Uji Sitotoksisitas Ekstrak Kulit Buah Naga Merah

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh IDN Times

Kita pasti tahu buah naga, dengan isinya yang berwarna merah dan rasanya manis. Buah naga dengan nama latin adalah Hylocereus polyrhizus, merupakan tanaman tropis dan banyak dijumpai di Indonesia. Kandungan buah naga yang kaya akan vitamin C dan E, serta polifenol, karoten, dan betacyanin, menjadikan para peneliti mengeksplorasi khasiat dari buah ini sebagai antioksidan. Diet tinggi antioksidan dapat membantu mencegah penyakit kronis seperti penyakit jantung, kanker, diabetes dan radang sendi. Bagaimanan dengan kulitnya, mengingat yang dikonsumsi oleh masyarakat adalah bagian buahnya? Apakah dengan dibuang begitu saja, dengan kata lain menjadikan sebagai produk limbah? Ternyata kulit buah naga juga diyakini oleh masyarakat memiliki khasiat seperti buahnya, sehingga bagian buah dan kulit dari buah naga termanfaatkan. Namun demikian, untuk menjadikan kulit buah naga memiliki khasiat secara ilmiah, harus dilakukan penelitian-penelitian. Hal ini menjadikan adanya bukti ilmiah yang mendasari pemanfaatan kulit buah naga, sekaligus menjadi terstandar.

Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) merupakan salah satu bahan alam yang kaya akan kandungan zat fitokimia antara lain fenol, asam asetat dan asam format,selain itu juga ditemukan flavonoid, tannin dan saponin. Dari penelitian sebelumnya telah terbuktekstrak kulit buah naga ini mempunyai daya antibakteri terhadap Staphylococcus aureus, E.Coli dan Candida albicans. Hal ini disebabkan zat antimikroba yang terdapat pada ekstrak kulit buah naga yaitu fenol, asam asetat,dan asam format. Penelitian lain juga membuktikan bahwa ekstrak n-heksan, kloroform dan etanol kulit buah naga merah memiliki aktivitas antibakteri pada bakteri Gram positif dan Gram negative.Hasilpenelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus)  dapat dimanfaatkan sebagai bahan alternative untuk mencegah infeksi pada luka post ekstraksi.

Bahan alam yang akan digunakan sebagai obat lokal yang kontak dengan rongga mulut harus bersifat tidak toksik, tidak mengiritasi, dan harus mempunyai sifat biokompatibilitas baik oral maupun sistemik. Sebagai upaya pengembangan kulit buah naga sebagai tanaman berkhasiat obat, maka diperlukan uji sitotoksisitas ekstrak kulit buah naga terhadap sel fibroblas secara in vitro. Salah satu metode untuk menguji sitotoksisitas suatu bahan adalah dengan uji enzimatik dengan menggunakan pereaksi Methyltiazolyldiphenyl-tetrazolium bromide (MTT) assay. Dasar uji ini adalah dengan mengukur kemampuan sel hidup berdasarkan aktivitas mitokondria dari kultur sel. Pengamatan toksisitas terhadap sel fibroblas dalam kultur ini dapat digunakan sebagai salah satu parameter untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan paparan suatu substansi, termasuk efek sitotoksitasnya.

Sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kultur sel fibroblas yang diambil dari Baby Hamster Kidney (BHK-21) yang dikembangkan dengan jumlah biakan per plate 2×105 sel /cm3 permukaan kultur. Sample akan diberikan perlakuan pemberian ekstrak kulit kulit buah naga (Hylocereus Polyrhizus) dengan konsentrasi 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, 100%. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa ekstrak Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus). Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa ekstrak kulit buah naga (Hylocereus polyrhizus) sampai dengan konsentrasi 50% menurut Freshney (2010) dikategorikan tidak toksik karena hasil perhitungan jumlah sel yang hidup lebih dari 60%, selanjutnya pada konsentrasi diatas 60% makin meningkat jumlah kematian sel,dan pada konsentrasi 100% sisa sel yg hidup hanya tinggal 20%. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) tidak menyebabkan toksik pada kultur sel fibroblast sampai dengan konsentrasi 50%.

Penulis: Dr. Hendrik Setia Budi, drg., M.Kes

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di: http://www.ijpronline.com/ViewArticleDetail.aspx?ID=17317

Wisnu Setyari Juliastuti, Hendrik Setia Budi, Dinda Akhlakul Karimah.In Vitro Cytotoxicityof Dragon Fruit Extract (Hylocereus polyrhizus) on FibroblastCell Culture. International Journal of Pharmaceutical Research. 2020; 12(4):1395-1400.

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).