Faktor Penyebab Masyarakat Bangkalan Mengkonsumsi Air Rebusan Cacing Tanah

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Hello Sehat

Demam tifoid adalah masalah kesehatan yang sampai saat ini masih perlu mendapatkan perhatian. Demam tifoid disebabkan karena masuknya bakteri Salmonella Typhi ke dalam tubuh melalui makanan dan minuman. Prevalensi kasus bervariasi tergantung lokasi,kondisi lingkungan lokal dan masyarakattingkah laku. WHO memperkirakan banyaknya penyakit demam tifoid di seluruh dunia sekitar 17 juta orangpertahun dengan angka kematian mencapai 600.000 orangsetiap tahun, yaitu sekitar 3,5% dari semua kasus. 70% dari kasus demam tifoid terjadi di negara berkembang di Asia.Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, Kabupaten Bangkalan merupakan salah satu kabupaten di Jawa dengan kasus penyakit tifoidcukup tinggi. Tingginya kasus tifoid dan berbagai kasus lain tidak sebanding dengan kunjungan masyarakat Bangkalan ke fasilitas kesehatan.

Di sisi lain, Penggunaan obat tradisional di Bangkalan juga cukup tinggi. Pada suku Madura khususnya di Kabupaten Bangkalan terdapat kearifan lokal dengan menggunakan air rebusan cacing tanah sebagai solusi penanganan demam tifoid, terutama pada anak. Kebiasaan menggunakan obat tradisional di masyarakat Madura khususnya di Kabupaten Bangkalantelah berlangsung lama. Pada buku “Membedah Rahasia Ramuan Madura” disebutkan bahwa mengkonsumsi jamu/obat tradisional adalah tradisi secara turun temurundan bahkan sudah dibiasakan sejak kecil.

Khusus untuk kebiasaan mengonsumsi air matangcacing tanah hanya diminum saat demam (yang tidaksembuh dengan perawatan medis). Berdasarkan wawancaradengan salah satu konsumen, dia memesan air matang untukcacing tanah untuk anaknya yang masih demam sekalipundibawa ke dokter. Menurut dia lebihefektif kembali setelah menemui dokter kemudian dilanjutkandengan meminum air rebusan cacing tanah. Penelitian sebelumnya menemukan beberapa pasien memilikipersepsi bahwa penggunaan obat tradisional secara bersama-sama dengan obat dapat mempengaruhi hasil pengobatan menjadi lebih baik, tetapi ada juga yang memberikan air rebusan untuk cacing tanah langsung begitu anaknya demam tanpa diobatidokter.

Proses pembuatan air rebusan untuk cacing tanah di 3 lokasi hampir sama, berdasarkan wawancara didapatkan proses pembuatannya dibersihkan sebanyak 20 cacing tanahdari tanah dan kotoran yang menempel di air berkali-kali. Penelitian yang kami lakukan dengan wawancara mendapatkan air rebusan cacing tanah yang dikonsumsi untuk pengobatan tifoid, ternyata ada banyak faktor penyebab seperti pilihan pribadi (nyaman menggunakan obat tradisional), pemasaran (terkenal),budaya (kebiasaan), psikologis (penyembuhan lebih cepat) dan aksesibilitas (mudah didapat). Selain faktor tersebut, adafaktor lain yaitu bahan alami dan tidak ada efek samping. Banyak hal yang menyebabkan orang menggunakan obat tradisionalmeskipun obat tradisional belum adaterbukti secara klinis dibandingkan dengan perawatan medis.

Penulis: Prof. DrIrwanto,drSpA(K)

Link terkait tulisan di atas: “Factors Causing Bangkalan Communities to Consume Earthworm Boiled Water (Drugs/Traditional Remedies) for Typhoid Handling” yang diterbitkan di Indian Journal of Public Health Research & Development, April 2020, Vol 11, No 04 halaman: 576-80. Link: http://www.ijphrd.com

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).