Penyakit periodontal merupakan masalah kesehatan mulut dengan prevalensi yang tinggi di masyarakat Indonesia sekitar 96,58%. Periodontitis Kronis adalah masalah kesehatan mulut, yang jika tidak ditangani dapat menyebabkan kehilangan gigi, pengeroposan tulang dan faktor risiko penyakit penyakit kardiovaskular. Porphyromonas gingivalis sering dijumpai pada penderita periodontitis kronis. Porphyromonas gingivalis dapat menghasilkan seperti endotoksin Lipopolysaccharide (LPS) yang dapat merangsang pelepasan sitokin pro inflamasi seperti Tumor Necrosis Factor-á (TNF-á), interleukin (IL-1â, IL-6 dan IL-8) dan secara tidak langsung dapat merangsang hati untuk memproduksi protein fase akut seperti C Reactive Protein (CRP).
CRP mengikat sel yang rusak, fase penyembuhan, dan mengaktifkan neutrofil ke kemotaksis endotel. Pelepasan sitokin dan CRP memulai pembentukan aterosklerosis dengan sirkulasi monosit yang melekat pada dinding endotel. Perlekatan pada endothelium dimediasi Intercellular Adhesion Molecule-1 (ICAM-1), Endothelial Leukocyte Adhesion Molekul (ECAM-1) dan Molekul Adhesi Sel Vaskular-1 (VCAM-1). Hal tersebut menyebabkan pembentukan Atheromatous Plaque (AP) dan menyebabkan dinding pembuluh darah menjadi tebal sehingga lumen pembuluh darah menjadi sempit, sehingga aliran darah meningkat. Trombosis sering terjadi setelah pecahnya atheromatous plaque, terjadi aktivasi trombosit dan jalur koagulasi. Trombosit dan akumulasi fibrin dapat menutupi pembuluh darah yang menyebabkan iskemia jaringan seperti angina pektoris atau infark myocardium. Dari riset tersebut terdapat peningkatan kadar C Reactive Protein pada pasien periodontitis kronis. Peningkatan kadar C Reactive Protein pada periodontitis dapat menjadi salah satu faktor risiko penyakit kardiovaskular.
Penulis: Nastiti Faradilla Ramadhani, drg.
Artikel dapat diunduh pada link:
