Program Peer Educator sebagai Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba untuk Remaja

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Edulogy.id

Remaja merupakan kelompok yang unik sehingga pendekatan untuk meningkatkan kesehatan remaja perlu dilakukan secara unik juga. Pada usia remaja, seseorang akan mengalami banyak hal baru terutama dalam lingkungan sosialnya. Tuntutan sebagai individu yang menuju kedewasaan mengharapkan remaja mampu untuk mengambil keputusan yang tepat menyangkut segala aspek kehidupannya. Di lain pihak ada pula tuntutan untuk mematuhi semua keputusan yang dibuat untuk mereka dari guru, dari orang tua dan dari orang-orang dewasa lain di sekitarnya. Hal ini membuat remaja mengalami kecenderungan untuk mengalami stress yang akan berdampak pada kesehatannya.

Di saat seperti itu remaja banyak bergantung pada reman sebaya dalam mendapatkan masukan serta saran tentang bagaimana mengambil tindakan. Hal tersebut yang menjadi dasar pembentukan program sebaya (peer educator) diterapkan di sekolah mulai dari SD sampai SMA juga pada perguruan tingi. Program peer educator menempatkan remaja sebagai insan yang terampil secara sosial dalam menyampaikan pesan kepada temannya tertutama menyangkut peningkatan kesehatan remaja.

Program peer educator di sekolah SMA pada saat ini sudah tidak aktif sejak tahun 2014, jika masih ada program peer educator di SMA terbatas pada kegiatan yang dilakukan oleh berbagai instansi diluar sekolah. Jadi peran sekolah hanyalah mengirimkan siswanya untuk berpartisipasi dalam pelatihan tersebut. Padahal, sekolah diharapkan dapat secara aktif menjalankan program peer educator ini terutama dengan tingginya ancaman terhadap penyalahgunaan narkoba terutama di Jawa Timur yang mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Artikel yang berjudulAttitudes of High School Students towards Reactivation of Peer Counselor program to Prevent Substance Use in Surabaya melakukanidentifikasi terhadap 10 sekolah di 5 wilayah di Surabaya (Timur, Barat, Selatan, Utara dan Pusat) dengan total 854 siswa SMA/SMK yang menjadi respondennya. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk menunjukkan gambaran sikap para siswa terhadap ide pengaktifan kembali program peer educator di sekolah mereka. Artikel ini akan menunjukkan pada pembaca seberapa paham siswa tentang program peer educator ini dan apakah mereka setuju jika program tersebut dilakukan di sekolah masing-masing.

Ada empat variabel yang dibahas dalam artikel ini, yaitu behavioral belief, outcome evaluation, attitude dan intention. Keempat variable ini akan dapat memberi gambaran yang utuh bagaimana kepercayaan siswa terhadap program peer educator dan penilaian mereka terhadap output program akan mendasari sikap mereka untuk mengaktifkan kembali program peer educator di sekolah. Artikel ini juga mengulas lebih jauh tentang niat para siswa untuk berpartisipasi dalam program peer educator jika sekolah mereka mengadakan program tersebut.

Artikel ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi para stakeholder terkait untuk menghidupkan kembali program peer educator secara terpadu bagi siswa SMA/SMK. Hal ini akan dapat membantu remaja untuk secara mandiri mengatasi masalahnya sendiri secara tepat dan pada saat yang bersamaan menjadi sumber informasi bagi teman mereka yang membutuhkan.

Penulis: Ira Nurmala
Informasi detail dari tulisan ini dapat dilihat pada: https://produccioncientificaluz.org/index.php/utopia/article/view/33516/35369

Nurmala, I., Rachmayanti, R.D., Muthmainnah, Pertiwi, E.D., Harris, N.. (2020). Attitudes of High School Students towards Reactivation of Peer Counselor program to Prevent Substance Use in Surabaya. Utopia y praxis Latinoamericana, 25(6), 134-143.

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).