Ekternalitas Prespektif Ekonomi Islam di Kampung Unggulan Kerupuk Surabaya

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh suara.com

Penelitian ini mengkaji bagaimana eksternalitas Kampung Unggulan Kerupuk Surabaya dilihat dari Sumber Daya Alam dan Lingkungan Islam Ekonomi. Kampung Unggulan Kerupuk Surabaya merupakan salah satu industri kerupuk yang berlokasi di daerah perkotaan tetapi masih menggunakan metode tradisional dalam proses produksinya.  Penelitian ini menggunakan metode studi kasus deskriptif. Pengumpulan data yang dilakukan. Dalam penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara mendalam dan langsung dengan subjek penelitian.  Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan dan hasil observasi langsung dari lokasi penelitian.


Di kota Surabaya, ikan laut dan produksi ikan darat memiliki potensi yang besar dikembangkan karena kuantitas yang diproduksi meningkat setiap tahun. Produksi dari ikan laut dominan di Surabaya termasuk sebagai salah satu distrik lokal di Surabaya yang menyasar masyarakat pemberdayaan oleh Kantor Surabaya Industri dan Perdagangan. Letaknya di Gunung Anyar, Tambak, Surabaya. Itu pengembangan Kampung Kerupuk Unggulan Surabaya berasal dari ikan produk di sekitar area dan lokal masyarakat memanfaatkannya untuk memproduksi kerupuk. Ragam kerupuk diproduksi oleh Pengrajin kerupuk Kampung Unggulan adalah berbeda; termasuk kerupuk ikan payus, kerupuk udang, kerupuk kerang, bandeng kerupuk, serta kerupuk sayur dan buah. Warga Gunung Anyar sudah pernah bekerja sebagai pengrajin kerupuk sejak tahun 1980. sektor perikanan sekitar 8.118,93 ton.

Adanya kegiatan industri akan pasti berdampak pada industri pengrajin dan masyarakat sekitar, keduanya dengan berbagai indikator eksternalitas seperti pekerjaan, peningkatan pendapatan, pembangunan fasilitas, lingkungan polusi, dan ketidaknyamanan di antara masyarakat sekitar karena adanya para cracker industri yang dijalankan oleh pengrajin dari Kampung Kerupuk Unggulan Surabaya. Berdasarkan latar belakang yang disajikan di atas, permasalahan dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana Eksternalitas Lingkungan  Kampung Kerupuk Unggulan Surabaya ditinjau dari Prespektif Islam?

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dilakukan dengan metode studi kasus. Studi kasus adalah  studi tentang status subjek penelitian terkait dengan fase khusus atau tipikal dari kepribadian keseluruhan. Metode  studi kasus  adalah strategi yang dianggap lebih cocok jika subjek pertanyaan penelitian menyangkut bagaimana dan mengapa, jika peneliti hanya memiliki sedikit kesempatan untuk mengontrol acara yang akan diselidiki, dan saat penelitian terfokus terletak pada fenomena kontemporer dalam kehidupan konteks yang nyata. Para pengrajin di Kampung Kerupuk Unggulan Surabaya menggunakan hasil tangkapan laut dan produk tambak sebagai bahan baku kerupuk produksi, mulai dari kerang, payus ikan, bandeng, udang, hingga buah naga dan Sayuran. Yang cukup sulit didapat adalah ikan payus karena masa panen sedang lumayan lama, sekitar 6 bulan. Tetapi Pengrajin menggunakan kerupuk ikan Payus sebagai bahannya produk utama dan itu yang paling populer produk di komunitas. Berdasarkan hasil wawancara dilakukan oleh peneliti, cracker pengrajin mendapatkan bahan bakunya pasar, agen pemasok ikan, dan beli langsung dari peternakan dan nelayan.

Pengelolaan lingkungan Kampung Kerupuk Unggulan Surabaya bisa diamati dari setiap prinsip. Pertama,  Prinsip khalifah, hal itu tercermin dalam kegiatan produksi yang sangat peduli akan kebersihan dan sampah manajemen yang terus dijalankan keluar dan dipelihara, sehingga lingkungannya menjadi bersih dan tidak menimbulkan negatif dampak. Kedua, istislah yang tercermin dari caranya para pengrajin tempe di Kampung Kerupuk Unggulan Surabaya selalu berusaha Minimalkan pemborosan agar tidak mengganggu masyarakat sekitar. Ketiga, kepercayaan tercermin dalam kepercayaan yang diberikan oleh Kantor kepada pengrajin kerupuk dalam mengelola kerupuk limbah industri secara mandiri. Sebagai tambahan, prinsip kepercayaan juga tercermin dalam pendapat informan yang merupakan masyarakat di sekitar Kampung Kerupuk Unggulan Surabaya yang tidak merasakan negatifnya dampak limbah industri kerupuk dan pengelolaan sampah dilakukan dengan baik dan higienis. Keempat, keseimbangan ekologis tercermin dari minimalisasi  produksi limbah kerupuk dengan memproduksi kerupuk sesuai kuantitas, sehingga bahan yang digunakan bisa diolah di porsi yang tepat dan tidak menyia-nyiakan bahan baku. Jika masih ada sisa adonan atau mentah bahan, maka pengrajin kerupuk akan mengolahnya lagi menjadi keripik, biar tidak terlalu banyak limbah yang dihasilkan. Sisanya limbah dari pembuatan keripik akan menjadi segera dibuang ke tempat sampah, tapi komunitas mengklaim bahwa itu tidak merugikan mereka. Kelima, keberlanjutan tercermin dalamKampung Kerupuk Unggulan Surabaya pengrajin kerupuk yang menimba ilmu tentang cara membuat kerupuk dan mengelolanya limbah mereka dari generasi ke generasi dari kerupuk sebelumnya.

Eksternalitas yang terjadi di Kampung Kerupuk Unggulan Surabaya adalah ekseternalitas  positif, seperti yang ditunjukkan oleh serapan pekerjaan, pembukaan lapangan kerja peluang, meningkatkan pendapatan, dan ketersediaan fasilitas umum seperti penyediaan alat produksi dan kerupuk pembuatan jasa pelatihan. Tidak adaeksternalitas negatif yang dihasilkan oleh Kampung Pengrajin Kerupuk Unggulan Surabaya karena pengelolaan lingkungan yang dilakukan telah berjalan dengan baik dan sesuai
dengan prinsip Islam. Keberadaan Kampung Kerupuk Unggulan Surabaya tidak terlalu menguntungkan untuk masyarakat secara finansial karena menurut informan tidak ada peningkatan pendapatan dari adanya Kampung Kerupuk Unggulan Surabaya karena keuntungan finansial hanya dirasakan oleh pengrajin kerupuk. Tapi, komunitas di sekitar kampung Unggulan Kerupuk sependapat bahwa Kampung Kerupuk Unggulan Surabaya tetap eksis dan berkembang karena masyarakat berharap ada akan lebih banyak pengrajin kerupuk dan itu desa bisa menjadi desa wisata. Itu sumber daya alam dan lingkungan Islam pengelolaan telah dilakukan dengan baik oleh para pengrajin Kerupuk Surabaya Desa Unggul dengan melaksanakan prinsip khalifah, amanah, istislah, keseimbangan dan keberlanjutan ekologi.

Penulis: Eko Fajar Cahyono

Penjelasan lebih detail mengenai penelitian ini dapat dilihat 

http://testmagzine.biz/index.php/testmagzine/article/view/4227

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).