“RSTKA Edisi Bakti Bawean” Pengabdian di Tengah Pandemi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Relawan RSTKA siap mengabdi di pelosok negeri. (Ilustrasi YouTube RSTKA)

UNAIR NEWS – Tahun ini menjadi tahun yang tak mudah bagi dr. Agus Harianto, Sp.B selaku Direktur Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA) dan tim. Memutuskan RSTKA kembali berlayar bukan berarti bermain-main dengan pandemi. Pulau Bawean sendiri merupakan pulau pertama dan akan menjadi satu-satunya pulau singgah Kapal RSTKA sepanjang tahun 2020 ini.

Kegiatan bakti sosial yang berlangsung sejak 19 hingga 30 November 2020 tersebut rupanya membawa pengalaman yang berbeda bagi dokter yang sebagian besar memberikan pelayanan di rumah sakit. dr. Iqbal Dwi Cahyo, relawan dokter umum itu menuturkan bahwa mereka dituntut untuk serba bisa, mulai persiapan kegiatan hingga tuntas.

“Harus serba bisa, mulai persiapan alat, persiapan ruangan, kemudian pelayanan dari operasi maupun poli umum, sampai selesai strerilisasi alat dan membereskan semuanya,” tuturnya.

Berlayarnya kapal RSTKA seakan memuat banyak kesan bagi relawan hingga petinggi RSTKA. Kesan dan kerinduan akan kebersamaan sesama relawan hingga susah senang berada di kapal. Seperti halnya yang diungkapkan oleh dr. Almira Talitha, relawan yang juga dokter umum tersebut sangat terkesan akan kebersamaannya dengan para relawan lain.

“Kita para relawan bersama-sama di dalam kapal, berbagi apa yang kita punya, lalu sharing pengalaman kita, masak bareng, pokoknya semua kegiatan itu dilakukan bersama-sama,” ungkapnya.

Hal senada juga diungkapkan pula oleh Dr. Amiruddin, Dewan pengawas RSTKA yang memupuk kerinduan dengan suasana kapal, relawan dokter, dan anak muda hingga Anak Buah Kapal (ABK).  Tidak hanya itu, ia bahkan sempat salat hingga hampir terjatuh lantaran terombang-ambing ombak.

Penuh Harapan

Saat kembali berlayar, RSTKA banyak menjadi tumpuan harapan dan pesan dari para relawan. Harapan relawan dan petinggi RSTKA tahun ini adalah dapat mendata pasien katarak dan pterygium yang membutuhkan pelayanan dan kelak saat datang kembali dapat meberikan pelayanan yang lebih baik.

“Harapan kami bisa mendata pasien yang memerlukan pertolongan, yakni pasien katarak dan pterygium atau selaput tumbuh daging di mata. Kegiatan kali ini memang belum bisa operasi katarak, jadi kita kumpulkan dulu pasiennya. Harapannya nanti kita datang kembali melakukan operasi katarak,” jelas dr. Dini Dharmawidiarini, Sp.M., salah satu dokter mata di RSTKA.

Ungkapan terima kasih pun turut diucapkan oleh pasien sebagai tanda balasan jasa yang diberikan RSTKA. Beberapa pelayanan yang dapat diberikan selama kegiatan bakti sosial RSTKA di Pulau Bawean tahun 2020 yakni pelayanan kepada 75 pasien bedah, 2 pasien SC, 17 pasien poli gigi, 121 pasien THT dimana terdapat pemasangan alat bantu kepada 6 pasien, 59 pasien poli anak, penyuluhan terkait stunting, Covid-19, kebiasaan normal baru, dan edukasi literasi hingga tanam bibit pohon, bagi masker, dan bersih pantai. (*)

Penulis : Rista Novianti

Editor  : Nuri Hermawan

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).