Empat Genus Parasit yang Bersifat Zoonotik Diketemukan pada Kucing di Lumajang-Jawa Timur

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh en.wikipedia.org

Kucing adalah hewan peliharaan yang umum dipelihara di hampir semua negara. Hubungan erat antara manusia dan kucing memiliki dampak positif dan negatif. Dampak negatif berhubungan dengan penyakit zoonosis yang dapat berbahaya bagi kesehatan manusia. Kucing domestik dan juga kucing tidak bertuan (liar) adalah sumber potensial dari sejumlah agen penyakit menular seperti beberapa parasit zoonosis.

Beberapa spesies parasit yang bersifat zoonosis, berhabitat pada saluran pencernakan kucing yang dapat keluar bersama feses kucing, baik dalam bentuk telur cacing ataupun kista protozoa. Beberapa parasit tersebut diantaranya cacing Toxocara spp, Ancylostoma sp, dan protozoa Toxoplasma gondii.

Mempertimbangkan peran parasit pada kesehatan manusia dan hewan peliharaan, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi parasit saluran pencernakan kucing, termasuk kucing yang dipelihara di rumah dan yang liar (tidak bertuan) di Lumajang-Jawa Timur-Indonesia. Pengetahuan ini penting untuk dasar program pengendalian penyakit zoonosis.

Seratus dua puluh sampel tinja dikumpulkan dari kucing yang dipelihara dan yang berkeliaran (tidak bertuan) antara bulan November 2018-Januari 2019. Sampel diperiksa dengan sediaan native, sedimentasi, dan apung. Feses dikatakan positif apabila diketemukan telur cacing atau kista protozoa pada salah satu metode. Identifikasi parasit ditentukan berdasarkan morfologi telur cacing dan kista protozoa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa parasit saluran pencernaka ditemukan pada 68,33% (82/120) sampel yang diperiksa, dengan masing-masing rincian, 48,33% (29/60) pada feses kucing peliaraan dan 88,33% (53/60) pada feses kucing tidak bertuan. Dikenemukan 7 genus parasit, 5 genus telur cacing dan 2 genera protozoa ookista. Telur cacing yang diketemukan adalah Toxocara cati (40%), Toxocaris leonina. (10,33%), Ancylostoma sp. (18,33%), Diphylobothrium sp. (3,33%) dan Dipylidium caninum (1,67%) dan ookista protozoa yaitu Isospora felis (27,5%), Isospora rivolta (13,33%) dan Eimeria spp. (8,33%). Toxocara cati, Ancylostoma sp. (cacing tambang), Diphylobothrium sp. dan Dipylidium caninum merupakan cacing yang bersifat zoonosis. Tingkat infeksi pada kucing yang muda dan tua tidak ada perbedaan yang nyata. Seekor kucing dapat terinfeksi satu atau lebih parasit.

Prevalensi parasit saluran pencernakan pada kucing peliharaan dan kucing tidak bertuan cukup tinggi. Diketemukan empat jenis pcacing yang bersifat zoonosis pada kucing di Lumajang Jawa Timur. Diperlukan untuk merencanakan suatu program untuk mengendalikan parasit zoonosis ini.

Penulis: Lucia Tri Suwanti

Informasi detail dari artikel ini dapat diakses pada laman berikut: https://www.pagepress.org/journals/index.php/idr/article/view/8747/8341

(Zoonotic and other gastroin-testinal parasites in cats in Lumajang, East Java, Indonesia)

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).