Tegas Dengan Sebelas untuk Menolong Kebutuhan Kesehatan Gigi Ibu Hamil

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi merawat kesehatan gigi ibu hamil. (Sumber: Alodokter)

Salah satu kelompok yang menjadi sasaran upaya pemberdayaan di bidang kesehatan gigi dan mulut adalah ibu hamil. Di Indonesia, upaya meningkatkan kesehatan mulut dimulai sejak usia muda, bahkan sejak dalam kandungan. Upaya ini merupakan awal dari sebuah program untuk meningkatkan kesehatan mulut khususnya pencegahan karies gigi di Indonesia, namun ternyata upaya tersebut masih belum terlaksana dengan baik. Terbukti dari data PDGI yang menyebutkan kasus gingivitis pada ibu hamil di Indonesia masih mencapai 5-10%.

Di sisi lain, Indonesia dikategorikan sebagai negara berpenghasilan menengah ke bawah, dan antara 2009 dan 2013, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) tahunan adalah 5,8%. Kesenjangan antara kaya dan miskin tumbuh lebih cepat di Indonesia dibandingkan negara lain di Asia Tenggara. Situasi ini juga berdampak pada banyak sektor penting dan sektor pembangunan kesehatan. Di antara negara-negara Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), Indonesia merupakan negara dengan angka kematian ibu (AKI) yang tinggi, dan belum dapat mencapai target penurunan AKI.

Kondisi kompleksitas ini menjadi menyulitkan bagi penyelenggara program kesehatan. Khususnya para penyelenggara teknis di wilayah dengan populasi masyarakat dengan tingkat sosial ekonomi rendah. Kesulitan ini utamanya dirasakan ketika mengidentifikasi sejauh mana Ibu Hamil di wilayahnya memerlukan program pemberdayaan.

Bekerjasama dengan Puskesmas Omben, Sampang Madura; dan Puskesmas Purworejo, Blitar, pada Januari 2020 lalu, Dr. Gilang Rasuna Sabdho Wening, drg., M.Kes; Satiti Kuntari, drg., M.Kes., Sp.KGA(K); dan Prof.Thalca Hamid,drg.,MHPEd.,PhD.,Sp.Ort(K), berhasil menemukan indikator termudah untuk mengidentifikasi apakah sebuah daerah membutuhkan program spesifik untuk memberdayakan Ibu Hamil, khususnya pada daerah yang terkategorikan memiliki tingkat sosial ekonomi yang rendah.

“Ada sebelas tanda yang bermakna tegas, yang dapat membantu kita untuk menilai kebutuhan program kesehatan untuk Ibu Hamil, khususnya di area dengan tingkat sosial-ekonominya yang rendah,” ungkap Gilang, Dosen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, FKG Universitas Airlangga.

“Bersama dengan narasumber ahli di bidang tumbuh kembang gigi anak, yaitu Dr Satiti, seorang spesialis di bidang kedokteran gigi anak dan Prof. Thalca dengan spesialisasi di bidang Ortodonsia, kami menemukan sebelas indikator tegas yang menandakan sebuah wilayah membutuhkan program khusus Ibu Hamil,” imbuh Gilang.

Sebelas indikator tegas tersebut adalah: 1. Gusi Ibu hamil mudah berdarah; 2. Jarang menggunakan pasta gigi; 3. Pendapatan suami tidak mencukupi untuk kebutuhan kesehatan gigi; 4. Abai terhadap karies gigi anak; 5. Jarang menyikat gigi rutin pagi-malam; 6. Sikat gigi dalam kondisi rusak masih digunakan; 7. Sering ngemil makanan manis dan lengket; 8. Rumah jauh dari fasilitas kesehatan; 9. Fasilitas kesehatan terdekat tidak pernah beri program khusus gigi dan mulut; 10. Tidak ada kemandirian untuk berangkat periksa kesehatan; dan 11. Tidak ada tunjangan kesehatan dari tempat kerja suami.

“Kesebelas indikator tersebut, jika terjawab semuanya dengan jawaban “iya”, maka dengan mudah kita mampu dengan tegas menilai bahwa area tersebut, populasi Ibu Hamilnya perlu sebuah program khusus sebagai langkah pencegahan,” tutup Gilang.

Penulis: Gilang R S WeningSatiti KuntariThalca A HamidAulia RamadhaniAmalia WimarizkyAisyah Marwah

Artikel ini telah terpublikasikan internasional pada: Wening GR, Kuntari S, Hamid TA, Ramadhani A, Wimarizky A, Marwah A. Evaluating instrument for assessing maternal need of dental health program with low-income attributes among Javanese and Madurese tribe: A cross-sectional study. J Int Oral Health [serial online] 2020 [cited 2020 Dec 22];12:594-9. Available from: https://www.jioh.org/text.asp?2020/12/6/594/301850

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).