Infeksi nosokomial selama ini identik dengan rumah sakit, Patogen nosocomial termasuk bakteri,jamur dan virus yang dapat menyebabkan penyakit menular. Hal ini disebabkan karena memang rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan dengan banyak sumber daya baik manusia, peralatan maupun obat-obatan yang juga beresiko terhadap kesehatan. Tidak terkecuali di Ruumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Airlangga, khususnya di Unit Pelayanan Radiologi Kedokteran Gigi.
Radiografi merupakan salah satu pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis suatu kelainan pada setiap perawatan yang akan dilakukan kepada pasien. Pada prosedur pembuatan foto radiografik, peralatan radiografi seperti tube head tidak pernah lepas dari kontak dengan cairan mulut pasien,sehingga kemungkinan dapat menyebabkan kontaminasi silang karena pemeriksaan sering menggunakan peralatan yang sama dan di lingkungan yang sama. Permukaan peralatan radiografi dapat menjadi reservoir untuk agen patogen dan sumber penularan infeksi yang terjadi baik dari pasien ke pasien, dari operator ke pasien atau sebaliknya, sehingga dapat menimbulkan infeksi silang atau infeksi nosokomial. Oleh karena itu perlu diterapkan prosedur pengendalian infeksi atau universal precaution secara ketat untuk mencegah terjadinya infeksi silang atau infeksi nosocomial.
Salah satu cara pengaplikasian universal precaution antara lain dengan menggunakan desinfektan. Penggunaan disinfektan permukaan yang disetujui oleh American Dental Association (ADA) direkomendasikan adalah desinfektan menunjukkan aktivitas yang terbukti melawan bakteri, virus dan tuberkulosis. Salah satu produk terbaik yang digunakan untuk disinfeksi permukaan adalah sodium hypochlorite. Konsentrasi yang direkomendasikan untuk rumah sakit adalah 5%. Berdasarkan uraian tersebut diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengamati perubahan jumlah koloni mikroorganisme pada tube head handle sebelum dan setelah pemberian sodium hypochlorite.
Penelitian ini adalah penelitian analitik eksperimental. Sampel koloni mikroorganisme diambil di poli Radiologi RSGM Universitas Airlangga setiap dua hari sekali, kemudian dilakukan swab pada tube head handle sebelum dan setelah pemberian sodium hypochlorite 5%. Data dianalisis dengan uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov test, dan uji beda antar kelompok perlakuan dengan paired t-test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata jumlah koloni mikroorganisme setelah pemberian sodium hypochlorite 5% mengalami penurunan dibanding sebelum pemberian sodium hypochlorite 5% yaitu sebelum pemberian sodium hypochlorite 5% rata-rata jumlah koloni bakteri sebanyak 33,94 dan setelah pemberian sodium hypochlorite 5% sebanyak 15,25. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa pemberian sodium hypochlorite 5% pada permukaan tube head handle dapat menurunkan jumlah koloni bakteri dibanding tidak diberi sodium hypochlorite 5%.
Penulis: Dr Sri Wigati Mardi Mulyani,drg,.MKes
Link jurnal tulisan di atas: www.connectjournals.com/bca