Peran Perpustakaan Desa untuk Meningkatkan Literasi Informasi Masyarakat Pedesaan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Banjarmasin Post

Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia melalui kebiasaan membaca. Gerakan literasi informasi juga dilakukan di pedesaan. Perpustakaan pun ikut ambil bagian dalam kegiatan ini. Banyak komponen yang sudah dilibatkan untuk meningkatkan literasi informasi, namun hasilnya belum maksimal. Berita di Kompasian online menyebutkan bahwa Indonesia memiliki lebih dari 250.000 perpustakaan yang tersebar di seluruh nusantara, sayangnya hanya 10% yang berjalan efektif, bahkan sebagian perpustakaan tidak berjalan dan akhirnya ditutup. Sementara itu di Jawa Timur, data yang diperoleh dari Perpustakaan dan Kearsipan menyebutkan bahwa Jawa Timur memiliki 3.135 perpustakaan desa dari total 8.501 desa. Perpustakaan desa juga berusaha menyesuaikan dengan jaman, dimana teknologi informasi dan komunikasi berkembang pesat. Misi Perpustakaan desa salah satunya adalah untuk meningkatkan literasi masyarakat guna memberdayakan masyarakat yang lebih berkualitas. Ketika setiap bagian masyarakat memiliki kemampuan literasi informasi, maka akan banyak keuntungan yang dapat mereka peroleh untuk kehidupan sehari-hari. Tidak hanya itu, keterampilan literasi juga dibutuhkan dalam lapangan kerja. Hal terpenting dalam keterampilan literasi informasi adalah pembelajaran seumur hidup, oleh karena itu keterampilan literasi harus dimiliki oleh masyarakat, dari masyarakat kelas atas sampai masyarakat kelas bawah.

Penelitian dilakukan di 3 perpustakaan desa di Kabupaten Jombang yaitu desa Tondowulan Karanglo dan Podoroto. Perpustakaan ini dikendalikan oleh Perpustakaan Umum Kabupaten Jombang. Jombang merupakan salah satu kota di Jawa Timur yang memiliki kawasan pedesaan yang luas dan berprestasi berkat kerja kerasnya dalam meningkatkan kesadaran literasi informasi di masyarakatnya. Pengukuran literasi informasi masyarakat didasarkan pada 6 indikator menurut UNESCO (2008) yaitu definisi dan artikulasi kebutuhan informasi.  Ketika individu memiliki definisi dan artikulasi atas informasi tersebut, maka mereka mengetahui informasi apa saja yang mereka butuhkan, sehingga beberapa kesalahan dalam proses mencari informasi dapat diminimalisir. Selanjutnya, kemampuan mencari informasi lokasi dan mengakses informasi yang dibutuhkan bermanfaat untuk mempercepat proses pencarian. Pengaksesan informasi merupakan salah satu strategi yang digunakan untuk mencari informasi, baik yang bersumber dari dalam bentuk digital maupun dari sumber tercetak, mencarinya sendiri-sendiri atau meminta bantuan kepada orang lain.

Tidak hanya itu, hal yang terkait adalah kemampuan menilai informasi yang ditemukan, apakah informasi tersebut sesuai dengan informasi tersebut atau tidak. Pengkajian juga dilakukan untuk mengetahui kebenaran dari informasi sebelumnya yang mereka gunakan sebelumnya. Ini penting karena informasi produksi yang benar atau salah, digabungkan menjadi satu. Setiap kali dan individu melakukan penilaian terlebih dahulu, maka mereka dapat memperoleh probabilitas jika mereka menggunakan informasi yang benar atau salah. Selanjutnya, kemampuan individu dalam mengorganisir informasi yang telah ditemukan. Kemampuan ini memiliki peran yang besar dalam hal suatu informasi yang terorganisir dengan baik, oleh karena itu proses penemuan kembali informasi menjadi lebih mudah dan cepat. Pengorganisasian informasi meliputi proses penyimpanan informasi sehingga penyimpanan menjadi hal yang penting untuk diupayakan hingga pemberian label pada informasi tersebut. Kemudian kemampuan menggunakan informasi yang ditemukan. Kemampuan ini merupakan salah satu hal yang penting karena informasi yang ditemukan lebih dari satu dan tidak jarang informasi yang ditemukan terlalu banyak. Ini dapat membantu dalam memilih informasi yang akan kita gunakan, apakah informasi yang ditemukan akan menggunakan semua, atau cukup menggunakan sedikit informasi. Terakhir, kemampuan melakukan komunikasi atas informasi pasti yang ditemukan. Ini mengkomunikasikan suatu informasi kepada orang lain, dilakukan secara etis dan legal, sehingga tidak menimbulkan masalah. Informasi yang ditemukan tidak akan menjadi milik pribadi, tetapi juga dibagikan kepada orang lain. Perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasi yang semakin maju membuat proses semakin mudah dan cepat, sehingga masyarakat dapat mengakses informasi lebih cepat untuk menentukannya, baik atau buruk. 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan masyarakat desa di Jombang melakukan pendefinisian dan artikulasi kebutuhan informasi, mengetahui lokasi dan cara mengakses informasi yang dibutuhkan, menilai informasi yang ditemukan, mengorganisir informasi yang ditemukan, menggunakan informasi yang ada. ditemukan dan disimpan serta mengkomunikasikan dan menggunakan informasi secara etis. Artinya masyarakat desa sudah memiliki tingkat literasi yang tinggi. Perpustakaan desa berperan meningkatkan literasi informasi di masyarakat pedesaan adalah menyediakan wadah untuk berbagai kegiatan positif seperti pelatihan keterampilan hidup dasar, lokakarya komputer, dan sebagainya. Penelitian juga menunjukkan bahwa secara keseluruhan masyarakat desa di Jombang telah menggunakan teknologi dalam kesehariannya dalam mencari informasi untuk menyelesaikan masalah baik dari segi pekerjaan, sekolah maupun lainnya. Hanya kelompok usia lanjut yang tidak menggunakan teknologi, sedangkan kelompok usia lainnya sudah terbiasa menggunakan teknologi.

Pustakawan dan staf perpustakaan desa harus mengetahui bagaimana literasi informasi masyarakat mempengaruhi kebutuhan pengguna. Apabila perpustakaan desa telah mengetahuinya, maka perpustakaan dapat meningkatkan kualitas pelayanannya kepada masyarakat. Begitulah cara perpustakaan dapat disebut sebagai perpustakaan berorientasi pengguna. Lebih lanjut, peningkatan  kompetensi dan kapasitas pustakawan adalah hal yang sangat diperlukan. Dengan demikian, layanan perpustakaan yang baik sesuai dengan kondisi masyarakat sebagai pengguna perpustakaan desa akan terwujud. 

Penulis: Endang Fitriyah Mannan

Artikel selengkapnya bisa di akses di https://digitalcommons.unl.edu/libphilprac/3542/
Mannan, Endang Fitriyah Mrs, “The Role of Village Libraries to Improve Information Literacy in Rural Communities” (2019). Library Philosophy and Practice (e-journal). 3542.

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).