Obesitas Maternal: Bagaimana Akibatnya pada Kehamilan?

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Liputan6.com

Obesitas adalah suatu kondisi kronis akibat penumpukan lemak dalam tubuh yang sangat tinggi. Obesitas terjadi karena asupan kalori yang tinggi tapi tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang cukup, sehingga terjadi akumulasi penumpukan lemak di dalam tubuh. Obesitas seringkali tidak disadari dan disepelekan oleh masyarakat. Banyak orang tidak menyadari bahwa obesitas dapat memicu terjadinya komplikasi penyakit kronis yang berbahaya. Obesitas dikategorikan berdasarkan perhitungan Indeks Masa Tubuh (IMT). Perhitungan IMT dapat dilakukan sendiri dengan membagi berat badan seseorang dalam kilogram dengan kuadrat tinggi badannya dalam meter (kg/m2). Obesitas tingka I apabila hasil perhitungan berkisar 30,0-34,9 kg/m2, obesitas tingkat II apabila hasilnya 35,0-39,9 kg/m2, dan obesitas tingkat III apabila hasilnya lebih dari 40,0 kg/m2. Ibu hamil yang mengalami obesitas memiliki risiko komplikasi yang lebih tinggi, baik untuk dirinya sendiri maupun bayinya. Komplikasi yang dapat dialami oleh ibu hamil dengan obesitas antara lain adalah risiko tromboemboli, preeklamsia, kejang eklamsia, dan peningkatan angka induksi persalinan sedangkan pada janin dapat mengakibatkan terjadinya makrosomia, distosia bahu bahkan lahir mati.

Obesitas tengah menjadi perhatian global, setelah sebelumnya dianggap sebagai masalah hanya di negara-negara berpenghasilan tinggi, saat ini angka kejadian obesitas juga mengalami peningkatan di negara-negara berkembang pada semua kalangan termasuk wanita dan ibu hamil. Menurut data kesehatan global, wanita lebih banyak mengalami obesitas dibandingkan pria dan ditemukan terdapat setidaknya sekitar 38,9 juta ibu hamil dengan kelebihan berat badan dan obesitas pada tahun 2014 yang berpotensi terjadinya komplikasi yang dapat membahayakan ibu dan bayi. Pentingnya penelitian terkait obesitas maternal ini menarik minat tim peneliti dari Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran-RSUD Dr. Soetomo Surabaya untuk mengidentifikai akibat medis yang ditimbulkan pada ibu hamil dengan obesitas dan berhasil mempublikasikan penelitiannya pada salah satu jurnal internasional yaitu Systematic Reviews in Pharmacy ISSN: 0975-8453. Tim peneliti menganalisis hasil rekam medis sebanyak dari 162 wanita hamil yang melahirkan di RSUD Dr. Soetomo selama periode 1 Januari-31 Desember 2017. Penelitian ini merupakan penelitian obeservasional yang dilakukan untuk mengetahui karakteristik ibu hamil obesitas serta akibatnya  pada kondisi ibu, kondisi bayi, serta proses persalinan.

Hasil utama dari penelitian ini menemukan bahwa komplikasi terbanyak pada ibu obesitas adalah preeklamsia, operasi caesar, dan bayi lahir dengan makrosomia, skor Apgar rendah, serta kelahiran prematur. Preeklamsia adalah gangguan kehamilan yang mempengaruhi 2-8% dari semua kehamilan dan tetap menjadi penyebab utama kematian  ibu hamil di seluruh dunia. Dari hasil penelitian diketahui bahwa ibu hamil yang obesitas lebih berisiko untuk mengalami preeklamsia dua kali lipat lebih tinggi dengan setiap kenaikan berat badan sebesar 5-7 kg/m2. Pada obesitas derajat III meningkat hampir lima kali lipat. Risiko ini akan semakin berbahaya jika keterlambatan perawatan medis, termasuk keterlambatan identifikasi risiko kehamilan dan tanda bahaya, keterlambatan aksesibilitas ke fasilitas kesehatan dapat menyebabkan terjadi kematian ibu.

Hasil penelitian kedua didapatkan bahwa cara persalinan yang diterima ibu hamil obesitas sebagian besar adalah dengan operasi caesar. Ibu hamil dengan obesitas sebagian besar akan melahirkan dengan jalan operasi, hal ini salah satunya dikarenakan kondisi bayi makrosomia. Bayi makrosomia adalah kondisi tubuh janin yang terlalu besar saat di dalam kandungan, dan saat dilahirkan berat bayi bisa mencapai 4 kilogram atau lebih. Kondisi makrosomia dapat membahayakan bagi ibu dan bayi. Hasil penelitian ketiga adalah potensi kelahiran bayi prematur yang terjadi pada semua tingkat obesitas. Kejadian prematur dapat meningkat dengan meningkatnya IMT pada orang dengan obesitas. Sebuah studi kasus sebelumnya yang menyatakan bahwa hubungan antara obesitas dan prematuritas tidak signifikan setelah faktor-faktor (multigravida, diabetes melitus, hipertensi dan anemia) yang berpengaruh dihilangkan. Penelitian ini didukung dengan data dari referensi ilmiah dan penelitian-penelitian yang mendukung.

Penulis : Hermanto Tri Joewono
Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di http://sysrevpharm.org/fulltext/196-1593090063.pdf

Hermanto Tri Joewono, Agus Sulistyono, Naura Ega Kahayani, Aditiawarman. Maternal Obesity : Impact In Pregnancy. Syst Rev Pharm. 2020; vol. 11(2): 695-698. http://sysrevpharm.org/fulltext/196-1593090063.pdf

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).