Sel Scwann dalam Perbaikan Saraf Tepi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi fungsi sel schwann. (Sumber: https://hedisasrawan.blogspot.com)

Sel Schwanmerupakan penunjang sel saraf berupa lemak yang berfungsi menghasilkan myelin atau selubuh saraf. Sel schwann membungkus akson beberapa kali hingga membentuk selubung mielinSel ini juga disebut sel neurilema. Sel Schwann (juga disebut sel neurilemma) adalah sel dalam sistem saraf tepi yang membentuk selubung mielin di sekitar akson neuron. Sel Schwann ditemukan oleh ahli fisiologi Jerman Theodor Schwann pada abad ke-19; karenanya, mereka dinamai sel Schwann. Sel Schwann membungkus akson sambil menjaga celah di antara setiap sel. Sel-sel ini tidak menutupi seluruh akson. Ruang tak bermielin tetap di akson di antara sel. Kesenjangan ini dikenal sebagai simpul Ranvier dan sel schwan berfungsi sebagai berikut :

  1. Mempercepat jalannya impuls (rangsangan) hingga sepuluh kali hanya dengan sedikit energi.
  2. Berperan dalam proses regenerasi sistem saraf tepi yang rusak.
  3. Membantu menyediakan makanan untuk neurit (akson).
  4. Memelihara akson.
  5. Melakukan fagositosis (mencerna) akson yang sudah rusak.
  6. Menggantikan fungsi akson sebelum tumbuh kembali.
  7. Menumbuhkan kembali akson. Bentuknya seperti “kecambah” dengan kecepatan pertumbuhan sekitar 1 mm / hari hingga terhubung ke sel saraf lain atau otot.

Dari fungsi tersebut, maka sel schwan dapat digunakan menjadi salah satu parameter dalam perbaikan saraf tepi. Regenerasi saraf dipengaruhi beberapa faktor, yaitu kondisi biologis pasien (komorbiditi, usia), mekanisme cedera dan tingkat dari cedera (semakin distal letak cedera, semakin baik hasil akhir klinisnya). Perbaikan saraf juga dapat dibantu dengan berbagai macam perawatanbaik itu perawatan bedah maupun menggonakan obat. Saat ini yang sedang dikembangkan adalah pengobatan untuk mempercepat penyembuhan saraf menggunakan bahan biologis seperti PRP atau Platalet rich plasma.

Penanganan defek saraf dengan prosedur grafting tentunya akan memberikan regenerasi yang lebih efektif dibandingkan dengan tanpa menggunakan draft. Pengembangan yang dilakukan juga dapat menggunakan bahan biologis yang sudah diketahui aman digunakan dalam tubuh. Bahan biologis ini dapat digunakan tunggal maukun kombinasi, seperti yang dijelaskan sebelumnya PRP merupakans alah satunya. Dalam penelitian yang dilakukan sebelumnya, PRP dapat mempercepat proses penyembuhan saraf tepi dengan meningkatkan jumlah sel schwan pada daerah saraf yang luka. 

Cedera saraf tepi terjadi 2.8% dari seluruh pasien trauma, dimana angka insiden cedera saraf tepi di negara berkembang diperkirakan mencapai 13 hingga 23 per 100.000 orang per tahun. Dengan dikembangkannya pengobatan ini diharapkan dapat membantu kondisi cedera saraf tepi yang terjadi.

Penulis : Saka Winias

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di :http://www.connectjournals.com/toc.php?bookmark=CJ-033216&&%20volume=20&&%20issue_id=Supp-01%20&&%20issue_month=July&&year=2020

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).