Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Pelayanan kefarmasian utamanya di rumah sakit seringkali mengalami kendala pada lamanya pelayanan penyediaan obat dari resep yang diberikan pasien, hingga obat terdistribusi pada pasien. Lamanya waktu tunggu di pelayanan farmasi menyebabkan antrian pasien yang mengular, bahkan tak jarang pasien berjubel hingga menutupi jalan di koridor rumah sakit dan mengganggu lalu lalang petugas dan pasien yang lainnya.
Lamanya waktu tunggu di pelayanan farmasi rumah sakit ini bukan sudah menjadi rahasia umum, sehingga perlu untuk dicari tahu penyebab masalahnya. Salah satu cara untuk mengetahui kendala apa saja yang memengaruhi lamanya waktu tunggu pelayanan farmasi adalah menggunakan Theory of Constraint (TOC). Teori Constraint atau teori kendala menjelaskan bahwa setiap organisasi mempunyai kendala – kendala yang menghambat pencapaian kinerja (Performance) yang tinggi. Kendala-kendala ini seharusnya diidentifikasi dan diatur untuk memperbaiki kinerja, biasanya jumlah kendala terbatas dan bukan berarti kendala kapasitas. Jika suatu kendala telah terpecahkan, maka kendala berikutnya dapat diidentifikasi dan diperbaharui.
Teori Constraint dapat dilakukan dengan beberapa tahap, tahap yang pertama yaitu tahap mengidentifikaksi Cosntraint, tahap ini dapat dilakukan dengan mengidentifikasi Cosntraint yang ada di dalam sumber daya. Sumber daya tersebut adalah manusia (man), mesin (machine), uang (money), bahan (material), metode (method), pasar (market), teknologi (technology), waktu (time) dan informasi (information). Setelah mengidentifikasi Constraint, langkah selanjutnya yaitu menganalisis penyebab Constraint atau apa saja di dalam sumber daya yang dapat menyebabkan terjadinya kendala dalam pelayanan farmasi di rumah sakit. Penyebab Constraint dari pelayanan farmasi adalah sumber daya manusia, bahan, metode, mesin dan waktu.
Langkah selanjutnya yaitu menganalisis faktor penyebab Cosntraint keterlambatan penundaan pelayanan farmasi, dimana hal tersebut dapat terjadi pada saat pasien datang, pada saat masuk resep, pada saat resep masuk ke tempat sediaan obat dan setelah sediaan obat diberikan ke tempat pemberian obat. Berdasarkan hasil pengamatan, didapatkan beberapa faktor utama penyebab Constraint yaitu lambatnya sistem informasi manajemen rumah sakit dan konektivitas yang sering tidak stabil. Selain itu, perbedaan status stok obat pada sistem informasi manajemen dan stok yang ada di inventaris farmasi. Faktor lainnya yaitu jauhnya jarak dalam ruang farmasi antara resep masuk, obat dibuat, hingga pemberian obat kepada pasien. Kemudian beberapa faktor yang tak kalah penting yaitu adanya penumpukan resep pada saat jam sibuk dan jumlah staf farmasi yang kurang sehingga antrian pasien di pelayanan farmasi menjadi padat merayap.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa Constraint yang menyebabkan waktu tunggu yang lama untuk pelayanan farmasi dapat diklasifikasikan menjadi Constraint manusia, Constraint bahan, Constraint metode, Constraint mesin, dan Constraint waktu. Oleh karena itu, pada analisis jalur pelayanan instalasi farmasi, implikasi yang dapat digunakan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan tersebut adalah dengan segera menyelesaikan revisi Standar Prosedur Operasional (SPO) dalam pelayanan farmasi, menambah pengadaan mesin blender obat dan mesin penyegel pada rencana anggaran tahun depan, menyusun rencana pelatihan teknisi farmasi agar lebih handal dan cepat kinerjanya. Tidak hanya itu, diperlukan pula upaya meningkatkan sistem informasi manajemen rumah sakit sehingga lebih cepat, koneksi stabil serta tidak lagi ada perbedaan data dengan stok inventaris di pelayanan farmasi.
Penulis: Thinni Nurul Rochmah
Apabila saudara tertarik dengan topik ini, saudara dapat membacanya artikel Constrain in Waiting Time of Hospital Pharmacy Services. Link artikel ini dapat diunduh pada https://jummec.um.edu.my/article/view/25818
