Percepat Penyembuhan Keradangan Pulpa Gigi Menggunakan Epigallocatechin-3- Gallate Hidrogel Teh Hijau

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh suara com

Indonesia termasuk negara dengan angka kejadian masalah gigi dan mulut yang tergolong tinggi yaitu sebesar 57,6% , angka karies gigi mencapai 4-5 gigi per-orang, dan 93% anak Indonesia mengalami masalah gigi dan mulut (Riskesdas 2018). Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2010, keradangan pulpa atau pulpitis berada pada posisi ketujuh dari sepuluh penyebab rawat jalan terbanyak di rumah sakit di Indonesia, dan menduduki peringkat yang tertinggi dibandingkan dengan perawatan gigi lainnya. Pulpitis merupakan peradangan pada pulpa, dan salah satu penyebabnya adalah trauma sehingga menyebabkan terbukanya atap pulpa gigi yang berhubungan dengan pulpa gigi, sehingga terjadi keradangan. Pulpitis yang disebabkan trauma seringkali terjadi karena kesalahan iatrogenik berupa penggunaan bur yang kurang terarah dan terlalu dalam  saat preparasi kavitas  gigi sehingga menyebabkan atap pulpa gigi terbuka yang mengakibatkan inflamasi pulpa gigi. Pada proses keradangan, sel neutrofil yang merupakan sel imun pertama yang menuju jejas dan dominan didapatkan dalam 24-36 jam setelah terjadi jejas.

Sel neutrophil berperan untuk menghilangkan iritan serta jaringan yang rusak melalui proses fagositosis. Namun jika neutrofil menetap pada jaringan yang terkena jejas, maka akan menghambat proses perbaikan jaringan atau penyembuhan. Setelah 1-2 hari, neutrofil akan mengalami apoptosis melalui fagositosis oleh makrofag, selanjutnya mengarah pada pembersihan neutrofil dari jaringan dan pelepasan sel antiinflamasi dan sitokin reparatif. Peningkatan apoptosis neutrofil pada keradangan dapat mempersingkat terjadinya proses keradangan serta meminimalisasi terjadinya kerusakan 

Perawatan kedaruratan pulpitis di klinik saat ini menggunakan eugenol dengan konsentrasi hingga 74,3%. Eugenol merupakan komponen fenol dari minyak cengkeh (Eugenia caryophyllata),dan struktur eugenol memiliki satu gugus –OH (fenol) yang akan berikatan dengan Reactive Oxygen Spesies (ROS), termasuk NO yang berperan dalam meningkatkan migrasi neutrofil menuju jaringan yang terkena jejas melalui vasodilatasi pembuluh darah. Eugenol diketahui dapat meringankan gejala pulpitis hingga 92% dan digunakan untuk perawatan sementara pasien pulpitis sebelum mendapatkan perawatan saluran akar. Namun oleh karena konsentrasi tinggi maka dapat bersifat sitotoksik dan dapat menyebabkan kematian lokal serta menghambat penyembuhan. Dengan mempertimbangkan efek samping tersebut, perlu dicari  bahan lain dengan efek samping minimal.

Pada penelitian ini kami menggunakan  epigallocatechin-3-gallate (EGCG) dari teh hijau oleh karena kandungan polifenolnya  terbanyak yaitu sekitar 50-80% dari total katekin. EGCG memiliki delapan gugus –OH, sehingga diharapkan lebih efektif dalam menangkap radikal bebas sehingga  menurunkan jumlah sel neutrofil pada hari kedua setelah trauma sehingga dapat mempercepat  proses penyembuhan serta mencegah keradangan berkelanjutan yang dapat mengakibatkan kematian pulpa gigi. Penelitian ini bertujuan menganalisis konsentrasi EGCG hidrogel topikal yang optimal untuk menurunkan jumlah sel neutrophil. 

Penelitian ini menggunakan hewan coba tikus Wistar sebagai model sehingga diperlukan persyaratan pengelolaan hewan coba saat perlakuan sampai pengorbanan sesuai dengan Animal Ethics, dan telah dinyatakan laik etik oleh Komisi Kelaikan Etik Penelitian Kesehatan (KKEPK), Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Airlangga dengan surat kelaikan etik No. 412/HRECC.FODM/VI/2019. Penelitian ini menggunakan 20 ekor tikus Wistar (Rattus norvegicus), jantan, usia 2.5 bulan, dengan berat badan ± 220–300 gram. Riset dilakukan pada gigi molar pertama rahang atas sebelah kanan. Dan untuk memodelkan keradangan pulpa gigi dengan cara dibuat lubang sampai perforasi atap pulpa. Riset dibagi  4 kelompok yaitu kelompok tanpa pemberian EGCG yaitu kelompok kontrol, dan kelompok yang diberi EGCG yaitu kelpmpok P1, P2 dan P3. Aplikasi EGCG bertujuan untuk mempercepat proses penyembuhan,  maka  pada masing-masing kavitas kelompok P1, P2, dan P3 diberi EGCG hidrogel 60 ppm, 90 ppm, dan 120 ppm selama 2 hari.

Pada hari kedua tikus dikorbankan, selanjutnya  dibuat sediaan HPA dari gigi tersebut untuk menghitung jumlah sel neutrophil pulpa gigi dari  tiap kelompok. Temuan riset ini membuktikan bahwa paparan EGCG pada kavitas gigi selama 48 jam didapatkan rerata jumlah sel neutrophil pulpa gigi pada kelompok kelompok kontrol (K) sebesar 11, pada kelompok perlakuan 1 (P1), sebesar 11,  pada kelompok perlakuan 2 (P2), sebesar 7,2, pada kelompok perlakuan 3 (P3) sebesar 6,2. Hasil analisis membuktikan ekstrak EGCG konsentrasi 90 ppm efektif menurunkan jumlah sel neutrofil pulpa gigi tikus Wistar yang mengalami keradangan. Penurunan sel neutrophil berbanding lurus dengan penurunan proses radang pulpa gigi, sehingga dengan konsentrasi 90ppm mampu mempersingkat proses penyembuhan pulpitis.

Penulis: Kun Ismiyatin, Ari Subiyanto, Michelle Suhartono, Paramita Tanjung Sari, Olivia Vivian Widjaja, Ria Puspita Sari

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di: 
https://e-journal.unair.ac.id/MKG/article/view/18745 Kun Ismiyatin, Ari Subiyanto, Michelle Suhartono, Paramita Tanjung Sari, Olivia Vivian Widjaja, Ria Puspita Sari (2020) : Efficacy of Topical Hydrogel Epigallocatechin-3-gallate against Neutrophil Cells in Perforated Dental Pulp. Dent J (Majalah Kedokt Gigi) 53 (2), June 2020 : 88-92 http://dx.doi.org/10.20473/j.djmkg.v53.i2.p88-92

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).