Gabungan Perancah Kitosan, Faktor Pertumbuhan Terkonsentrasi dan Sel Punca Gusi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Alodokter

Osteoporosis adalah penyakit tulang degeneratif kronis dan progresif yang diderita sebagian besar lansia, terutama pada wanita. Jumlah penduduk lanjut usia di dunia yang semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya angka harapan hidup, menjadi tantangan kesehatan global karena dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Prevalensi osteoporosis di dunia mencapai 200 juta orang, sedangkan di Indonesia berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia terdapat 1 dari 4 wanita yang berisiko terkena osteoporosis. Penyebab osteoporosis terbagi menjadi primer seperti defisiensi estrogen dan testosteron dan sekunder seperti ketidakseimbangan kalsium dan vitamin D. Penurunan kepadatan mineral tulang (BMD) dan kekuatan mikroarsitektur pada pasien osteoporosis mempengaruhi semua tulang rangka yang mengakibatkan kerapuhan tulang, sehingga meningkatkan faktor risiko terjadinya patah tulang. Osteoporosis juga mempengaruhi bagian mulut dan maksilofasial yang dapat menyebabkan tulang rahang osteoporosis (OJB). OJB dapat menyebabkan resorpsi tulang alveolar dan fraktur rahang yang menyebabkan morbiditas pada pasien seperti kegagalan osteointegrasi, hilangnya adhesi gigi palsu dan penurunan fungsi stomatognatik. Selain itu, regenerasi defek tulang atau remodeling tulang tidak dapat terjadi secara optimal sehingga menurunkan kualitas hidup pasien. Pada penderita osteoporosis terdapat disregulasi faktor pertumbuhan endotel vaskuler (VEGF) dan transforming growth factor-b1 (TGF-b1) yang menyebabkan terganggunya regenerasi dan penyembuhan tulang.

Terapi osteoporosis dapat melalui pendekatan bedah dan non-pembedahan. Terapi bedah menggunakan pendekatan seperti artroplasti, vertebroplasti, kyphoplasty, sedangkan pendekatan terapi nonsurgical menggunakan obat anti resorpsi tulang yang masih memiliki efek samping berbahaya dan berbahaya. Penggunaan obat-obatan seperti bifosfonat dapat menyebabkan osteonekrosis rahang atau osteonekrosis rahang terkait bifosfonat (BRONJ), terapi kalsitonin dapat menyebabkan keganasan seperti kanker prostat, dan raloxifene dapat berdampak pada peningkatan risiko tromboemboli dan stroke. Obat ini hanya menghambat resorpsi tulang yang sudah terjadi tanpa efek penyembuhan.

Salah satu terapi alternatif yang lebih efektif dan optimal yang diperlukan untuk terapi OJB adalah dengan menggunakan terapi regeneratif dengan pendekatan rekayasa jaringan. Konsep terapi regeneratif yang melibatkan triad rekayasa jaringan; seperti sel, faktor pertumbuhan dan biomaterial; dapat diadopsi dalam terapi OJB dengan menggabungkan perancah kitosan suntik (ICS) sebagai perancah biomaterial, faktor pertumbuhan terkonsentrasi (CGF) sebagai faktor pertumbuhan dan sel induk mesenkim gingiva (GMSCs) sebagai sel pensinyalan obat. Sementara itu, ICS bersifat biokompatibel dan biodegradable serta mudah diaplikasikan. ICS memiliki kemampuan osteoinduktif, osteokonduktif dan osteotemplate serta mampu meningkatkan perlekatan, migrasi, proliferasi dan diferensiasi sel-sel stroma, sehingga ICS merupakan pilihan yang tepat sebagai perancah. Penelitian sebelumnya menggunakan sel punca mesenkimal (MSC) menunjukkan peningkatan BMD yang signifikan pada penderita osteoporosis, sedangkan penambahan CGF ke MSC, terutama GMSCs, dapat mendukung dan mempercepat terjadinya osteogenik, proliferasi dan diferensiasi.

GMSC dipilih dibandingkan dengan MSC lain karena mudah tersedia dan berkembang biak lebih cepat daripada Sel punca yang berasal dari sumsum tulang (BMSC), sel punca lemak, sel punca pulpa gigi permanen (DPSCs), sel punca gigi sulung (SHED), serta sel punca dari folikel rambut. Selain itu, CGF dipilih karena memiliki lebih banyak fibrin dan faktor pertumbuhan (GF) dibandingkan dengan platelet rich fibrin (PRF) dan platelet rich plasma (PRP). Kombinasi ICS, CGF dan GMSCs dapat meningkatkan laju remodeling dan regenerasi tulang di OJB. Tujuan dari tinjauan ini adalah untuk mendeskripsikan prospek masa depan perancah kitosan suntik, faktor pertumbuhan terkonsentrasi, dan sel induk mesenkim gingiva sebagai terapi tulang rahang osteoporotik regeneratif.

Berdasarkan tinjauan pustaka, dapat disimpulkan bahwa terapi regenerasi dengan pendekatan triad rekayasa jaringan menggunakan kombinasi ICS, CGF dan GMSC berpotensi untuk terapi OJB. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai keterkaitan antara kombinasi ICS, CGF dan GMSCs, oleh karena itu inovasi dalam terapi alternatif OJB dapat diimplementasikan secara klinis dan dapat digunakan sebagai terapi alternatif yang potensial.

Penulis: Alexander Patera Nugraha


Artikel dapat diunduh pada link: http://www.connectjournals.com/toc2.php?abstract=3182300H_2913A.pdf&&bookmark=CJ-033216&&issue_id=Supp-01%20&&yaer=2020

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).