Terapi Rehabilitasi Vestibuler Mengurangi Risiko Jatuh pada Penderita Presbiastasis

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Alomedika

Presbiastasis yang umumnya mulai muncul pada usia 65 tahun, menimbulkan gejala pusing dan badan yang tidak seimbang. Hal tersebut  terkait langsung dengan peningkatan kejadian jatuh pada lansia sebanyak 12 kali per-tahun. Kejadian jatuh pada lansia ini menyebabkan berkurangnya kualitas hidup serta kecemasan, depresi dan panik. Kesulitan dalam pengerjaan kegiatan sehari-hari pun banyak dialami oleh para lansia. Terapi rehabilitasi vestibuler adalah modal yang menjanjikan untuk mengurangi kejadian jatuh pada lansia yang menderita presbiastasis. Penelitian telah dilakukan dengan membandingkan hasil kuisioner sebelum dan sesudah penerapan terapi rehabilitasi vestibuler.

Penelitian untuk membuktikan terapi rehabilitasi vestibuler ini dilakukan di RS Dr. Soetomo sejak bulan januari sampai desember 2017 dengan 64 penderita yang memenuhi kriteria inklusi, yaitu berusia 60 tahun ke atas dengan keluhan gangguan keseimbangan telah terdiagnosis sebagai presbiastasis, mampu dan mau menjawab kuisioner Dizziness Handicap Inventory (DHI), penderita menyetujui untuk mengikuti pelatihan terapi rehabilitasi vestibular setiap hari selama 15-20 menit dalam 6 minggu, dengan minimal 24 kali, dan mempunyai pendamping saat pelatihan. Studi observasi longitudinal (pre dan posttest) dengan menghitung dan menganalisis skor kuesioner DHI. Pengukuran dilakukan 2 kali yaitu sebelum TRV dan sesudah TRV. Analisis data dilakukan dengan paired T test dan Wilcoxon signed rank test.

Terapi rehabilitasi vestibuler terdiri dari lima latihan, yang pertama latihan sakkadik, penderita duduk dan melihat kartu di tangan yang silih berganti dilakukan selama 15-20 kali. Latihan visualtracking dilakukan dengan posisi duduk, jari telunjuk diletakkan 25cm di depan hidung, penderita memfokuskan penglihatan ke jari telunjuk sambal menggelengkan kepala, dilakukan 15-20 menit. Latihan keseimbangan saat berdiri, berdiri dengan kaki mengatup bersama, kedua tangan menyentuh dinding lalu bergantian dilepaskan dari dinding. Latihan memutar bola, penderita berdiri tegak, kedua lengan memegang bola dan di putar sementara mata penderita difokuskan kepada gerakan bola. Latihan terakhir ialah berjalan menyilang, penderita berjalan menyilangkan kakinya dan mempertahankan posisinya selama 5 detik, hal ini diulangi 15-20 menit.

Kesimpulan dari penelitian tersebut bahwa terapi rehabilitasi vestibuler setiap hari selama 15-20 menit dalam 6 minggu, dengan minimal 24 kali dapat memperbaiki gangguan keseimbangan pada penderita presbiastasis. Hal ini ditandai dengan pengurangan skor DHI yang signifikan.

Penulis:  Etty Sekardewi, Achmad Chusnu Romdhoni, Haris Mayagung Ekorini 

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat dari tulisan kami di : https://www.orli.or.id/index.php/orli/article/view/349 The Dizziness Handicap Inventory questionnaire scores before-and-after vestibular rehabilitation therapy of presbyastasis patients

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).