Faktor Risiko Agresifitas Papiloma Saluran Pernapasan Berulang pada Tipe Juvenil dan Dewasa

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Harapanrakyat.com

Papiloma saluran pernapasan berulang (PSPB) merupakan tumor jinak saluran napas yang disebabkan oleh infeksi human papilloma virus (HPV) tipe enam dan tipe 11. Penyakit ini dapat terjadi pada anak maupun dewasa dan memberi manifestasi pertumbuhan papiloma di jalan napas serta bersifat kambuh-kambuhan. Onset terjadinya PSPB terbagi menjadi tipe juvenil dan tipe dewasa, berdasarkan usia saat terdiagnosis sebelum atau sesudah usia 12 tahun. Tipe juvenil sering dijumpai pada usia kurang dari 12 tahun sedangkan tipe dewasa terjadi pada puncak usia 20-40 tahun.

Insiden dan prevalensi dari kejadian PSPB masih belum diketahui, diperkiraan antara 80-1500 kasus baru setiap tahun pada populasi anak di Amerika Serikat. Insiden PSPB di Amerika Serikat diperkirakan 4,3 per 100 000 pada anak dan 1,8 per 100 000 pada orang dewasa. Data di RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada tahun 1997 melaporkan penderita PSPB berjumlah 57 orang, 82% penderita dibawah usia 10 tahun. Trakeotomi dilakukan pada 36 dari 51 penderita (70,59%). Penderita PSPB tipe juvenil (21,62%) memiliki riwayat bedah laring mikroskopik (BLM) tiga kali atau lebih dalam setahun.

Penelitian pada periode Januari 2006–Desember 2010 di RSUD Dr. Soetomo Surabaya didapatkan 51 penderita PSPB, 39 kasus tipe juvenil (76%) dan 12 kasus tipe dewasa (24%). Lokasi penyebaran yang dijumpai yaitu ke trakea dan bronkus. Tindakan trakeotomi dilakukan pada 36 penderita (71%) dan PSPB tipe juvenil lebih sering dilakukan BLM dibandingkan tipe dewasa yaitu mencapai 6 kali operasi dalam satu tahun.

Penyakit ini dapat bersifat tidak agresif sehingga mengalami remisi, namun dapat juga bertumbuh lebih agresif sehingga perlu dilakukan pembedahan berulang kali. Penyakit yang agresif ditandai oleh rekurensi berulang atau pertumbuhan papiloma di lokasi distal, yaitu trakea dan bronkus. Kriteria agresifitas yaitu jumlah operasi yang diperlukan untuk mencapai bebas penyakit. Kriteria lain meliputi jumlah keseluruhan dan frekuensi operasi, lokasi pertumbuhan papiloma lebih distal, dan riwayat trakeotomi.Papiloma saluran pernapasan berulang jarang mengalami transformasi menjadi keganasan.

Data penderita PSPB yang periksa di URJ THT-KL RSUD Dr. Soetomo Surabaya didapatkan sebanyak 34 penderita dengan data lengkap. Tipe PSPB berdasarkan usia terdiagnosis didapatkan usia <12 tahun sebanyak 28 penderita (82%) dan sebanyak 6 penderita (18%) dengan usia ≥12 tahun. Usia termuda yang didiagnosis dengan PSPB yaitu dua tahun dan yang tertua yaitu 48 tahun. Penderita PSPB berdasarkan jenis kelamin didapatkan laki–laki sebanyak 18 penderita dan perempuan 16 penderita. Tipe juvenil didapatkan laki-laki 17 penderita (61%) dan perempuan 11 penderita (39%), sedangkan tipe dewasa didapatkan laki-laki 1 penderita (17%) dan perempuan 5 penderita (83%).

Penyebaran papiloma ke daerah pernapasan distal didapatkan pada empat penderita (14%) tipe juvenil dengan perluasan ke trakea termasuk stoma terdapat pada dua penderita dan ke bronkus pada satu penderita. Papiloma ekstralaring yaitu ke lidah dan uvula didapatkan satu penderita. Tipe juvenil didapatkan 24 penderita (86%) dengan papiloma pada daerah laring yaitu supraglotis, glotis dan subglotis. Tipe dewasa didapatkan papiloma di daerah laring pada enam penderita (100%) dan tidak didapatkan penyebaran pada daerah distal.

Riwayat trakeotomi pada penderita PSPB didapatkan 28 penderita (100%) pada tipe juvenil, sedangkan pada tipe dewasa didapatkan 4 penderita (67%) dengan riwayat trakeotomi dan dua penderita (33%) tidak dilakukan trakeotomi. Penderita PSPB berdasarkan jumlah keseluruhan operasi BLM dengan frekuensi ≥10 kali didapatkan 18 penderita, sedangkan <10 kali didapatkan 16 penderita. Tipe juvenil didapatkan 18 penderita (64%) dengan BLM ≥10 kali dan 10 penderita dengan BLM <10 kali. Tipe dewasa tidak didapatkan penderita dengan BLM ≥10 kali dan didapatkan enam penderita (100%) dengan BLM <10 kali.

Data histopatologi dengan hasil bacaan skuamus papiloma laring didapatkan pada tipe juvenil dengan derajat displasia ringan 18 penderita (64%), sedang 8 penderita (28%), berat satu penderita (4%) dan satu penderita dewasa (4%) dengan onset PSPB tipe juvenil mengalami transformasi menjadi keganasan yang kemudian dirujuk ke poli onkologi THT-KL. Tipe dewasa didapatkan derajat displasia ringan pada lima penderita (83%), sedang pada satu penderita (17%) dan tidak didapatkan derajat berat dserta transformasi ganas.

Evaluasi akhir pasca operasi sampai dengan Desember 2018, didapatkan pada tipe juvenil remisi 16 penderita (57%), rekuren enam penderita (22%), komplikasi dua penderita (7%) berupa sinekia dan stenosis, empat penderita meninggal (14%). Data rekam medik menyebutkan didapatkan penderita meninggal diantaranya mengalami abses paru, sepsis, transfomasi keganasan dan satu penderita dengan data rekam medik tidak lengkap. Tipe dewasa didapatkan remisi pada tiga penderita (50%), rekuren pada dua penderita (33%), komplikasi pada satu penderita (17%), dan tidak didapatkan penderita yang meninggal.

Penulis: Rizka Fathoni Perdana
Informasi detail dari tulisan ini dapat dilihat pada: http://www.jgpt.co.in/

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).