Tim Dosen FKG Berikan Pelatihan Pembuatan Hand Sanitizer pada Komunitas di Bondowoso

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Pada masa pandemi COVID-19 perilaku hidup bersih dan sehat harus semakin ditingkatkan. Saat ini, telah ditetapkan kondisi adaptasi kebiasan baru bagi kita semua untuk mencegah semakin meningkatnya kasus COVID-19.

Menjaga kebersihan sangat penting, karena mikroorganisme, khususnya virus COVID-19 terdapat dimana-mana yang dapat mengakibatkan peningkatan jumlah kasus penderita COVID-19. Virus COVID-19 dapat menempel pada handle pintu, kran air, uang, dan benda lainnya.

Pada masa adaptasi kebiasaan baru ini tatanan kehidupan baru juga diberlakukan yang meliputi 3M, yaitu memakai masker, menjaga jarak serta mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer. Adanya kondisi tersebut mengakibatkan kebutuhan akan bahan pembersih seperti sabun dan hand sanitizer meningkat tajam.

Dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan bahan pembersih tersebut maka terjadi peningkatan harga yang cukup signifikan khusus nya harga hand sanitizer sehingga perlu dilakukan inovasi pembuatan hand sanitizer dengan memanfaatkan bahan herbal yang telah ada dan banyak dibudidayakan di Indonesia, seperti aloe vera dan sirih.

Salah satu cara untuk memerangi virus korona baru atau COVID-19 pada masa pandemi saat iniadalah dengan selalu menjaga kebersihan tangan. Ini bisa dilakukan dengan mencuci tangan dengan air dan sabun atau menggunakan pembersih berbahan dasar alkohol atau bahan herbal yang dikenal dengan hand sanitizer.

Hand sanitizer merupakan pembersih yang praktis dan ampuh membasmi kuman di tangan. Hands sanitizer sangat membantu seseorang yang sering bepergian bila membutuhkan untuk sering cuci tangan tapi tidak ada tempat mencuci tangan.

Organisasi kesehatan dunia (WHO) telah merilis sebuah panduan tentang cara membuat hand sanitizer untuk produksi rumahan yang dapat kita ikuti. Bahan yang digunakan adalah ethanol 96 persen, gliserin secara kimiawi termasuk ke dalam alkohol. Tapi dalam formula hand sanitizer ini, gliserin dimaksudkan untuk memberi konsistensi pada alkohol agar lebih mudah untuk diaplikasikan ke kulit. Gliserin juga berguna untuk melembabkan kulit sehingga dapat mengatasi iritasi yang mungkin ditimbulkan oleh alkohol.

Hidrogen peroksida (H2O2) merupakan antiseptik yang dapat membunuh mikroba. Tetapi pada formula hand sanitizer ini, H2O2 digunakan sebagai penangkis mikroba yang mungkin dapat berkembang di larutan hand sanitizer sehingga cairan tersebut dapat digunakan walau sudah disimpan lama. Formula hand sanitizer dengan bahan ethanol 96 persen adalah sebagai berikut : untuk hasil akhir hand sanitizer sebanyak 1 liter, berikut bahan-bahan yang diperlukan: ethanol 96 persen sebanyak 833 ml, gliserin sebanyak 14,5 ml, hidrogen peroksida sebanyak 41,7 ml, air suling steril (distilasi) atau air minum yang direbus ditambahkan hingga larutan mencapai 1 liter (sekitar 110 ml atau hingga mencapai batas 1 liter pada gelas ukur).

Formula dari hand sanitizer alami yang dibuat sendiri di rumah ini mirip dengan hand sanitizer yang dijual di pasaran. Kandungan alkohol 70 persen yang ada di dalam hand sanitizer bisa membunuh sebagian besar bakteri dan beberapa virus. Inovasi formula hand sanitizer bahan alam dapat menggunakan aloe vera, daun sirih dengan tambahan vitamin E yang bermanfaat untuk melembabkan kulit serta minyak essential seperti tea tree dan lavender yang memiliki kandungan sebagai antibakteri.

Inovasi lain untuk formula hand sanitizer dapat dilakukan dengan penambahan daun kemangi atau bubuk daun jeruk. Inovasi pembuatan hand sanitizer ini telah dilakukan pada komunitas Peduli Alam dan Sosisl (KAPAS) di desa Sumbergading Kecamatan Sumberwringin dan komunitas Tretan Sukosari Sumberwringin (TSS) di desa Sukosari Lor Kecamatan Sukosari guna meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat pada tanggal 28-29 November 2020. Antusias anggota komunitas sangat baik dengan adanya kegiatan ini, yang ditunjukkan dengan banyaknya peserta yang hadir dan pertanyaan yang dilontarkan oleh peserta.

Hasil komunikasi dengan anggota komunitas menunjukkan pentingnya kegiatan seperti ini dapat dilakukan di wilayah Bondowoso, karena sampai saat ini belum pernah ada kegiatan serupa sebelumnya. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini juga melibatkan mahasiswa S2 dan S3 dari Fakultas Kedokteran Gigi. Hasil pre tes dan post tes yang diberikan menunjukkan lebih dari 50 persen peserta belum mengetahui adanya inovasi pembuatan hand sanitizer yang dapat dibuat dari bahan alam.

Editor: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).