Bagaimana Melahirkan Pribadi yang Inovatif?

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh IDN Times

Peran seorang pemimpin terhadap karyawan di dalam suatu organisasi atau perusahaan sangat penting. Untuk bisa mewujudkan perilaku kerja yang inovatif pada karyawan (innovative work behavior), tentu dibutuhkan bantuan dari sosok pemimpin, khususnya pemimpin dengan gaya kepemimpinan trans­for­ma­sio­nal­ (transformational leadership). Transformational leadership dipercaya sebagai salah satu faktor pendorong utama bagi karyawan untuk bisa berinovasi. Hal ini disebabkan karena pada umumnya pemimpin-pemimpin dengan gaya ke­pe­mim­pin­an seperti ini memiliki pemikiran yang terbuka (open-minded) dan selalu ber­orien­ta­si pada perencanaan masa depan, sehingga karyawan pasti didorong untuk lebih inovatif dalam bekerja. Oleh karena itu, perusahaan perlu memiliki pemimpin transformasional agar bisa menjadi motivasi bagi para karyawan untuk bekerja le­bih­ dari ekspektasi. Untuk mewujudkan innovative work behavior di dalam perusahaan, kar­ya­wan­ perlu memiliki rasa percaya diri. Artinya karyawan harus merasa percaya bah­wa­ dirinya memang sanggup melakukan pekerjaannya dengan baik. Karyawan yang memiliki ke­ya­kin­an demikian akan menikmati serta menghargai pekerjaan yang dilakukannya. Ketika seorang karyawan enjoy dengan pekerjaannya, maka dengan sendirinya a­kan­ berusaha semaksimal mungkin dalam bekerja. Karyawan yang seperti ini bisa menghasilkan suatu inovasi yang lebih baik karena melakukan segala sesuatunya atas dasar kemauan sendiri. Maka dari itu diperlukan adanya psychological em­po­wer­ment terhadap karyawan, karena hal ini dapat berpengaruh terhadap sikap kar­yawan di tempat kerja.

Ada berbagai macam gaya kepemimpinan yang bisa diterapkan dalam suatu organisasi, namun tidak semuanya bisa secara efektif mempengaruhi innovative work behavior. Sementara itu, transformational leadership adalah gaya kepemimpinan yang diyakini paling bisa memberikan dampak terhadap cara kerja karyawan ke arah yang inovatif. Pandangan ini muncul karena adanya hasil dari penelitian-penelitian terdahulu yang menunjukan ciri khas transformational leadership, yaitu inspirational motivation, individualized consideration, idealized influence, dan intellectual stimulation.

Penelitian-penelitian terdahulu menunjukan adanya hubungan antara transformational leadership dan psychological empowerment. Pada dasarnya, seorang pemimpin memang memegang peran penting dalam mempengaruhi kondisi psikologis karyawan. Sama halnya dengan innovative work behavior, psychological empowerment juga dipengaruhi oleh adanya transformational leadership. Transformational leadership mampu membangun lingkungan kerja yang positif, sehingga karyawan merasa termotivasi dan mendapatkan kekuatan dari dalam dirinya. Pemimpin dengan gaya kepemimpinan seperti ini biasanya memberikan dukungan terhadap karyawannya melalui tindakan nyata. Seperti memberikan wewenang pada karyawan untuk turut berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan mendorong karyawan untuk menciptakan sekaligus mengimplementasikan idenya. Dengan kata lain, pemimpin transformasional membantu karyawannya dalam usaha pencapaian cita-cita di masa depan. Oleh karena itu, pemimpin transformasional mampu membuat karyawan merasa bahwa dirinya dihargai, berguna, dan dilibatkan dalam organisasi.

Karyawan yang memperoleh psychological empowerment pada umumnya akan termotivasi untuk bekerja dengan lebih kreatif dan efektif. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan cara pandang karyawan terhadap dirinya dan pekerjaannya. Tentu saja perubahan cara pandang ini adalah perubahan ke arah yang positif. Melalui psychological empowerment, karyawan akan mengalami peningkatan rasa percaya diri dan semakin menyadari potensi yang dimilikinya. Selain itu, psychological empowerment juga membantu karyawan agar bisa lebih menghargai pekerjaan dan tidak menjadikannya sebagai suatu beban. Ketika nilai-nilai ini sudah muncul dalam diri karyawan, secara otomatis perilakunya di tempat kerja juga pasti berubah. Karyawan akan cenderung bekerja dengan lebih kreatif agar dapat menghasilkan sesuatu yang berdampak bagi organisasi. Hal ini tentunya berkaitan dengan innovative work behavior, mengingat bahwa kreativitas merupakan aspek penting yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, psychological empowerment berperan dalam meningkatkan kemungkinan adanya innovative work behavior di tempat kerja.

Penelitian yang dilakukan pada produsen fashion merek lokal ini menunjukkan bahwa transformational leadership berpengaruh terhadap psychological empowerment dan innovative work behavior. Selain itu psychological empowerment juga berpengaruh terhadap innovative work behavior. Pada dasarnya seorang pemimpin memang berperan penting dalam mempengaruhi kondisi psikologis karyawan. Serupa dengan perilaku kerja inovatif, pemberdayaan psikologis juga dipengaruhi oleh keberadaan pemimpin transformasional. Karyawan yang memperoleh pemberdayaan psikologis pada umumnya akan termotivasi untuk bekerja lebih kreatif dan efektif. Hal ini disebabkan adanya perubahan cara karyawan memandang diri sendiri dan pekerjaannya. Tentu perubahan cara pandang ini merupakan perubahan ke arah yang positif. Melalui pemberdayaan psikologis, karyawan akan mengalami peningkatan rasa percaya diri dan semakin menyadari potensinya. Selain itu, pemberdayaan psikologis juga membantu karyawan untuk lebih mengapresiasi pekerjaan dan tidak menjadikannya beban. Ketika nilai-nilai ini muncul dalam diri karyawan, otomatis perilaku mereka di tempat kerja juga berubah. Karyawan akan cenderung bekerja lebih kreatif untuk menghasilkan sesuatu yang berdampak pada organisasi. Hal ini tentunya terkait dengan perilaku kerja yang inovatif, mengingat kreativitas merupakan aspek penting yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, pemberdayaan psikologis berperan dalam meningkatkan kemungkinan perilaku inovatif kerja di tempat kerja.

Pemimpin perlu memberikan perhatian khusus kepada karyawannya dan menyadari bahwa setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda. Untuk itu, pimpinan dapat memberikan dukungan kepada setiap karyawan secara spesifik. Misalnya dengan memberikan pembinaan aktif dan umpan balik kepada setiap karyawan. Pemimpin memegang peranan penting karena pada umumnya karyawan akan termotivasi dari sikap dan kebiasaan para pemimpinnya.

Penulis: Anis Eliyana

Artikel ini secara lengkap dapat diunduh pada:

https://produccioncientificaluz.org/index.php/utopia/article/view/32085

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).