Periodontitis agresif menyebabkan kerusakan yang cepat pada karingan periodonsium dan dapat menyebabkan kehilangan gigi lebih awal pada individu yang terkena dampak jika tidak didiagnosis dini dan diobati dengan tepat. Periodontitis agresif secara ekonomi merupakan penyakit yang penting karena memakan waktu dan mahal untuk diobati. Periodontitis agresif memiliki prevalensi 5-15% di seluruh dunia, termasuk Indonesia dan telah meningkat dalam beberapa dekade terakhir. Deteksi dini periodontitis agresif memainkan peran penting dalam keberhasilan terapi.
Diagnosis dan penatalaksanaan dini mengurangi keparahan dan kemungkinan komplikasi dari periodontitis agresif. Air liur atau saliva mengandung banyak protein dan molekul asam nukleat yang mencerminkan status fisiologis. Namun, tidak seperti cairan tubuh lainnya. Diagnosis dengan menggunakan air liur menawarkan pendekatan yang mudah, murah, aman dan non-invasif untuk mendeteksi penyakit. Air liur tampak menjanjikan untuk aplikasi di masa mendatang guna mendiagnosis dan menentukan rencana pengobatan periodontitis agresif. Aggregatibacter actinomycetemcomitans ditemukan paling banyak pada periodontitis agresif dapat bertindak sebagai antigen dan merangsang sel polimorfonuklear (PMN) untuk membasmi antigen.
Reactive Oxygen Species (ROS) yang dilepaskan oleh sel PMN dapat merusak sel di sekitarnya dan merusak sel sehat struktur jaringan periodontal di sekitarnya. Pasien dengan periodontitis agresif memiliki nilai Malondialdehyde (MDA) dan cathepsin C yang lebih tinggi secara signifikan dalam saliva. Malondialdehyde dan cathepsin C yang diinduksi oleh A. actinomycetemcomitans meningkat pada air liur. Malondialdehyde dan cathepsin C dalam saliva mungkin berguna untuk memprediksi periodontitis agresif.
Penulis: Nastiti Faradilla Ramadhani, drg.
Artikel dapat diunduh pada link:
