodontitis. Juga menunjukkan kemungkinan adanya penyakit periodontal faktor predisposisi untuk COVID-19.
Selanjutnya, hubungan antara kebersihan mulut, penyakit periodontal, dan COVID-19 harus dieksplorasi lebih lanjut untuk mendapatkan konfirmasi mekanisme jaringan periodontal pada penderita COVID-19. Selain itu, penelitian terbaru menemukan bahwa peningkatan protease tingkat pada periodontitis kronis berpotensi meningkat risiko infeksi SARS-CoV-2 yang dimediasi mukosa mulut. Reseptor ACE2 ditemukan di mukosa mulut dan gingiva dan bisa menjadi rute yang memungkinkan untuk infeksi SARS-CoV-2.
Periodontitis kronis telah terbukti menunjukkan insidensi lebih tinggi melalui tingkat osteopontin, merangsang p38 dan NF-kB, dan meningkatkan tingkat protease. Protease menginduksi IL-6 dan caveolin 1 melalui jalur pensinyalan JNK – AP-1. Kedua furin dan cathepsin berdampak pada memungkinkan SARSCoV-2 untuk menginfeksi sel inang. Studi lain dikonfirmasi bahwa protease ini meningkatkan ekspresi ACE2 dan CD147 pada fibroblas ligamen gingiva dan periodontal di tikus dan jaringan manusia. Dengan demikian, periodontitis bisa jadi reservoir infeksi SARS-CoV-2 dan sebaliknya.
Di Spanyol, studi manifestasi epidemiologi COVID-19 pada 375 kasus ditemukan manifestasi oral rongga termasuk ulkus di langit-langit dan eritema terlokalisasi di langit-langit mulut dan tepi gingiva. Laporan kasus lain pada Mei 2020 ditemukan nyeri mulut, gingivitis deskuamatif, plentingan, dan luka sebagai manifestasi rongga mulut. Kasus ringan COVID-19 mungkin tidak menunjukkan manifestasi lisan, tetapi pada kasus yang parah, respons inflamasi terus-menerus memicu manifestasi radang rongga mulut, terutama di jaringan periodontal yang menyebabkan kaskade koagulasi dan peningkatan degradasi fibrinogen yang menegaskan hal itu COVID-19 berdampak pada jaringan periodontal.
Kesimpulan
Dampak periodontal terlihat pada pasien COVID-19 sebagai eritema terlokalisasi di tepi gingiva hingga gingivitis deskuamatif dan nyeri mulut. Meskipun COVID- 19 mungkin bermanifestasi dalam jaringan periodontal, keberadaan patogen periodontal dapat menimbulkan risiko superinfeksi, pocket periodontal bisa menjadi anatomi yang menguntungkan untuk virus, akan tetapi studi literatur masih kurang untuk menyimpulkan hal itu COVID-19 berdampak pada jaringan periodontal dan oleh karena itu, dibutuhkan lebih banyak penelitian.
Penulis: Nanda Rachmad Putra Gofur
Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:
