Cari Tahu Persiapan Menulis KTI lewat Scientific Training

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan Scientific Training oleh Yuda Prayogi. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Sejatinya menulis sebuah karya ilmiah tidaklah mudah. Namun tidak berarti pula sulit. Si penulis harus paham betul apa saja yang perlu dipersiapkan dan apa yang akan dituliskan. Karya Tulis Ilmiah (KTI) merupakan contoh tulisan ilmiah yang biasanya diperlombakan. 

Melalui kegiatan Scientific Training yang diselenggarakan oleh Banyuwangi Public Health Assosiation (B-PHA), peserta yang ada diberikan penjelasan terkait apa saja yang perlu diperhatikan ketika menulis KTI. Kegiatan diikuti oleh mahasiswa Kesehatan Masyarakat (Kesmas) PSDKU Banyuwangi dan Kesmas Surabaya.

Berikut hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum menulis KTI:

  1. Cari Masalah

Pertama yang dilakukan adalah mencari pokok masalah. Tidak jarang, penilai KTI memberi poin plus jika mengangkat permasalahan yang ada di daerah penulis. 

“Karena itu yang harus perlu dilihat adalah bagaimana cara penulis itu melakukan analisis. Anggapan penilai, jika penulis tidak tahu kondisi lingkungannya bagaimana program akan berjalan,” jelas Yuda Prayogi selaku pemateri pada kegiatan tersebut. 

Yuda juga menambahkan, bahwa jika tidak bisa di wilayahnya, masalah dapat diambil pada tingkat regional hingga nasional

2. Ketahui Dampak

Setelah mengetahui permasalahan yang ada, perlu dianalisis, dampak apa yang terjadi akibat adanya permasalahan tersebut. Dari melihat dampak, penulis perlu juga mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan dampak tersebut. Nantinya hal itu akan menjadi tambahan poin dari penilai dengan pertimbangan bagaimana penulis mneguasai permasalahan yang diangkat.

3. Analisis dan Evaluasi Program yang Sudah Berjalan

Berkaitan dengan program atau kegiatan apa yang sudah ada untuk mengangani permasalahan yang diambil, penulis harus paham betul dengan program tersebut. Setelah itu, program di evaluasi, bagaimana pelaksanaannya dan apa kekurangannya. 

“Karena kita bukan pembuat program, maka kita evaluasi dari sudut pandang kita. Dilihat apakah dengan program yang ada, permasalahan sudah dapat teratasi, sejauh mana permasalahan diatasi. Disini kita akan punya dasar solusi apa yang bisa diberikan,” terangnya pada peserta. 

4. Ciptakan Solusi

Dalam menciptakan solusi atau program terbaru tersebut, penulis tidak harus membuat sesuatu yang baru. Dapat juga dilakukkan strategi ATM yaitu Amati, Tiru dan Modifikasi. 

“Ketika kita sudah amati dari awal, identifikasi masalah hingga evaluasi, kita modifikasi program yang ada. Dilihat apa kekuranganya, seperti itu,” tuturnya. 

Lebih lanjut, Yuda menguraikan aturan umum tiap-tiap bagian dalam penyusunan KTI, mulai dari judul hingga lampiran apa saja yang biasa dicantumkan. Pada akhir penjelasan yuda memberikan beberapa tips dan trik lolos kompetisi KTI. Salah satu halnya yang cocok bagi pemula yaitu mencari kompetisi dengan peminat rendah yang biasanya diselenggarakan oleh perguruan tinggi belum ternama sehingga peluang lolos tahap selanjutnya lebih besar. (*)

Penulis: Rista Novianti

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).