Apakah Investasi Asing dan Konsumsi Energi Terbaharukan Berpengaruh Kepada Kualitas Udara?

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Jakarta - Bisnis.com

Polusi udara adalah salah satu risiko kesehatan yang paling terkait dengan lingkungan di zaman kita. Menewaskan sekitar 6,5 juta orang di seluruh dunia setiap tahun (lingkungan perserikatan bangsa-bangsa, 2019). Berbagai upaya telah dilakukan untuk mensosialisasikan dan mengurangi dampak pencemaran udara.diantaranya,program lingkungan perserikatan bangsa-bangsa yang berfokus pada peningkatan kualitas udara untuk melindungi kesehatan manusia dengan berbagai kampanyenya. Inisiatif global, yang dipimpin oleh program lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan koalisi iklim dan udara bersih, bertujuan untuk memobilisasi kota dan individu untuk melindungi kesehatan dan planet kita dari pengaruh polusi udara. Namun, upaya tersebut tidak efektif. Hal tersebut dibuktikan dengan trend peningkatan emisi Karbon Dioksida (CO2) selama 50 tahun terakhir.

Dalam proses pembangunan ekonomi, pemerintah membutuhkan dana besar untuk membiayai proyek-proyek pembangunan ekonomi. Bergantung pada pendapatan negara yang berasal dari pajak, penerimaan bukan pajak, dan hibah tidak akan cukup. Sedangkan mengandalkan utang akan berdampak jangka panjang bagi negara.karena pemerintah berkewajiban membayar pinjaman pokokdan bunganya saat jatuh tempo.

Salah satu alternatifnya adalah dengan menarik investasi asing. Penanaman modal asing dianggap dapat mengembangkan kegiatan ekonomi baru, menciptakan lapangan kerja, mengurangi pengangguran, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Masuknya modal asing dianggap sebagai peluang bagi industri lokal untuk tumbuh dan memperluas ruang lingkup usahanya atau meningkatkan kualitas dan kuantitas produk. Investasi asing membantu transfer teknologi dari perusahaan asing tanpa mengeksploitasi dan memberikan tekanan tertentu pada perusahaan lokal.

Investasi asing yang ideal mendorong lebih banyak aktivitas investasi dan memastikan pertumbuhan ekonomi. Namun, kegiatan ekonomi lebih banyak meningkatkan kebutuhan energi selain bahan baku untuk produksi. Berkaitan dengan hubungan investasi asing dengan kualitas lingkungan, terdapat beberapa hipotesis yang mendalilkan hubungan kegiatan ekonomi dan kondisi lingkungan antara lain pollution haven hypothesis (phh) dan environmental kuznets curve (ekc). Kedua hipotesis tersebut menyatakan bahwa aktivitas ekonomi yang semakin tinggi akan menyebabkan tingkat pencemaran yang lebih tinggi dan menurunkan kondisi lingkungan. Dalam lingkup asean, Xu dan Chen (2014) menyatakan bahwa kawasan asean adalah salah satu kawasan ekonomi yang telah menikmati perkembangan ekonomi yang pesat selama beberapa dekade terakhir. Perkembangan ini menarik masuknya investasi asing. Selain itu, negara asean merupakan negara berorientasi ekspor yang memiliki tujuan ekspor yang luas. Muslim (2016) mengemukakan, industri di negara-negara asean dikenal sebagai industri padat karya. Tenaga kerja murah dan melimpahnya sumber daya alam menjadi faktor pendorong banyaknya investasi asing langsung yang masuk. Bagi perusahaan multinasional, faktor produksi yang murah dapat menurunkan biaya produksi dan menjadi keunggulan kompetitif.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Bertujuan untuk mengetahui pengaruh investasi asing langsung dan konsumsi energi terbarukan terhadap tingkat emisi co2. Pemerintah dan investor asing merupakan pihak yang paling diuntungkan dari studi ini. Selain itu, studi ini diproyeksikan untuk menyoroti peran penting pasokan energi terbarukan sekaligus memberikan arahan, wawasan atau pemikiran untuk membantu dalam penetapan kebijakan terkait pencemaran dan degradasi udara.hasil dari model regresi random effect menunjukkan bahwa penanaman modal asing berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat emisi CO2. Lebih lanjut, penggunaan energi terbarukan memainkan peran penting dalam mengurangi tingkat emisi CO2.

Koefisien positif fdi menyampaikan pesan bahwa aliran masuk investasi asing langsung yang lebih tinggi di negara-negara asean akan menyebabkan peningkatan emisi co2. Dengan kata lain, secara empiris, ini membuktikan hipotesis pertama yang mendalilkan investasi asing langsung yang lebih tinggi akan memberi industri modal segar dan teknologi baru, sehingga meningkatkan aktivitas ekonomi. Kegiatan ekonomi yang meningkat akan membutuhkan lebih banyak energi dan bahan baku, sehingga menambah emisi co2 dan menurunkan kualitas udara.

Koefisien negatif dari energi terbarukan menyampaikan pesan bahwa konsumsi energi terbarukan yang lebih tinggi akan menyebabkan penurunan tingkat emisi co2. Dengan kata lain, secara empiris hal ini membuktikan hipotesis kedua yang mendalilkan semakin tingginya konsumsi pasokan energi terbarukan akan menurunkan permintaan energi tak terbarukan, sehingga menurunkan tingkat emisi co2 dan meningkatkan kualitas udara. Model dalam penelitian ini memberikan variabel energi terbarukan. Koefisien konsumsi energi tertinggi yang memberikan petunjuk bahwa kebijakan untuk mendukung pengembangan energi terbarukan merupakan solusi untuk mengatasi penurunan kualitas udara. Hasil ini sejalan dengan penelitian Cheng dan Yan (2019) yang menegaskan bahwa penggunaan pasokan energi terbarukan menurunkan tingkat emisi co2 per kapita dengan pengaruh paling kuat di antara variabel lain yang diteliti.

Penulis: Tika Widiastuti, Imron Mawardi, Wisudanto,Sri Ningsih,  M Ubaidillah,, Dewie Saktia Ardianto

Link terkait tulisan di atas: https://jssidoi.org/jssi/uploads/papers/36/Widiastuti_Do_foreign_investments_and_renewable_energy_consumption_affect_the_air_quality_case_study_of_ASEAN_countries.pdf

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).