Persiapan dan Tantangan Memulai Start-Up

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Salah satu slide presentasi Niki Tsuraya Yaumi COO dan Co-Founder Goers pada acara webinar kewirausahaan yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Diploma Sistem Informasi UNAIR. (Foto : Istimewa)

UNAIR NEWS – Niki Tsuraya Yaumi (Niki) selaku COO dan Co-Founder Goers pada acara webinar kewirausahaan yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Diploma Sistem Informasi UNAIR menjelaskan bahwa selain keuntungan yang akan diperoleh ketika memulai start-up, hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah tantangannya. Selain itu, juga perlu dipertimbangkan konsekuensi yang harus dihadapi saat memulai atau merintis start-up.

“Hal yang seringkali lupa dipertimbangkan ketika ingin memulai bisnis adalah konsekuensi melakukan bisnis tersebut,” ucap Niki.

Niki menjelaskan, tantangan terbesar yang dihadapi ketika mau memulai start-up antara lain adalah memulai langkah pertama untuk membangun start-up. Kemudian masalah cash flow management, hiring team, time management, delegating, modal, product market-fit, dan lain sebagainya.

Sementara itu, konsekuensi yang harus dihadapi saat merintis bisnis khsusnya start-up antara lain adalah ketidakstabilan finansial, jam kerja yang panjang, tekanan sosial, dan kemungkinan gagal. Namun, di samping itu juga terdapat keuntungan, yaitu kebebasan, tanggung jawab yang besar, dapat memahami diri sendiri dengan lebih dalam, dan menjalani passion.

Niki juga memberikan tips langkah memulai bisnis start-up dan menjadi entrepreneur. Yang pertama adalah memperbanyak pengalaman bekerja. “Pengalaman kerja ini bisa didapat dengan magang saat masih kuliah,” lanjutnya.

Langkah Memulai Start-Up

Langkah kedua adalah memperbanyak membaca buku dari entrepreneur lain. Kemudian belajar mengatur budget, belajar memecahkan masalah, mencari ikigai diri sendiri, belajar efisiensi waktu, menemukan masalah yang ingin dipecahkan, menguji ide, membangun jaringan, dan mengumpulkan dana.

“Belajar mengatur budget dapat dimulai dengan mengatur keuangan diri sendiri selama kuliah. Skill ini diperlukan untuk menjalani bisnis agar tahu pengeluaran mana yang penting dan tidak penting,” jelas Niki.

Kemudian, cara untuk belajar menyelesaikan masalah bisa didapat dari mencoba memecahkan masalah yang ada di dalam organisasi yang diikuti individu. Menurut Niki, tidak perlu menunggu saat memulai bisnis untuk memecahkan masalah.

Sementara ikigai dapat diperoleh dengan menemukan perspektif dari empat hal dalam kehidupan. Yaitu apa yang individu cintai, apa yang dibutuhkan dunia, apa yang bisa individu dapatkan, dan apa kemampuan apa yang dimiliki individu dengan baik.

Berbeda dengan sebuah permainan, dalam bisnis, ada pemain yang diketahui dan ada banyak pemain yang tidak diketahui. Kemudian, aturan untuk menjadi yang terbaik dalam bisnis selalu berubah, tidak menentu. Tujuan bisnis adalah alasan yang membuat bisnis tersebut terus berjalan. Tidak ada pemenang dan tidak ada pihak yang kalah dalam bisnis.

Sehingga menurut Niki, dalam berbisnis sebenarnya adalah kita berkompetisi dengan diri sendiri. Agar menjadi yang terbaik, harus melawan diri sendiri agar mau berusaha lebih baik lagi.

“Salah satu hal yang perlu dimiliki entrepreneur adalah kemampuan beradaptasi. Bagaimana agar bisnis menjadi lebih baik setiap hari, bagaimana cara agar bisa take care customer dengan lebih baik lagi setiap hari,” pungkasnya. (*)

Penulis  : Galuh Mega Kurnia

Editor : Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).