Peran Anti Inflamasi Ekstrak Biji Pepaya dalam Menghambat Osteoklastogenesis

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Hello Sehat

Periodontitis adalah penyakit infeksi kronis pada jaringan periodontal akibat akumulasi mikroba patogen sub gingiva. Akibatnya, mikroba patogen yang terakumulasi ini akan memicu respon imun yang merusak jaringan pendukung gigi, termasuk resorpsi tulang alveolar. 1 Jenis periodontitis yang paling umum adalah periodontitis kronis yang umumnya tidak disadari oleh kebanyakan pasien karena tidak menimbulkan gejala apapun. Namun, periodontitis sangat berperan dalam memicu penyakit sistemik yang berpotensi mengancam nyawa seperti aterosklerosis, infark miokard, stroke, artritis reumatoid, diabetes mellitus, dan kelahiran bayi prematur dengan berat badan rendah. Hal ini disebabkan oleh komponen toksik periodontitis yang mudah menyebar ke peredaran darah sistemik dan organ tubuh lainnya.

Peran sistem imun molekuler pada periodontitis melibatkan osteoblas dan osteoklas. Infeksi bakteri memicu osteoklas untuk mengekspresikan dan mensekresi faktor-faktor autokrin, seperti IL-1β. Ketika osteoklastogenesis melebihi pertumbuhan osteoblas maka akan meningkatkan resorpsi tulang yang akan memperburuk periodontitis. Oleh karena itu, interaksi antar sel osteoblas dan osteoklas sangat penting untuk mempertahankan homeostasis tulang. Banyak obat anti inflamasi digunakan untuk mengobati penyakit inflamasi kronis. Meskipun demikian, penggunaan obat ini dalam jangka panjang diketahui dapat memicu kerusakan mukosa lambung, dispepsia, esofagitis, perdarahan saluran cerna, dan perforasi lambung, jantung, dan ginjal sehingga penggunaannya dibatasi.4 Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan pencegahan. studi lebih lanjut untuk menemukan obat yang aman tanpa efek samping yang merugikan. Bahan herbal, seperti pepaya.

Bibit yang tidak dapat dimakan dan biasanya terbuang percuma, merupakan salah satu alternatif pilihan pengobatan yang berpotensi aman. Menurut Amazu, 5 biji pepaya dapat bertindak sebagai senyawa antioksidan dan anti inflamasi yang potensial dengan mengurangi produksi dan ekspresi sitokin serta modulasi faktor transkripsi. Hal ini diduga karena ekstrak biji pepaya kaya akan flavonoid dan asam fenolik. Sejalan dengan penelitian Ionel et al (2015), flavonoid dapat menurunkan derajat kehilangan tulang alveolar pada tikus periodontitis yang diinduksi ligture.6 Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran ekstrak etanol pepaya dalam menghambat osteoklastogenesis. pada tikus periodontitis.

Berdasarkan penelitian tersebut disimpulkan bahwa ekstrak etanol biji pepaya memiliki peran yang sangat penting dalam proses penyembuhan jaringan periodontal tikus periodontitis, sehingga berpotensi sebagai bahan anti inflamasi. Semakin tinggi dosis ekstrak yang diberikan, semakin rendah jumlah osteoklasnya. Namun, penelitian ini belum mengungkap persentase sebenarnya dari senyawa aktif asam fenolik dan flavonoid dalam ekstrak etanol biji pepaya. Oleh karena itu, mekanisme aksi yang diusulkan hanya berupa dugaan. Terdapat kemungkinan faktor lain yang berperan dalam menghambat osteoklatogenesis pada tikus penderita periodontitis, sehingga masih diperlukan penelitian lebih lanjut tentang ekstrak etanol biji pepaya.

Penulis: Ratih Pusporini, Ahmad Basori, Agung Krismariono

Link jurnal terkait tulisan di atas: https://jurnal.ugm.ac.id/mkgi/article/view/26829

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).