Daya Anti Adherensi IgY P. gingivalis untuk Mencegah Perlekatan Bakteri A. actinomycetemcomitans dan F. nucleatum pada Sel Epitel

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Gurupendidikan.com

Bakteri penyebab penyakit periodontitis kronis adalah bakteri Porphyromonas gingivalis (P. gingivalis), sedangkan bakteri penyebab periodontitis aggresif adalah Aggregatibacter Actinomycetemcomitans (A.actinomycetemcomitans). Pada periodontitis kronis, bakteri P.gingivalis merupakan bakteri yang paling banyak ditemukan rata rata sekitar 46% dibandingkan dengan bakteri A.actinomycetemcomitans yang hanya sekitar 27%. Selain bakteri A. actinomycetemcomitans, terdapat bakteri lain pada periodontitis agresif namun dalam persentase yang lebih rendah dari A. actinomycetemcomitans, yaitu P. gingivalis dan Fusobacterium nucleatum (F. nucleatum). P. gingivalis memiliki berbagai faktor virulensi yang dapat dikelompokan menjadi faktor yang mendukung adhesi, faktor yang merusak jaringan host, dan faktor untuk menghindari respon host.

Faktor yang mendukung adhesi terdiri dari kapsul, fimbriae, hemaglutinin, dan Outer Membrane Protein   P.gingivalis adalah bakteri gram negatif  rongga mulut berukuran 0.5–2 µm dan berwarna agak kemerahan pada pewarnaan gram yang melekat pada sel epitel rongga mulut manusia yang bersifat anaerob dengan bentuk rods (batang) dan merupakan faktor etiologi utama pada penyakit periodontal dengan cara menghasilkan beberapa faktor virulensi dan protein ekstraseluler seperti lipopolisakarida (LPS), fimbria, dan protease. Bakteri ini dapat ditemukan sekitar 85,75% di plak subgingiva pada pasien periodontitis kronis. F.nucleatum merupakan bakteri komensal gram negatif, non motil yang mempunyai bentuk batang dengan ujung yang lancip yang dapat menyebabkan penyakit periodontitis juga. Bakteri F.nucleatum merupakan bakteri yang menyebabkan penyakit periodontitis agresif pada daerah subgingiva yang terdapat pada rongga mulut manusia, bersifat anaerob, nonmotile,  berbentuk batang dengan ujung yang runcing, dan mempunyai ukuran DNA sebesar 2.4 x 106 bp serta mempunyai panjang sekitar 5 hingga 10 µm.

Immunoglobulin atau antibodi dapat dengan mudah diproduksi pada telur dengan melakukan imunisasi antigen spesifik pada ayam bentina, serum antibodi yang berasal dari ayam betina yang diimunisasi antigen spesifik ditransfer dan terkumpul pada kuning telur. Xu et al (2011) mengemukaan beberapa mekanisme IgY untuk melawan aktivitas patogen dari bakteri, seperti aglutinasi dari bakteri, menghambat aktivitas aderensi serta diikuti dengan aktivitas fagositosis dan penetralan racun. Immunoglubulin Y spesifik P.gingivalis mempunyai mekanisme utama yaitu mengikat antibodi dengan komponen spesifik pada permukaan bakteri seperti protein membran luar, lipopolisakarida, flagela, dan fili. IgY mencegah penempelan bakteri patogen pada mukosa seperti mengganggu ikatan antara bakteri dengan mucin, dimana mucin dapat menginduksi agregasi atau perlekatan permukaan pada beberapa spesies bakteri. Mekanisme IgY yang lain adalah IgY sebagai anti protein yang ada di permukaan bakteri. IgY dapat menjadi anti protein permukaan bakteri karena Fragmen Antigen Binding yang dimiliki oleh IgY dapat mengenali protein yang ada di permukaan bakteri.

Ayam betina diimunisasi dengan bakteri P. gingivalis sebanyak 1,5x 108 CFU/ml), sampai 4 kali penyuntikan, kemudian diambil telurnya. Kuning telur dipisahkan dari putih telur yang dihangatkan kembali setelah disimpan kedalam pendingin, dicuci sebanyak tiga kali dengan air suling dan dan digulung dengan kertas tisu untuk memisahkan albumin. Larutan IgY P.gingivalis sebanyak 50 µl ditambahkan suspensi enterosit sebanyak 50 µl pada masing –masing konsentrasi dan di shaker perlahan pada shaking water bath pada suhu 37oC selama 30 menit secara bersamaan. Kemudian ke dalam campuran tersebut ditambahkan suspensi bakteri (108/ml)  sebanyak 50 µl. Campuran diinkubasi pada ‘shaking incubator’  selama 30 menit pada suhu 37oC secara bersamaan. Selanjutnya disentrifugasi 1500 rpm, pada suhu 4oC selama 3 menit, kemudian cairan dibuang sebanyak 100 µl , setelah itu endapan diambil dan dibuat hapusan pada slide glass dan dicat degan pewarnaan gram. Preparat diamati dibawah mikroskop pembesaran 1000x, dan dihitung jumlah bakteri yang melekat pada enterosit, dihitung untuk setiap pengamatan terhadap 100 enterosit. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa IgY P.gingivalis dapat menghambat adherensi dari A.actinomyvcetemcomitans pada sel epitel tetapi tidak dapat menghambat adherensi dari F. nucleatum.

Penulis : Dr. Rini Devijanti Ridwan drg.,MKes
Informasi detail dari tulisan ini dapat dilihat pada: http://www.connectjournals.com/toc.php?bookmark=CJ-033216&&%20volume=20&&%20issue_id=Supp-01%20&&%20issue_month=July&&year=2020

(The Ability of Immunoglobulin Y from Prorphyromonas gingivalis to Prevent Adhesion of Fusobacterium nucleatum and Aggregatibacter actinomycetemcomitans Biochem)

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).