Betulkah Prosedur Kerja yang Ketat Dapat Menurunkan Kepuasan Kerja?

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh mutu pendidikan SPMI

Manusia bukanlah robot. Manusia bukanlah mesin. Ketika manusia diperhadapkan pada serangkaian prosedur yang ketat dari organisasi, apakah manusia akan kehilangan kepuasan kerjanya ? Apalagi ditambah dengan agenda kerja yang ketat yang cenderung mendorong seseorang untuk bekerja lebih dan menjadi workaholic, akankah seseorang menjadi tidak puas dalam bekerja ? Lalu bagaimana jika kita bekerja di tempat yang seperti itu ? Bagaimana cara saya menikmati pekerjaan tersebut ? Nah, sejumlah pertanyaan ini seringkali kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Kepuasan kerja sangat penting untuk memberikan dorongan pada seseorang supaya dapat memberikan hasil kerja yang lebih baik dan berguna bagi organisasi sehingga bisa mencapai tujuannya. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan pekerja selama bekerja di perusahaan tersebut. Kepuasaan kerja sangat tergantung pada kondisi individu karena pada dasarnya setiap individu memliki aspek-aspek tersendiri dalam menilai tingkat kepuasaan kerja. Oleh karena itu, semakin banyak aspek-aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu , maka tingkat kepuasaan kerja akan semakin tinggi

Salah satu solusi yang dapat meningkatkan kepuasan kerja adalah Perceived Organizational Support, yaitu bagaimana organisasi memberikan perhatian lebih terhadap kesejahtraan pekerja dan penghargaan terhadap setiap kontribusi pekerjanya. Perceived organizational support dapat menciptakan kepuasan kerja sehingga memberi dampak baik bagi organisasi. Banyak penelitian telah melakukan analisis terkait pengaruh perceived organizational support terhadap kepuasan kerja, bahwa perceived organizational support berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Namun disisi lain ada hasil penelitian yang menyatakan bahwa perceived organizational support tidak berpengaruh terhadap kepuasan. Oleh karena itu, isu ini menarik untuk diteliti kembali, dan tentu dengan sebuah kebaruan, yaitu menghadirkan konsep work engagement, yaitu bagaimana keterlibatan, kepuasan, dan rasa antusiasme yang ada pada karyawan terhadap apa yang dikerjakan. Jika seseorang memiliki rasa ketertarikan kerja yang tinggi maka orang tersebut akan sangat berdampak positif terhadap pekerjaannya karena adanya rasa ketertarikan terhadap setiap hal yang dilakukannya terkait pekerjaan. Konsep berikutnya yang dihadirkan adalah workaholism, yaitu kebutuhan kerja berlebihan yang pada umumnya berpengaruh terhadap kesehatan, kebahagiaan pribadi, hubungan antar pribadi dan kelancaran fungsi sosial. Pendapat lain mengungkapkan bahwa workaholism bukan hanya memberikan efek negatif tetaoi juga dapat memberikan efek positif yaitu perasaan senang terhadap pekerjaan yang mendatangkan keuntungan

Penelitian ini berlangsung padachemical company mengingat kepuasan kerja pada chemical company sering kali rendah karena persyaratan kerja yang ketat dan tingkat toleransi kesalahan yang rendah, sehingga penelitian ini akan memberikan sumbangsih positif terhadap organisasi-organisasi dengan tipikal kerja yang sama. Hasil penelitian yang kita dapatkan sangat menarik, ternyata dukungan organisasi bagi pekerja (Perceived Organizational Support) tidak memberikan pengaruh terhadap kepuasan kerja, artinya sekalipun organisasi memberikan dukungan kepada pekerja hal itu tidak menaikkan tingkat kepuasan kerja. Selain itu, dukungan organisasi juga tidak menciptakan keterlibatan pekerja termasuk rasa antusiasme (work engagement). Dukungan organisasi hanya menolong pekerja untuk tidak membuat pekerja jatuh kepada workaholisme. Lantas bagaimana supaya pekerja mengalami kepuasan ? Ternyata yang mendorong pekerja untuk mengalami kepuasan dalam organisasi yang ketat justru adalah keterlibatan kerja, artinya jika organisasi melibatkan karyawan dalam bekerja, pengambilan keputusan, dan mendengar pendapat pekerja, maka hal ini membuat karyawan menjadi puas. Selain itu workaholisme juga berpengaruh terhadap kepuasan kerja, yaitu main rendah workaholisme seseorang maka makin tinggi kepuasannya.

Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan, bahwa pada organisasi-organisasi dengan tipikal operasional yang ketat haruslah berupaya untuk melibatkan karyawan dalam mengambil keputusan dan mendengarkan aspirasi mereka, disamping organisasi harus mengatur betul jadwal kerja mereka sesuai dengan beban wajar dan tidak berlebihan melewati batas. Pekerja tidak memusingkan prosedur yang ketat, toleransi kesalahan yang rendah, namun penting bagi pekerja untuk dilibatkan dalam pengambilan keputusan dan bekerja dengan durasi yang wajar, hal ini akan menolong pekerja untuk menikmati tanggung jawabnya.

Penulis: Anis Eliyana

Artikel selengkapnya dapat diunduh pada:

https://produccioncientificaluz.org/index.php/opcion/index

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).