Pentingnya Mengetahui Neglected Zoonotic Disease

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
dr. drh. Slamet Raharjo, MP., saat penyampaian materi. (Foto: Zoom kegiatan)

UNAIR NEWS – Dalam perkembangannya, pet animal atau hewan peliharaan semakin beragam. Dahulu pet animal hanya terbatas pada anjing, kucing dan beberapa jenis burung. Namun, dalam dua dekade terakhir perkembangan pet animal semakin beragam. Sehingga kebutuhan dokter hewan dalam bidang tersebut sangat besar. Berbagai spesies hewan exotic ataupun hewan liar baik lokal ataupun introduksi gencar didatangkan untuk dipelihara sebagai pets animal. Akan tetapi, ada hal yang sering dilupakan terkait potensi hewan-hewan tersebut sebagai pembawa penyakit zoonosis.

Sebagian besar hewan-hewan tangkapan alam umumnya membawa mikroba, yang dimana dilingkungannya tidak begitu membahayakan bagi hewan tersebut, akan tetapi saat dipelihara oleh manusia dapat berpotensi sebagai agen penyakit zoonosis. Dari hal tersebut, FKH UNAIR PSDKU di Banyuwangi pada sabtu pekan lalu mengadakan kuliah tamu dengan menghadirkan Dr. drh. Slamet Raharjo, MP. Seorang praktisi dan akademisi yang memfokuskan dirinya dalam bidang pet, wild dan domestic animal.

Dokter Slamet diawal pemaparannya meyampaikan bahwa penyakit zoonosis adalah suatu penyakit atau infeksi secara alami yang ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya. Pentingnya bagi owner atau pemilik hewan mengetahui penyakit zoonosis yaitu bahwa 70% Emeging Infectious Disease atau penyakit infeksius baru bersifat zoonosis. Selain itu, penyakit zoonosis dapat mengancam terhadap kehidupan, keselamatan dan kesejahtraan hidup dengan adanya potensi bioterorisme dan bioweapon dari agen zoonosis seperti anthraks.

Dari sekian banyak penyakit zoonosis di dunia, lebih dari 1400 jenis penyakit, beberapa sering dilupakan bahkan diabaikan yang dikenal dengan istilah Neglected Zoonotic Disease. Pihak-pihak terkait cenderung mengabaikan karena angka kejadian atau morbidity yang rendah serta kecenderungan menganggap penyakit tersebut tidak berbahaya.

“Bergagai penyakit Neglected Zoonotic dapat bersumber dari bakteri, virus, parasit dan fungi yang cenderung diabaikan oleh masyarakat dan pemerintah,” ujar dokter Slamet.

Beberapa pets animal, sambungnya, yang berpotensi membawa penyakit zoonosis berasal dari golongan canide, felide, aves serta rerptil. Penyakit-penyakit tersebut muncul akibat perubahan pola pemeliharaan dan minimnya pengawasan serta pencegahan terhadap penyakit.

“Hal yang paling sederhana yang dapat dilakukan oleh pemilik pet animal untuk melakukan pencegahan penyakit dengan menjaga keberishan hewan dan manusia serta melakukan vaksinasi. Kemudian dapat dilakukan pengobatan dengan terapi supportif”

Peran semua kalangan dalam memberantas penyakit zoonosis khususnya Neglected Zoonotic Disease sangat diperlukan. Eksplorasi dan penelitian lebih lanjut dapat dilakukan sebagai rekomendasi dan rujukan bersama dalam hal falsafah pengetahuan. “Hal ini tidak lain dan tidak bukan untuk menciptakan kesejahteraan manusia melalui kesejahteraan hewan,” pungkas dokter Slamet. (*)

Penulis: Muhammad suryadiningrat

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).